CYT 5

7.9K 652 18
                                    

Di ruang meeting Aswin, Samuel dan Alvaro duduk bersama membicarakan masalah yang tengah dihadapi perusahaan Aswin dan Samuel.

"Jadi bagaimana apa om bisa membantu kami?" tanya Aswin setelah menjelaskan persoalannya.
"Bisa" ucap Samuel tersenyum.
"Beneran om bisa?" tanya Aswin sumringah.
"Ya benerlah tapi ada syaratnya" ucap Alvaro.
"Apa syaratnya? apa pun itu akan kami penuhi" ucap Samuel.
"Yakin kalian akan melakulannya? yakin bisa memenuhi permintaanku?" tanya Alvaro menatap Kevin dan Samuel bergantian.
"Yakin om, apa pun itu akan kami lakukan demi perusahaan" ucap Aswin bersemangat.
"Jadi syaratnya... begini putriku..." ucap Alvaro.
"Maksud om Salma?" tanya Aswin.
"Kamu sudah mengenalnya Aswin... baguslah kalau kamu sudah mengenalnya" ucap Alvaro.
"Tentu Aswin mengenalnya, Salma adalah sahabat Lita calon istri Aswin, bukan begitu Win" ucap Samuel pada putranya.
"Ya benar mereka bersahabat, lalu apa hubungannya kerja sama kita dengan Salma om?" tanya Aswin.
"Saya ingin kamu menikahi putri saya sebagai syaratnya" ucap Alvaro dan tentu membuat Aswin dan Samuel terkejut bukan main.
"Apa om? apa om tidak salah?" ucap Aswin kaget dengan syarat yang diajukan Alvaro.
"Kamu tau sendiri Alvaro kalau Aswin sudah bertunangan dengan Lita sahabat Salma putrimu" ucap Samuel.
"Ya aku tau mas, tapi aku ingin Aswin menikahi putriku, Salma sudah lama memendam cinta untukmu Aswin tapi dia menahan diri selama ini" ucap Alvaro.
"Tapi om tau sendiri aku sudah bertunangan dan akan segera menikah dengan Lita" ucap Aswin.
"Batalkan pernikahanmu itu dan nikahi putriku kalau kalian ini perusahaan ini bangkit kembali" ucap Alvaro menekan Aswin dan Samuel.
"Tapi om..." ucap Aswin.
"Tidak ada penawaran Aswin, aku permisi mas... oh ya aku tunggu kabar baik dari kalian bila ingin perusahaan ini bangkit lagi" ucap Alvaro dan ia pun pergi meninggalkan ruang meeting itu.

Aswin terdiam sembari mengusap wajahnya kasar, ia menatap sang papa.

"Bagaimana ini pah?" ucap Aswin.
"Entahlah Win papa juga bingung, tapi kita gak punya jalan lain lagi" ucap Samuel.
"Maksud papa apa?" tanya Aswi menatap sang papa.
"Kamu pikir sendiri apa maksud papa, kamu mau menyetujui syarat yang diberikan om Alvaro atau mau membiarkan perusahaan ini gulung tikar dan membiarkan ribuan orang harus kehilangan pekerjaannya?" ucap Samuel ia pun juga berdiri pergi meninggalkan ruang meeting.

Aswin pun ikut pergi dari ruang meeting dan ia kembali ke ruangannya, pria itu menggeram marah dan berteriak.

"Aaarrggghhhhh...." Aswin berteriak kesal didalam ruang kerjanya, meluapkan keresahan hatinya.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang?" Aswin menghempaskan pantatnya di kursi kerjanya. "Haruskah aku menyetujui syarat itu dan menikahi Salma? atau... membiarkan perusahaan ini hancur dengan banyak pegawai yang akan menjadi pengangguran?" gumam Aswin, ia tertunduk menitikkan airmatanya.
"Tapi aku juga gak mungkin meninggalkan Lita, aku sangat mencintainya dan gak ingin kehilangan dia" gumam Aswin.

Tiba di rumahnya Aswin disambut senyum manis Lita.

"Kok mukanya ditekuk gitu?" ucap Lita sembari membantu sang tunangan melepas jasnya.
"Aku cape" ucap Aswin yang melangkah menuju kamarnya.
"Aku siapkan air hangat ya buat kamu mandi" ucap Lita begitu masuk kamar.
"Hm, kamu gimana? masih suka pusing dan mual gak?" tanya Aswin saat sudah di kamarnya.
"Enggak sih" sahut Lita.
"Sebentar aku siapkan air buat kamu mandi" ucap Lita.
"Sayang, duduk sini dulu" panggil Aswin saat Lita akan menuju kamar mandi.

Aswin menepuk tepi ranjang meminta agar Lita duduk disampingnya.

"Ada apa?" tanya Lita sembari duduk ditepi ranjang.
"Aku... aku..." ucap Aswin tergagap.
"Apa?" tanya Lita.
"Aku mencintai kamu" ucap Aswin, ia melabuhkan bibirnya di bibir Lita menumpahkan segenap rasa cintanya, ia merasa tak sanggup untuk mengatakan apa yang diucapkan oleh Samuel papa dari sahabat tunangannya itu.
"Aku juga sayang dan cinta banget sama kamu" ucap Lita.
"Kalau umpanya ada yang minta kita berpisah apa yang akan kamu lakukan?" tanya Aswin sembari mengusap bibir Lita yang basah akibat ciumannya.
"Husst ngomong apa sih kamu yank, ucapan adalah doa, gak boleh bicara sembarangan" omel Lita.
"Umpanya yank, jawab dong" ucap Aswin lagi.
"Aku gak mau, aku akan memperjuangkan kamu dan gak ada kata perpisahan untuk kita" ucap Lita mantap.
"I love you yank" bisik Aswin tepat dibibir Lita, dan tanpa dirasa air matanya jatuh.
"Kamu kenapa sih kok nangis? kok kamu hari ini jadi aneh seperti ini?" ucap Lita sembari mengusap pipi Aswin.
"Gapapa aku gapapa" ucap Aswin yang kemudian kembali melabuhkan bibirnya dibibir Lita, sebuah ciuman hangat yang diberikan Lita dan mulai membangkitkan gairah keduanya.

Kegiatan panas pun terjadi di sore itu, keduanya saling menyalurkan nafsunya dengan saling bergumul di ranjang, tubuh keduanya berpeluh akibat kegiatan panas yang dilakukannya. Aswin memeluk erat Lita usai kegiatan panasnya.

"Ya Tuhan apa yang harus aku lakukan gak mungkin aku meninggalkan perempuan ini, perempuan yang aku cintai ini" ucap batin Aswin.

---

Lita tidur lebih awal usai makan malam ia langsung masuk kamar sementara itu Aswin tengah berbicara serius dengan kedua orang tuanya di ruang kerja mencari jalan keluar dari masalah perusahaan yang tengah mereka hadapi. Maudy yang sudah mengetahui masalah yang tengah dihadapi perusahaannya ikut bergabung bersama suami dan anaknya di ruang kerja.

"Jadi apa yang harus Aswin lakukan pah?" tanya Aswin dengan wajah penuh beban, ia benar-benar dilema.
"Apa pah" tanya Maudy pada suaminya.
"Papa juga bingung mah" ucap Samuel.
"Kalau menerima kontrak itu sama dengan menyetujui pernikahan dengan Salma dan kamu harus meninggalkan Lita nak, tapi kalau menolak perusahaan akan hancur dan banyak pekerja yang jadi pengangguran" ucap Maudy.
"Bingung mama Win" sambung Maudy yang juga ikut berpikir keras.
"Menikahlah dengan Salma dengan begitu perusahaan akan selamat dari kehancuran" ucap Samuel.
"APA?! enggak pah, Aswin gak bisa, gak mungkin Aswin meninggalkan Lita" ucap Aswin marah.
"Kamu menikah dengan Salma dan kamu gak harus meninggalkan Lita, kalian masih bisa berhubungan dibelakang Salma" ucap Samuel.
"Pertanyaannya sekarang, apa Lita mau diposisikan menjadi yang kedua? semua perempuan gak ada yang mau jadi yang kedua pah" ucap Maudy. "Terlebih Lita, diposisinya yang sekarang sebagai orang nomer satu di hati putra kita dan harus bergeser tempatnya menjadi yang kedua, mama yakin dia gak akan mau" ucap Maudy.
"Lalu apa yang harus kita lakukan mah" ucap Samuel.
"Entahlah mama juga bingung" ucap Maudy yang segera berdiri meninggalkan ruang kerja.

♥♥♥

Part selanjutnya bisa kalian baca di aplikasi KBM (sudah tamat)

Kalian juga bisa beli PDF di 082352214834

Atau bisa download ebooknya di google playstore

💜💜💜

23/2/2018

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 25, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CINTA YANG TERBUANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang