Alana

1.8K 241 36
                                    

"Cal, tolong gendong sebentar ya." Naka memberikan Alana pada Calvin, ia mendekati Sabiya. "Kamar mandi di mana ya, Bi?"

"Oh, itu lurus terus belok kanan. Nanti ada tulisannya kok."

"Oke, makasih ya."

Sabiya mengangguk, ia kembali menatap Alana yang sudah tertidur pulas. "Ummi, Calvin. Kita ke meja di sana yuk." Ajak Sabiya.

"Kasian Alana kalau digendong sambil berdiri begitu, biar Calvin juga ngga capek." Tambah Sabiya.

Calvin mengangguk, menuruti Sabiya. Ia yakin Sabiya pasti mengharapkan penjelasannya, apalagi dengan melihat Alana hari ini.

"Kalau gitu, Sabiya duluan ya ummi dan Calvin. Sabiya harus nemenin kak Rayyan." Pamit Sabiya tersenyum.

"Bi," Panggil Calvin membuat Sabiya menoleh. Belum melanjutkan perkataannya, Calvin langsung menyerahkan telepon genggamnya pada Sabiya. "Handphoneku sempat hilang, jadi semua kontak hilang. Aku minta nomermu."

Sabiya mengangguk, tidak butuh waktu lama untuk memberikan nomernya. Lalu ia benar-benar meninggalkan Calvin dan umi Aisyah.

***

Hampir satu minggu setelah pernikahan Rayyan dan Hana. Sabiya belum berhenti memikirkan Alana.

Seperti pagi ini, piring yang sudah kosong masih Sabiya adu dengan sendok, ia sejak tadi melamun.

"Bi,"

"Hm?" Jawab Sabiya, bersamaan dengan lamunannya yang buyar.

"Minggu depan sementara Naka tinggal bareng kita. Dia baru pindah kerja di Jakarta, jadi selagi mencari rumah baru, dia akan tinggal di sini."

Sabiya ber-oh ria, ini sangat tidak terduga. Raut wajahnya bahkan sudah tidak bisa terlihat terkejut lagi, ia hanya menelan salivanya kuat-kuat. Membayangkan apa jadinya serumah dengan Naka.

"Biya duluan kak." Kata Sabiya hendak meninggalkan meja makan.

"Bi?"

"Mana piringnya? Minta dicuciin kan?" Tebak Sabiya.

"Kamu baik-baik aja?" Tanya Rayyan seperti memahami sesuatu.

Sabiya mengangguk pelan, "Iya kak."

"Bener?"

"Ngga 100% sih." Kata Sabiya jujur.

"Bi, kalau kamu keberatan, biar aku dan mas Rayyan carikan Naka tempat lain ya?"

Sabiya menggeleng, "Ngga gitu kok mba. Ngga apa-apa kok."

Hana menatap Rayyan sebentar, merasa tidak enak. Ia baru-baru ini mengetahui hubungan Naka dan Sabiya di masa lalu.

"Sabiya ke kamar ya." Pamit Sabiya kali ini benar-benar pergi.

***

Assalamu'alaikum

Wa'alaikumussalam, mba?

Sabiya udah pulang?

Baru aja kelas selesai. Ini biya lagi masukin gambar anak-anak

Hari ini kamu ada acara?

Ngga ada mba, ada apa mba? Mba Hana mau Sabiya temenin?

Bukan aku, tapi Naka

Naka?

Hari ini dia datang, keretanya Insya Allah satu jam lagi. Kamu bisa tolong jemput?

Sabiya diam, ia melamun.

Biya?

Eh, iya mba?

Lakuna : Aku, Dia dan LakunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang