Story 1 - Believe Me Part 2

4.5K 518 177
                                    

Happy Reading! ^^


Semua ini berawal dari lima tahun yang lalu. Saat itu Jungkook dan Taehyung baru saja pulang dari 'daddy and son time', mereka tidak menemukan Jimin dimana-mana. Hampir saja ia menelpon polisi kalau ia tidak juga kunjung menemukan istrinya.

Tapi aksinya dihentikan oleh suara Jimin dan seseorang yang berasal dari kamar mereka. Disusul dengan suara desahan tertahan. Dan saat ia membuka pintu, ia melihat Jimin yang terlentang di atas kasur dengan wajah merah, meracau serta mendesah tidak karuan. Di atas tubuhnya terdapat seorang namja yang ia kenal sebagai rivalnya, sekaligus sahabat sang istri. Kim Namjoon.

Jungkook tidak bergerak di tempatnya, bahkan sampai keduanya mencapai kepuasan mereka, Jungkook hanya diam. Bodoh memang, ia ingin sekali memukuli Namjoon, membunuhnya kalau bisa. Tapi ia sadar betul kalau dirinya tidak boleh melakukan itu semua karena ada Taehyung disana.

Tunggu dulu, Taehyung? Ayah muda itu menepuk jidatnya kencang. Kenapa ia bisa lupa kalau ada Taehyung bersamanya? Ia menoleh ke samping, mendapati wajah anaknya yang tidak jauh berbeda dengannya. Dengan segera ia menutup mata Taehyung dan membawanya pergi dari sana. Pergi dari tempat yang menjadi bukti perselingkuhan istrinya, ibu dari anaknya.

Lamunan Jungkook buyar saat mendengar Jimin terbatuk. Darah mengalir dari bibirnya. Apakah ia sudah keterlaluan?

Namja berumur tiga puluh enam itu ingin sekali menolong istrinya itu, memeluknya, mengucapkan kata maaf karena sudah menyakitinya. Tapi mulutnya kelu, langkahnya terasa begitu berat. Rasa sakit hatinya begitu besar. Sampai-sampai rasa cintanya tertutup oleh amarah.

"Uhuk! K-Kumohon biarkan bayi ini hidup....hanya ini permintaanku," masih dalam posisi yang sama, meringkuk sambil memeluk perutnya, Jimin mendongak ke atas. Ini kali duanya ia memohon pada suaminya. Dan ia harap kali ini pun Jungkook akan memberikan belas kasihnya.

"Kau memohon padaku demi anak selingkuhanmu itu?! Kau sungguh tidak tahu malu, Park Jimin!"

"Hiks, ini anakmu, Jungkook ah, ini anak kita!" Jimin sedikit menaikkan intonasi bicaranya. Air mata bercucuran membasahi wajah pucatnya. Ia merangkak sampai di depan Jungkook dan memeluk kaki suaminya itu erat. "Dan kau berharap aku percaya padamu? Setelah apa yang kau lakukan padaku?" suara Jungkook terdengar tenang, tapi Jimin sangat mengenal suaminya, ia pasti tengah menahan emosinya kini.

Jimin bangkit dari tempatnya dengan susah payah, punggungnya sungguh sangat sakit. Begitu kedua kakinya menapak, ia meraih kedua tangan Jungkook dan menempelkannya pada perutnya yang masih datar.

"Aku tahu, sebesar apapun usahaku untuk membuktikan kalau aku tidak bersalah hanya akan berbuah percuma, karena pada kenyataannya memang aku bersalah. Tapi kau perlu tahu, Jungkook ah. Aku tidak pernah mengkhianati pernikahan kita, aku hanya mencintaimu," tidak ada balasan dari Jungkook, jadi Jimin melanjutkan. "Hanya kurang dari tujuh bulan bayi ini akan lahir, dan setelah itu kau bebas menentukan apakah aku tetap harus keluar dari rumah ini atau tidak,"

Jimin memeluk suaminya itu dengan sangat erat, mencengkram kaos di bagian punggungnya, bentuk permohonannya. "Aku mohon, hanya tujuh bulan,"

Lima menit, dan setelahnya terdengar suara desahan panjang Jungkook. "Baiklah, aku akan membiarkanmu melahirkan anak itu, tapi setelah itu, jika anak itu terbukti bukan anakku, aku bersumpah akan menceraikanmu saat itu juga," Jimin tersenyum. Ini sudah lebih dari cukup. Ia akan membuktikan segalanya, mengembalikan keluarga kecilnya yang bahagia kembali. Yah, walau itu harus menukarnya dengan nyawanya.




























Jimin tersenyum di depan kaca. Hari ini adalah check up terakhirnya sebelum menunggu hari persalinan. Namja manis itu tengah memakai daster longgar yang di padukan dengan sweater merah berbulunya. Ia sangat senang. Karena ini adalah kali pertama dan terakhirnya Jungkook akan menemaninya check up.

KookMin Story Collection - Hurt & AngstTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang