Ingatan itu Menyakitkan

24 13 7
                                    

Ingatan itu seakan merasuki jiwa dan pikiranku.

*****

Mimpi ialah bunga bagi setiap orang ketika tidur. Namun terkadang mimpi itu tak diinginkan.

Sama dengan Ara yang belakangan ini terus saja bermimpi akan sosok seseorang di masa lalunya. Ia tak ingin mengingat sosok itu, yang datang dalam kehidupannya dulu.

"Ara.. Sayang.. Bangun!" perintah Bunda yang sejak tadi berusaha membangunkan putrinya dengan menggoyang - goyangkan tubuh Ara.

"Hhh.." Ara bangun dengan nafas seperti orang dikejar maling. Keringat dingin menyelimuti tubuh Ara pagi itu.

"Ara.. Kamu kenapa? Sakit?" tanya Bundanya memasang ekspresi khawatir.

"Ehh.. Enggak kok Bun. Ara cuman nggak enak badan aja kayaknya."

"Yaudah kamu istirahat aja ya di kamar.. Atau mau ke dokter dulu hm??" ucap Bunda perhatian.

"Nggak usah Bun. Tidur aja juga entar enakan kok" jawab Ara dengan bibir yang dipaksakan untuk tersenyum.

"Yaudah.." ucap Bunda yang hendak meninggalkan Ara sendiri di kamarnya.

Sekarang hening yang dirasakan Ara setelah sang Bunda menutup pintu kamar. Ada pikiran yang terlintas diotak Ara.

Ara menyambar handphone yang ada di sampingnya dengan cepat. Seperti sedang mengecek notif apa saja yang masuk.

Ternyata pesan yang diharapkan Ara tak ada. Siapa lagi kalau bukan dari pesan misterius semalam yang masih mengganggu pikiran Ara.

"Huftt..." karena sebal Ara membuang handphonenya ke sembarang tempat di atas ranjang.

Merasa kecewa Ara berfikir untuk tidur, karna dia juga sedang tak enak badan.

*****

"Hiss.. Mana sihh kok nggak diangkat." ucap cewek yang sejak bel istirahat tadi hanya mondar mandir di depan kelasnya. Cewek itu Larissa.

"Ara sakit Saa!!" teriak Alisya dari kejauhan berlari ke arah Larissa.

"Hahh!! Kata siapa??"

"Tadi gue ketemu Bunda Ara di depan gerbang.. Truss nitip surat katanya Ara sakit." jawab Alisya yang masih terengah engah kayak habis ikut lomba lari marathon.

"Hh.. Kok nggak ngabarin sih!!" ucap Larissa sebal.

"Heh.. Yang namanya orang sakit tuh nggak mikir mau ngabarin siapa taukk!!" ujar Alisya dengan tatapan sinisnya.

"Hehe.. Iya yaa.. Lupa" Larissa nyengir kuda kayak orang nggak punya dosa.

"Ara sakit yaa??" tanya cewek yang tiba tiba nongol entah dari mana datangnya. Siapa lagi kalo bukan Adel.

"TELAT!!!" ucap Larissa dan Alisya bersamaan. Yang begitu saja meninggalkan Adel yang masih melongo gaya cengohnya itu.

"Kok bisa barengan yaa?" tanya Adel yang mulai mengejar ketika menyadari dua sahabatnya sudah berjalan menjauh dari nya.

*****

Ara's Pov

'Kok gue kepikiran dia terus yaa..'

"Dorr.. Hei Ara siang bolong gini kok ngelamun mikirin siapa hayyoo.." siapa lagi kalau bukan Bunda dengan jurus menggodanya itu.

"Hihh Bunda apaan sihh.. Nggak mikirin siapa siapa kok. Cuman kepikiran aja sama tugas sekolah Ara." jawabku melahap makan siangku yang sedari tadi perasaan nggak habis habis.

Mendengar ocehanku Bunda malah ketawa.
"Gimana udah baikan?" tanya Bunda dengan sisa tawanya.

"Udah agak baikan Bun.." sambil berdiri hendak membawa piringku ini ke tempat mencuci piring.
"Bun, Ara ke kamar ya.."

"Iya.. Jangan sampek ketiduran ya.. Bentar lagi sholat asar.." perintah Bunda yang hanya ku balas dengan sebuah anggukan.

*****

Di kantin sekolah, mengisi waktu jam istirahat Vidya dan Radit makan.

Mereka memilih duduk di bangku pojok.

"Dit.. Tipe cewek yang lo suka kayak gimana?" tanya Vidya tiba tiba setelah memesan semangkuk bakso juga dengan es tehnya.

"Kenapa tiba tiba nanya gitu? He? Lagi suka ama cewek? Siapa?"

"Engga. Cuman nanya.. Kalo nggak mau jawab yaudah diem." ucap Vidya cuek dan mulai melahap baksonya.

"Menurut gue.. Tipe cewek yang gue suka itu pastinya cantik.. Manis.. Pinter.. Baik hati.. Imut.. Pokoknya beda. Nggak kayak cewek di kelas." jawab Radit.

"Malaikat kalikk."

"Gue seriussan!" ucap Radit memukul lengan Vidya cukup keras. Namun Vidya hanya nyengir tak bersalah.

"Habis ini mau balik ke kelas ato gimana?" tanya Radit disela sela makan mereka.

"Ngamen per kelas kalo mau." jawab Vidys dengan nada yang sepertinya serius atau hanya perasaan Radit.

"He?"

"Balik aja." ucap Vidya lagi, lalu berdiri hendak masuk ke kelasnya mengabaikan Radit yang masih disana.

"Taekk luhh!!" umpat Radit berlari ke arah Vidya yang sejak kemarin meninggalkannya.

'Sebenernya beneran juga kagak napa napa.. Malah gue bisa nemuin si Rara. Ck. Gue emang payah.. Harusnya gue ikutin dia kemaren. Btw ini emang perasaan gue atau Rara emang nggak masuk yaa' batin Vidya.

"Anjir.. Main tinggal aja lo ya!!" ucap Radit dengan nada terengah kyak habis dikejar maling.
"Diajak omong diem aja lagi!!"

"Hm?" ucap Vidya ling lung.

"Okee.. Fix dari tadi gua nggak dianggep." Radit meninggalkan Vidya yang masih terlihat ling lung di belakang.
"Rasain tuhh rasanya ditinggalin." Radit mulai bicara sendiri.

"Aneh tuh orang." Vidya geleng - geleng kepala melihat tingkah sahabat barunya itu.

*****

Haluuu👋
Kembali lagi dengan saya.. (Hehe udah bosen nyapa pake kata Hai😂)

Gua ingetin terus buat vote and comment kalian😥 (Ga bakal bosen😳)
Pliss..  kasihh vote and comment kalian yaks..

Salam sayang dari Ara😘
Annyeong..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 06, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ARantau ❤Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang