CHAPTER 2

37 5 10
                                    

Fyuh...

Benar-benar melelahkan membersihkan kandang itu. Terlebih lagi mendengar celotehan para kentaur itu.
Aku berjalan menyusuri kios-kios makanan. Mataku terus mencari kios langganan yg selalu berpindah-pindah setiap harinya.

Ah! Itu dia. Kios dengan tatanan kuno dengan patung kucing yg membawa koin emas didepan toko. Menambah kesan kuno ditoko itu. Aku berjalan memasuki toko itu, dan tampak seorang nenek-nenek sedang minum teh di meja kasir.

"Kudengar kau kabur lagi tadi malam." ujar nenek itu dengan suara serak yang khas.

Aku menelan ludah.
Bagaimana dia mengetahuinya?

"Bagaimana aku mengetahuinya? Kau tau berita itu sudah tersebar luas di seluruh desa."

Yang benar saja. Bagaimana itu bisa? Tunggu dimalam aku ketahuan dan dihukum malam itu, kedua makhluk itu pasti ada disana. Tresa dan Trion. Penyebar berita update di desa sihir. Pasti mereka yang memberitau semuanya.

"Jadi,apa kau akan pergi lagi malam ini?"ujar nenek itu sambil menyesap tehnya.

"Tentu. Aku belum sempat berterima kasih padanya. Dan...
Emm... Nenek bisakah kau meminjamkan jubah itu... Aku mohon."

Dia menghela napas panjang. Dan meletakkan gelas tehnya.

"Tidak bisa. Sekalipun aku ingin. Jubah itu hanya ada satu didunia ini. Aku tidak bisa mengambil resiko untuk meminjamkannya padamu."

"Ah... Nenek akan susah melewati naga itu. Aku yakin dia tidak akan mengizinkan ku lewat."

"Ya,terserah. Itu masalahmu anak muda!"

***
Aku berjalan gontai menuju rumah.Bagaimana caranya aku keluar gerbang? Aku ingin melihat laki-laki itu lagi.

Ah,kalau dipikir-pikir lagi aku belum tau namanya.
Sesampai dirumah,aku langsung masuk kekamarku. Dan merebahkan diri ke tempat tidur empukku.
Malam ini cara apapun akan kugunakan untuk melewati gerbang Itu!

***
Malam semakin larut, aku berjalan mengendap-endap. Aku mencoba untuk tidak menimbulkan suara sedikitpun.
Aku menutup  pintu rumah dengan sangat pelan.
Aku berlari secepat mungkin ke arah gerbang dan bersembunyi di balik pohon yg tidak jauh dari gerbang.

Sial kenapa naga itu tidak tidur. Aku terus mengintai,tiba-tiba ada yang menepuk pundakku. Aku merinding seketika,tidak mungkin hantu. Itu tidak mungkin.

Aku memberanikan diri untuk melihat kebelakang dan hampir menjerit. Sebelum tangan itu menutup mulutku.

"Sssstt."

"A...Alice? Apa yg kau lakukan disini?"

"Aku? Oh,tentu saja untuk membantumu."

Membantuku?
Tidak biasanya,dia mau membantuku.
Pasti ada udang di balik batu.

"Tidak mungkin,kau pasti punya niat yg terselubung!"

"Well,ku rasa kau benar. Aku penasaran kenapa kau sebegitu inginnya pergi keluar sana."

"Jadi...apa maumu?"

"Aku bantu kau,kau bantu aku."

"Maksudnya?"

"Cih,lelet seperti biasanya. Dengar ya Stella,aku yakin kau pasti tidak bisa melewati gerbang itu..."

Aku menganggukkan kepala.

"... Dan aku,butuh kau untuk sampai didesa manusia. Aku yakin kali ini kau membawa peta, yang kau curi dari tim spedizione."

"Ba...bagaimana kau tau,kalau aku mencurinya dari sana."

a witch and humanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang