Kejutan Untuk Sabiya

3.1K 355 15
                                    

Setelah sekumpulan kakak tingkat meninggalkan kelas, teman teman Sabiya langsung ramai berkumpul. Sibuk membicarakan berbagai persiapan malam keakraban yang sebentar lagi akan datang.

Setelah sebelumnya mengikuti berbagai kegiatan alur kaderisasi, lusa adalah salah satu peresmian dari jurusan, tradisi tiga hari dua malam dan setelahnya label mahasiswa baru akan hilang, berganti dengan mahasiswa Akuntansi yang sesungguhnya.

"Sabiya, kalau besok malam teman teman nginep di kos kita gimana? Sebagian di kamarmu, sebagian di kamar ku?" Tanya Laras akhirnya menghampiri Sabiya.

Sabiya mengangguk, masih asik menatap layar handphone-nya.

"Kamu gapapa kan, Sabiya?" Laras menghampiri Sabiya, mulai khawatir.

"Gapapa kok, Ras." Jawab Sabiya, berusaha tersenyum.

"Hari ini mau kemana? Kumpul dengan anak anak fakultas sebelah lagi?"

Sabiya diam saja, memilih menatap tumpukan berkas di meja, membiarkan Laras membacanya satu persatu.

"Kamu ikut Dari Yogya Ke Dunia?"

"Doain ya, hari ini gue wawancara."

"Ini keren banget. Semangat, Sabiya!" Laras memeluk singkat.

Sabiya tersenyum. Kata Altan, selain aktif pada kegiatan sosial dan dakwah, Naka adalah pengurus tetap dari organisasi itu. Dari Yogya, Ke Dunia. Organisasi non-profit pengembangan kepemimpinan pemuda terbesar di Yogyakarta. Isinya berbagai kegiatan dari mulai pertukaran pelajar, pengenalan budaya dengan mahasiswa asing, latihan kepemimpinan dan berbagai kegiatan lainnya yang tidak kalah berkualitas.

Salah satu organisasi dengan daya saing yang ketat, peminatnya banyak, bisa lolos berkas saja sudah merupakan pencapaian.

Sebenarnya ada satu lagi kegiatan yang Naka ikuti,

"Tan, serius? Ga ada kegiatan lain?" Tanya Sabiya sambil berkali kali membaca brosur organisasi, sudah pesimis.

"Ada sih, satu lagi." Jawab Altan setelah meneguk es tehnya yang baru saja datang.

"Apa? Kasih tau gue, Tan! Gue mau ikut, apapun itu."

"Sepakbola Universitas."

"Ha?!"

"Gimana, mau?"

Perbicangannya dengan Altan beberapa hari yang lalu, hingga akhirnya Sabiya mantap untuk berjuang lagi. Semangatnya untuk bertemu Naka belum selesai.

"Semangat banget sih Bi, semester satu ikut macem-macem."

Sabiya tersenyum, ia juga tidak menyangka usahanya sebegininya, padahal jika ia mau, bisa saja ia langsung menemui Naka di Fakultas Hukum, menunggu kelasnya selesai dan langsung mengajaknya berbicara. Sayangnya, Sabiya tidak mau. "Gue berangkat duluan ya, Ras."

"Hati-hati, Sabiya." Laras melambaikan tangan.

****

Man Jadda Wa Jada

Barang siapa bersungguh-sungguh pasti akan mendapatkan hasil

Bibir Sabiya tersenyum membaca notes  di pintu, ada plastik berisi dua kota susu di ganggang pintu yang sudah Sabiya ketahui siapa pengirimnya.

"Makasih ya, Ras!" Pekik Sabiya, lalu masuk ke Kamar. Berkali kali Sabiya katakan tidak menyukai rasa coklat, dan berkali kali Laras katakan sangat menyukai rasa coklat, jadi siapapun yang memberikan susu coklat, Sabiya sudah hafal di luar kepala, tidak meleset sedikitpun.

Lakuna : Aku, Dia dan LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang