0.4

32 12 5
                                    

Previous chapt :

Ingin rasanya Hwall tersenyum saat itu juga, tetapi ia tahan karna tiba-tiba ia melihat air mata yang jatuh membasahi pipi mulus gadis itu.

.
.

Next chapt 0.4 :

.
.
.

"Ke-kenapa kamu menangis Tania?"

Ucap hwall, sambil mencoba menghapus air mata yang tadi membasahi pipi mulus Tania.

Tetapi, Tania hanya menatap nya balik. Disaat ia menatap Hwall balik, tak jarang suara isakan tangis masih terdengar disana.

Ia mencoba menenangkan dirinya, diambil nya nafas dalam-dalam dan dibuangnya perlahan ke udara. Hingga akhirnya ia pun bersuara..

"Se-seharusnya...hiks..a-aku yang be-bertanya padamu. Ke-kenapa kau terdiam dan menatapku seperti itu, ka-kau membuatku takut dengan tatapan tajam mu itu. H-Hwall.."

Dengan susah payah Tania mencoba menjelaskan pada Hwall, alasan mengapa ia menangis.

Tetapi Hwall hanya menatapnya sambil sibuk menghapus air mata itu.
Disaat Tania ingin melanjutkan kalimatnya.

tiba-tiba hwall yang berada di depan nya itu langsung menghentikan nya, dengan mengecup lembut kening nya.

Chup~

Tak lama kemudian, Hwall menjauhkan wajahnya dan berkata..

"Maaf...maafkan aku, jika aku tadi sempat membuat mu takut padaku"

Ucapnya dengan tatapan hangat yang teduh. terdengar nada penyesalan disana, tetapi Tania hanya menjawabnya dengan anggukan pelan.

Suara isakan tangis yang tadi terdengar kini mulai tenang. Perlahan Tania menurunkan kedua tangan Hwall, yang tadi di tangkupkan pada wajahnya.

Dilihatnya kini Hwall yang tengah tersenyum, dengan maksud untuk menghiburnya kembali. Tetapi, Hwall lagi-lagi kembali memecah suasana dengan suaranya.

"Bisakah, mulai saat ini kau memanggil namaku bukan dengan sebutan dokter.."

Ucapnya dengan kedua mata yang masih setia menatap Tania.

Gadis itu pun sedikit mendongakan kepala nya, yang kemudian menangkap lekat manik coklat tua milik Hwall.

Tak lama gadis itu kembali menunduk, saat ia tahu bahwa sedari tadi Hwall masih setia menatapnya.

"Hmm..a-akan ku u-usahakan, do-dokter..ehh-..H-Hwall maksudnya.."

Dengan nada canggung yang terbata-bata, dapat terlihat dengan jelas bahwa Tania bersusah payah untuk mengatakan kalimat tersebut.

Hwall tersenyum menahan tawanya. Yang kemudian ia balas sambil mengelus lembut puncak kepala Tania.

"Tak apa, nanti juga kau terbiasa.. Jangan terlalu dipaksakan, mengerti Tania.."

Ucapnya dengan nada rendah khas seorang Heo Hyunjoon dengan lembut. Kemudian..

Chup~

Hwall kembali mengecup sekilas kening Tania, setelahnya ia pun melirik sekilas kearah jam tangan miliknya.

Tak lama, ia pun menjauhkan wajahnya dan tubuhnya. Agar dapat terlihat jarak diantara mereka, tidak sedekat jarak yang tadi.

Sementara, Tania gadis yang baru saya dikecupnya mesra di kening walau hanya sekilas masih diam mematung. Menatapnya dengan tatapan bingung.

"Kalau begitu, aku pergi dulu. Ada banyak pekerjaan di rumah sakit, jaga dirimu baik-baik ya Tania.."

Setelah mendengar perkataan Hwall. Seketika ia tersadar dari kondisinya yang tadi diam mematung. Ia pun menahan tangan Hwall, yang tadi sudah berbalik badan memunggungi nya.

Hwall pun kembali menoleh menatap Tania, ia kembali tersenyum.

"Apa ada yang ingin kau katakan, Tania?"

Tania mencoba meyakinkan dirinya, sebelum akhirnya ia mulai bicara..

"Hmm..i-itu, a-aku cuma mau bilang.. hati-hati h-hwall. Mmm..jangan mengebut dijalan ya.."

Baiklah, kini Tania harus mengakui betapa sulitnya untuk hanya sekedar berbicara dengan Hwall.

Dengan susah payah dan malu-malu ia menjawab pertanyaan Hwall. Sedangkan, Hwall yang mendengar itu untuk pertama kalinya pun hanya dapat memasang raut wajah bahagia.

Lalu setelahnya, Hwall pergi berlalu begitu saja, tanpa sempat menutup pintu kamarnya kembali.
.
.
.

.
.

Next or no?
Voment jangan lupa ya. Feedback kalian sungguh berarti buat ku ^^.
.
.

.
.
.

[𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠] Anchored to love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang