0.5

9 6 9
                                    

Previous short story :

Dengan susah payah dan malu-malu ia menjawab pertanyaan Hwall. Sedangkan, Hwall yang mendengar itu untuk pertama kalinya pun hanya dapat memasang raut wajah bahagia.

Lalu setelahnya, Hwall pergi berlalu begitu saja, tanpa sempat menutup pintu kamarnya kembali.
.
.

Next story :
.

Tanpa mengatakan apapun, Hwall berlalu pergi begitu saja. Tania yang melihat tingkah laku Hwall, hanya dapat mengukirkan sebuah senyum dari kejauhan.

Ia pun kembali menatap keluar jendela, dilihatnya Hwall yang melangkah pergi dengan sebuah mobil dari pekarangan rumah nya.

Dari jendela itulah, ia dapat melihat banyak kegiatan diluar sana. Tak lama ia merenung, Tatkala memikirkan perasaan nya.

"Maafkan aku Hwall.."
Gumam nya di dalam hati.

Disaat ia, sedang sibuk menatapi pergi nya Hwall dengan mobil itu. Tiba-tiba seorang pelayan mengetuk pintu kamar nya yang tadi masih terbuka.

Tok...tok...tok...
.
.

.
Tak lama, Tania pun menoleh ke sumber suara dan mendapati seorang pelayan pria yang sedang berdiri di depan sana.

"Ada apa, Mr.kim??"

Tanya Tania kepada pelayan itu tanpa basa-basi. Pelayan pria, yang mendengar hal itu pun langsung dengan sigap menjelaskan Maksud kedatangan nya.

"Saya kesini, hanya mau mengingatkan bahwa sudah waktu nya minum obat nona."

Ucap pelayan itu.

"Hanya itu, Mr.kim?? Ya sudah kalau begitu. Terima kasih karna sudah mengingatkan"

Ucap Tania yang langsung menatap kembali kearah jendela.

Teringat akan suatu hal yang menunggu di sebrang sana, tak lama pelayan itu pun kembali berbicara.

"Nona, saya ingin bilang bahwa tadi tuan muda sangyeon kakak Anda menelpon. Dan saya sudah sambungkan telpon nya ke telpon di kamar Anda nona"

Ucap pelayan itu lagi,

"Benarkah itu, kalau begitu terima kasih informasinya Mr.kim. oh ya, sebelum kamu benar-benar pergi. Bisakah, aku minta tolong padamu untuk menutup pintu kamar ku."

Ucap Tania pada pelayan itu.

"Baiklah nona, kalau begitu saya permisi"
Ucap pelayan itu pada Tania, tak lupa ia menutup pintu kamar Tania.

Tania pun menyungging kan sebuah senyum, dengan sedikit berlari-larian kecil ia pun berjalan menuju telpon rumah di kamar nya yang berada di meja kecil dekat tempat tidur nya.

Saat sudah mendaratkan tubuh nya untuk duduk di tepi kasur, ia pun langsung meraih gagang telpon itu. Tak lama Tania pun langsung berbicara lewat telpon itu.

"Ha-halo apa ... ini benar kak sangyeon ??"

Hening, itulah yang dapat ia dengar dari sebrang sana. Tetapi, Tania tetap menunggu jawaban dari sebrang sana.
.
.

.
.
Lama tak dengar, balasan jawaban dari sebrang sana Tania pun mulai khawatir. Ia khawatir kalau kakak nya sudah mematikan telpon nya, ataukah ini hanya sebuah telpon iseng.

Ia masih menunggu, sambil berkutat dengan pikiran nya. Sampai sebuah suara menghilangkan rasa khawatir nya.

"Tania, hahahahaha ... kau pasti sedang khawatir sekarang. Maaf ya, sudah membuatmu khawatir. Aku tadi sengaja tidak langsung menjawab telpon mu"

Astaga, ternyata ia sengaja tadi. Sejak kapan aku punya kakak kayak gini.

Shit,
Padahal kamu sedari tadi sudah khawatir dan berniat untuk segera menutup telpon kalau tadi itu benar telpon iseng.
.
.

.
.
.

Helloo i' am back ^^
Maaf baru bisa update sekarang,
Karna aku baru aja selesai Ukk dan sekalian menyambut hari libur  jadinya aku baru bisa buka wattpad sekarang.
.
.

Oh iya, sebelumnya saya mau bilang
Selamat menunaikan ibadah puasa buat yang berpuasa ^^.

.
.

.
.

Jangan lupa vote dan komen nya. Minta bintang di bawah pliss.
.
.

[𝐎𝐧 𝐆𝐨𝐢𝐧𝐠] Anchored to love youTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang