02. Usaha Menjadi Jomblo Mulia

2.2K 72 1
                                    

Pacaran itu haram, dalam Islam tidak ada Pacaran?

DEGG!!! Ketika mendengar mengenai materi tentang masalah cinta ini, aku bingung. Menurutku ini masalah yang tersulit karena mengenai perasaan. Sulit karena pada saat itu aku tengah menjalani aktivitas yang haram itu. Pada saat mendapat materi ini, aku bener-bener bingung bagaimana memulai berbicara dengannya. Sudah diberi tahu solusinya, tapi hati benar-benar sulit menerimanya. Aku lupa bagaimana kisah detailnya. Kurasa aku benar-benar bilang putus, tapi hubungannya tetap sama. setelah acara pesantren kilat selesai selama seminggu, kita ditanya siapa yang akan lanjut mengaji. Dan aku salah satu yang memutuskan untuk lanjut mengaji. Yaa selama mengaji bersama MHTI ini, aku semakin mengerti tentang Islam.Tapi apakah kalian tahu, aku masih pacaran pada saat itu, sulit sekali terlepas dari hubungan ini. Jadi disatu sisi aku tetap mengaji disisi lain aku tetap bermaksiat.

Hatiku benar-benar tak tenang pada saat itu. Harus memilih salah satu, mau maksiat-maksiat sekalian. Mau berubah harus berubah sekalian menyeluruh, jangan setengah-setengah.

Tapi akhirnya aku memutuskan untuk putus, pertama yang kulakukan hapus nomor hp.y walaupun percuma karena ku sudah hapal nomornya. Yang kedua yang kulakukan minta pengertian dia, bahwa aku ingin berubah menjadi wanita sholihah, jadi minta bantuan dia untuk tidak menghubungiku lagi dan berkata padanya untuk saling menguji kesetiaan. Jika kamu benar-benar mencintaiku, maka kamu pun akan berubah dan memperbaiki diri lalu akan memintaku pada orang tuaku ketika telah siap untuk ke jenjang yang lebih serius yang dihalalkan Allah (pernikahan).

Kalian tahu, aku berbicara seperti itu, itu sakit banget, aku yang sudah terbiasa komunikasi dengannya, tiada hari tanpa sms atau telefon dari dia. Tapi aku berfikir lagi bahwa aku melakukan ini untuk kebaikan kita berdua, untuk menjaga diri kita berdua, untuk lebih mendekatkan diri pada Allah. Bukankah Lebih baik Meninggalkan sesuatu karena-Nya daripada meninggalkan-Nya karena sesuatu.

Dia adalah mantan pertamaku, kami menproklamasikan hubungan haram itu kelas 1 SMK semester ke 2, dan berakhir karena aku memutuskan untuk berhijrah kelas 3 SMK semester dua kayanya, hubungan ini sudah terjalin 2 tahun lebih, just having fun. Yaa Allah betapa banyak dosa yang telah ku tumpuk dengannya karena hubungan haram itu. Dia itu temen sekolahku, sekelas bahkan. Bisa dibayangkan bagaimana proses move on bisa berhasil ketika setiap hari bertemu di kelas. Tapi akhirnya bulan Mei kayanya dia pergi karena di panggil bekerja disebuah perusahaan di Tangerang, sambil menunggu ijazah keluar. Alhamdulillah tidak bertemu lagi, tapi sakit juga karena tiada lagi sosok yang ku lirik-lirik lagi. Aku memang berbicara kepadanya untuk tidak menghubungiku lagi, tapi aku berharap dia tak menurutinya karena aku menunggu dia sms atau telfon aku, sepi sekali rasanya.

Berkali-kali aku menyadarkan diriku, berkali-kali pula hatiku berontak sakit sekali. Aku berusaha menyibukkan diri, dengan membaca buku, membantu nenek, melakukan hal apapun yang terpenting jangan biarkan aku sendiri dan melamun karena akan mengakibatkan aku kepikiran lagi padanya.

Ketika acara perpisahan sekolah bulan Juni akhir, ku dengar dia pulang dari Tangerang dan pastinya aku kembali bertemu dengannya, aku merasa belum siap karena perasaan itu belum sepenuhnya netral walau sudah 2 bulan aku tak bertemu dengannya. Pada saat acara perpisahan itu, ya aku dan dia hanya diem-dieman, hanya memandanginya dari jauh. Aku sudah berhijab, ketika perpisahan teman-temanku menggunakan kebaya dan bermake up cantik-cantik hanya aku sendiri yang menggunakan jilbab dan kerudung lebar. Teman-temanku yang dulu awal ikut berhijrah satu persatu gugur. Malu rasanya ketika aku sudah berhijab namun hatiku masih berzina dengan berangan-angan tentangnya. Ku ingatkan kembali pada diriku bahwa aku berhijab karena wajib, karena Allah yang memerintahkan, untuk masalah hati dan akhlak itu murni karena kesalahanku karena belum bisa mengendalikannya.

Tiba-tiba dia mendatangiku dan menanyakan kabarku. Yaa Allah apa yang harus aku lakukan hatiku bergemuruh tak jelas. Ku tarik nafas dan berusaha bersikap biasa saja. Ku jawab biasa dan bertanya balik, terjadi komunikasi singkat. Dan dia meminta untuk berfoto bersama, aku bingung namun aku mengiyakan dan aku tarik salah satu temenku untuk ikut jadi tidak berfoto berdua melainkan bertiga.Terlihat kecewa di wajahnya, aku hanya berkata maaf dalam hati.

Hari itu adalah hari pertama dan terakhir setelah 2 bulan tak bertemu, karena esoknya aku pergi ke Magelang untuk bekerja. Aku berharap disana dapat berubah lebih baik, karena dapat suasana baru, aku dapat dengan mudah melupakannya. Namun apa yang terjadi tidak sesuai harapan. Dia jadi sering menghubungiku, dan aku tak tegas aku pun masih meresponnya. Itu terjadi kisaran seminggu, aku kembali bicara padanya untuk stop menghubungiku. Dan iya mengiyakan lagi.

Setelah sekian lama hampir satu bulan tak mendengar kabarnya. Tiba-tiba ada salah satu temenku sms padaku. Menanyakan dia padaku, aku jawab bahwa aku sudah tak bersamanya lagi dan tak tahu kabarnya. Dan temenku mengatakan pantas saja sekarang dia tengah dekat dengan wanita lain, yang tak lain adalah adik kelasku. DEGG!!! Bagai tersambar petir di siang bolong, sakit sekali rasanya. Aku menangis, saat bekerja pun menjadi tak konsentrasi. Akhirnya aku memutuskan menanyakan langsung padanya. Namun dia mengaku hanya berteman saja, saat ku tanyakan pada adik kelasku itu, memberikan jawaban yang ambigu. Kenapa semuanya seolah-olah mempermainkan perasaan aku. Semua temanku mengatakan bahwa dia memang telah jadian dengan adik kelasku itu, bahkan saat aku stalking FB dia, statusnya pun seperti tengah jatuh cinta. Tambah sakit hatiku, ku beranikan menanyakan lagi padanya, namun dia tetap mengelak dan bicara bahwa dia hanya menganggapnya sebagai adik saja. Ku bingung pada saat itu, antara mempercayai temanku atau dia. Namun akhirnya aku luluh oleh bujuk rayu dia, aku percaya perkataan dia daripada semua teman-temanku. Yah nafsu telah membutakanku, aku tak menyalahkan cinta karena cinta tak pernah salah. Yang salah adalah orang yang menyalahgunakan cinta itu.

Dan kami pun kembali dekat lagi, smsan juga telfonan kembali terjalin, yahh nafsu tak ingin kehilangan dia begitu menguasaiku, hingga aku begitu mengabaikan orang-orang disekitarku. Bahkan sepertinya aku juga telah lupa bahwa Allah selalu mengawasiku. Yaa Allah Ampuni aku.

Bulan September aku mulai kembali ngaji bersama MHTI Magelang, setelah 2 bulan lebih aku tak mengaji, kering hatiku tak pernah di changer tsaqofah dan keimanan. Setelah mulai aktif kembali mengaji, aku pun akhirnya untuk saat ini benar-benar tegas padanya, aku pun tak ingin mengulangi kejadian saat di Banjar dengan mengaji dibarengi bermaksiat. Kunyatakan putus, aku hapus semua memori tentangnya, aku remove FB dia. Apapun yang terjadi nantinya, entah dengan siapa nantinya dia bergaul semoga dapat merubahnya menjadi lebih baik. Ku hanya bisa berdoa untuknya semoga selalu memberikan hal yang terbaik untuknya. Sakit memang sakit, tapi aku lakukan ini, karena aku ingin istiqomah, tidak menjadi orang yang plin plan walau ku tahu itu sulit bagiku.

Bersambung...

Ana Dia Friska

Perjalanan Hijrahku (✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang