{1} Awal dari segalanya

14.3K 871 80
                                    


"Budayakan VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca :)

🌠 🌠 🌠

Pagi yang indah.

Dengan gesitnya, sinar matahari pagi masuk melalui celah gorden jendela, hingga akhirnya menyinari kulit jenjangku.

Kicauan burung kecil di pagi hari seakan menyemangati awal hariku yang cerah.

Perlahan kubuka mataku,  hingga seberkas cahaya terang menyinari mataku, menyambut ku dengan senyumnya.

Menguap lebar, kemudian merentangkan tubuhku, mengumpulkan kesadaranku.

"Selamat pagi, dunia."

🌠 🌠 🌠

Beberapa menit berdiam diri di ranjang. Dengan kantuk yang masih menempel, aku mengambil handuk dan memulai ritual mandi pagiku.

Setelah lima belas menit, aku keluar dari kamar mandi dengan wajah segar. Tidak ada kantuk maupun malas lagi.

Dengan pakaian sekolah yang telah menempel di tubuhku dan juga handuk yang tergulung di kepala, aku berjalan dengan menyanyikan lagu anak-anak.

Setelah selesai dengan ritual pagi sebelum berangkat sekolah, aku pun langsung menuju ke ruang makan.

"Selamat pagi, Nek," sapaku dengan semangat.  Dialah orang yang telah membesarkanku sejak kecil dan juga menjadi teman curhatku setiap malam.

Saat masih di dalam kandungan, ayahmu meninggal dunia dan ibu menyusulnya seusai melahirkanmu. Kalimat itu selalu terngiang di kepalaku, meskipun aku hanya bertanya satu kali kepada nenekku.

Menurut nenek, Ibuku memiliki paras yang cantik dengan tahi lalat di kanan hidungnya. Rambut dan matanya hitam, tergerai bebas sebahu. Sama seperti diriku.

Sedangkan Ayahku memiliki wajah yang tampan dan tubuh tinggi, seperti pria pada umumnya. Dengan rambut blonde dan mata berwarna hitam pekat.

Selama ini aku mencoba memendam rasa rindu yang teramat dalam akan kehadiran sosok seorang ayah dan ibu. Berharap mereka datang dan menanyakan kabarku.

"Pagi juga, Alya," balasnya dengan senyuman di wajah tuanya yang berkeriput.

Aku tersenyum, kemudian mengambil dua lembar roti tawar dan mengoleskan selai strowberry kesukaanku. Ditambah dengan segelas susu putih untuk melengkapi sarapan pagiku.

Aku menikmatinya, sesekali aku berbincang ria dengan nenekku.

Setelah selesai dengan sarapan sederhanaku, aku beranjak dari kursi untuk segera berangkat ke sekolah.

"Alya berangkat dulu ya, Nek," aku menyalami tangan tuannya.

"Baiklah... hati-hati dan belajar dengan benar," jawab nenekku dari arah dapur.

🌠 🌠 🌠

Aku keluar rumah, memakai sepatu hitamku yang tertata rapi di rak.

Usai memakai alas kaki, Aku berjalan melewati taman bunga kecil yang berada di depan rumah.

Semerbak harum bunga Lily langsung menyengat penciumanku. Aku melihat ke kanan-kiri, kearah pilihan bunga berwarna putih itu.

Satu dua kumbang nampak hinggap di dalamnya, menghisap madu dan juga membantu penyerbukan bunga Lily.

Bukan hal yang aneh ketika bunga-bunga itu tumbuh bebas dihalamanku. Bukan hanya aku dan nenekku yang menyukai bau bunga itu. Begitupun dengan ibuku.

The Star Academy [Pindah Lapak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang