#Seminggu Kemudian
Pagi hari Lita memijat pelipisnya yang terasa sakit ia masih berbaring di ranjangnya, dan sementara itu Aswin tengah mengenakan stelan kerjanya bersiap pergi ke kantor.
"Yakin kamu gapapa aku tinggal?" tanya Aswin yang khawatir.
"Ya aku gapapa, jangan khawatirkan aku" ucap Lita yang masih memijat pelipisnya.
"Aku bilang mama ya, biar panggil dokter buat periksa kamu" ucap Aswin.
"Gak usah aku gapapa, nanti juga sudah baikan lagi" tolak Lita.
"Yakin kamu" tanya Aswin dan Lita pun menganggukkan kepalanya.
"Ya sudah aku tinggal ke kantor ya" ucap Aswin sembari mengecup kening dan bibir Lita.
"Hati-hati kamu" ucap Lita.
"Hm ya" gumam Aswin.Tiba di kantornya Aswin pun menghadapi keributan beberapa karyawannya, karyawannya yang protes atas pemutusan hubungan kerja secara sepihak dikarenakan krisis yang melanda ekonomi perusahaannya.
"Bagaimana ini pah?" ucap Aswin, dari lantai atas kantornya ia melihat keadaan didepan gedung kantornya ratusan karyawan berdemo.
"Bagaimana lagi Win, ini satu-satunya jalan yang harus kita tempuh, tidak mungkin bagi kita masih memperkerjakan mereka, dengan keadaan perusahaan yang sudah tidak bergerak lagi, memangnya mereka mau bekerja tanpa menerima gajih" ucap Samuel.
"Mereka tulang punggung pah, mereka bekerja untuk memberi makan anak istri dan orang tuanya, bagaimana hidup mereka nantinya kalau sudah tidak ada pekerjaan lagi" ucap Aswin.
"Mereka bisa buka usaha sendiri atau bekerja diperusahaan lain" ucap Samuel lagi.
"Papa seperti tidak tau saja betapa sulitnya sekarang mencari pekerjaan" ucap Aswin mendesah.
"Lalu mau bagaimana lagi, tak ada jalan lain lagi Win" ucap Samuel. "Calon mertuamu apa mereka benar-benar tak bisa dihubungi" tanya Samuel.
"Lita saja gak tau bagaimana cara menghubungi orang tuanya pah, mereka benar-benar tidak bisa dihubungi" ucap Aswin.
"Ya Tuhan bagaimana ini, calon besan bahkan tidak bisa menolong perusahaan papa" Samuel benar-benar terpuruk menatap perusahaannya yang berada diambang kehancuran.
"Oh papa tau siapa yang bisa menolong kita, Alvaro" sambung Samuel lagi.
"Maksud papa om Alvaro papanya Salma sahabat Lita?" tanya Aswin memastikan.
"Kamu benar, cepat minta Audy untuk mengatur pertemuan dengannya" ucap Samuel dan Aswin pun menuruti perintah sang papaLalu tak lama Audy sang sekretaris menginformasikan bahwa Alvaro menyetujui rencana pertemuan dan besok harilah rencananya.
---
Baru saja Aswin memasuki rumahnya pulang dari kantor, ia disambut senyum manis dari Lita.
"Gimana kamu, sudah mendingan?" tanya Aswin sembari menaiki anak tangga menuju kamarnya dengan memeluk erat pinggang Lita.
"Seperti yang kamu lihat, aku baik-baik aja" ucap Lita.
"Syukurlah" ucap Aswin lega.
"Malam ini jalan yuk, kumpul sama anak-anak dan pulangnya" bisik Aswin sembari memasuki kamarnya.
"Hm boleh" ucap Lita tersenyum.
"Oh ya bagaimana kantor, apa sudah ketemu jalan keluarnya?" tanya Lita.
"Audy sudah mengatur pertemuan dengan om Alvaro dan besok rencananya kami akan bertemu" ucap Aswin.
"Oh begitu, semoga om Alvaro bisa membantu ya yank" harap Lita.
"Amin" ucap Aswin sembari mengecup bibir Lita.Malam hari keduanya sudah rapi dan keduanya menuruni anak tangga.
"Kalian mau kemana kok rapi?" tanya Maudy yang melihat Aswin dan Lita sudah rapi.
"Mau makan diluar mah sekalian mau main sama teman-teman" ucap Lita.
"Oh ya sudah hati-hati kalian, jangan pulang mabuk ya" Maudy mengingatkan.
"Iya mah" ucap Aswin.Aswin dan Lita berkumpul bersama beberapa sahabatnya di sebuah cafe terbuka.
"Akhirnya dua sejoli ini datang juga" ucap Michelle.
"Apa kabar lo?" ucap Lita.
"Baik gue" sahut Michelle.
"Kaya aura pengantin baru ya wajahnya Lita" ledek Gisel.
"Apaan sih lo" ucap Lita tertawa.
"Happy banget sepertinya lo" ucap Salma yang juga berada di sana.
"Iya dong" ucap Lita tersenyum.
"Dan gue pastikan kebahagiaan lo gak bakal lama lagi Lit, lo boleh ketawa dan bermanja sama Aswin malam ini tapi enggak untuk esok hari" ucap batin Salma.Sementara itu di meja yang lain para lelaki tengah berbicara.
"Jadi gimana perusahaan lo?" tanya Chris suami Michelle yang juga sahabat Aswin.
"Ya begitulah para karyawan demo gak terima di PHK, dan semoga besok ada jalannya" ucap Aswin.
"Amin" sahut sahabatnya yang lain.
"Eh ngomong-ngomong Lita kan udah tinggal bareng lo nih, udah lo apain aja" bisik Andre menggoda.
"Lo pikir aja sendiri, laki-laki dan perempuan tinggal disatu atap yang sama sekamar pula bohong banget kalau lo dan Lita gak ngapa-ngapain, ngaku lo Win" ucap Rian sahabat Aswin, sementara itu Aswin hanya tertawa.
"Lo ketawa berarti lo mengiyakan" ucap Rian tertawa nyaring.
"Setan, ternyata bisa juga lo" ucap Andre.
"Lo pikir gue impoten gak bisa" omel Aswin sembari menghisap rokoknya.
"Jadi gimana Lita, lo yang pertama apa udah..." tanya Rian sahabatnya.
"Guelah yang pertama" ucap Aswin dengan bangganya.
"Enak tuh, masih sempit" ucap Andre yang juga menghisap rokoknya.
"Jangan lupa pengaman biar gak kebobolan" ucap Chris mengingatkan.
"Kita main aman bro" ucap Aswin.
"Baguslah" ucap Chris.Hampir larut malam para sahabat itu barulah membubarkan dirinya, Aswin dan Lita memasuki mobilnya.
"Jadi ke hotel?" tanya Lita, ia memeluk lengan kekar Aswin yang kini membelai pahanya.
"Jadilah, aku sudah booking kamar" bisik Aswin.
"Yank fokus aku gak mau mati konyol" ucap Lita pada Aswin yang saat ini sedang mengemudi, sementara tangan pria itu tengah membelai paha bagian dalamnya.
"Eh itu ada minimarket masih buka, kita mampir sebentar" ucap Aswin.
"Mau beli apa" tanya Mila.
"Ada deh" bisik Aswin.Tak lama pria itu kembali dengan beberapa kotak 'pengaman' dengan berbagai macam rasa. Setibanya di hotel mereka langsung diantarkan menuju kamar yang telah dipesannya, dan begitu mengunci pintunya Aswin segera melepas bajunya menyisakan celana dalamnya saja.
"Aku cuci muka dulu" ucap Lita.
"Jangan lama, aku sudah gak sabar" ucap Aswin yang tak sabar.
"Iya tuan mesum" ucap Lita tertawa.Tak lama Lita keluar dari kamar mandi dengan handuk putih yang melilit tubuhnya.
"Sayang" Lita memeluk Aswin dari belakang.
"Mau rasa apa dulu?" tanya Aswin sembari memperlihatkan beberapa kotak 'pengaman' yang tadi dibelinya di minimarket.
"Jeruk boleh juga" sahut Lita.
"Pasangkan" ucap Aswin memberikan kotak kecil itu pada Lita.Keduanya menyatu menikmati malam indahnya tanpa tau apa yang akan terjadi esok hari.
♥♥♥
22/2/2018
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG TERBUANG
FanfictionHubungan yang sudah terjalin cukup lama hancur seketika saat kedua orang tua memilihkan jodoh dengan alasan menyelamatkan perusahaan.