{4} Sekolah pertamaku

8.1K 556 23
                                    

Budayakan VOTE sebelum membaca dan COMMENT setelah membaca :)

🌠 🌠 🌠

Hari berganti pagi. Tidak ada suara kicauan burung ataupun suara petok ayam seperti dibumi. Yang ada hanyalah suara toa Ley.

"ALYAAAAAA BANGUN." Suara auman dari Ley. Pagi-pagi udah kaya gitu.

Aku yang sedang menyiapkan alat sekolahku seketika langsung gugup. "Iya ... udah bangun ko." Jawabku nggak kalah keras.

Dor... dor... dor!!!

"Cepat!"

"Sabar kali. Ini juga udah cepet!" balasku sedikit berteriak.

Sibuk. Gugup. Mewarnai pagiku. Aku belum sempat menyiapkannya tadi malam. Buku belum disiapkan.
Pakaian?? Ngga ada.

Jadi, dengan terpaksa aku memakai baju dan rok SMA-ku.

Setelah selesai berkemas-dengan terburu-buru. Aku membuka pintu kamarku-tepatnya kamar teman Ley.

Sebenarnya teman Ley sudah datang dan dia tidur dikamar Ley-demi aku. Karena murid baru belum memiliki kamar dan kelas. Sama seperti peraturan yang berlaku.

Senior yang diperintahkan mengambil dan mengantar junior harus membiayai beberapa hari ke depannya sampai mereka mendapat asrama.

Terlihat Ley mengenakan jubah kebesarannya yang berwarna gelap, hampir menutup seluruh tubuhnya . Kecuali muka dan telapak tangannya. Lambang dua buah bintang menempel di pundak kanannya.

Aku dan Ley langsung melangkah keluar asrama dan menuruni ratusan anak tangga.

Banyak siswa siswi seumuranku berlalu lalang. Pakaian yang dipakai juga berbeda-beda. Walaupun ada yang memakai pakaian seperti Ley sih.

"Oke ... aku hanya bisa membantumu sampai sini dan setelah ini kau akan masuk ke Aula tengah dan ... selamat belajar dengan kekuatanmu." Ujar Ley ketika kami sudah sampai taman asrama.

"Oke, terima kasih." Jawabku sopan, "tapi kalau boleh nanya, dimana Aula?" tanyaku bodoh.

Jujur, aku tidak tau dimana letak ruangan besar itu.

"Dari sini lurus ... belok kiri ... trus ambil kiri ... dan ada pertigaan ambil kanan," jelasnya dengan tangan mengarah ke arah yang diucapkannya.

Aku hanya ber-oh ria mendengar penjelasan Ley. Sebenarnya sih agak bingung. Masa ... baru kesini langsung dilepas begitu aja. Trus Academy-nya luas banget lagi.

"Pasti nanti banyak siswa yang kesana." Batinku menyemangati.

"Yups," ucap Ley tiba-tiba. Oh...mungkin kekuatannya mind reader.

"Seandainya kau tersesat tinggal tanya aja. Banyak orang kok."

"Asyiapp."

🌠 🌠 🌠

Aku menatap punggung Ley yang semakin mengecil dan menghilang tertutup lalu lalang siswa lain.

Aku sendiri, di luasnya Academy. Aku memeluk erat buku yang dibelikan oleh Ley. Aku memandangi buku itu..

Sampul hitam, dengan lukisan bunga yang mengelilingi sampul buku tersebut. Lambang bintang berada ditengahnya dengan warna putih cerah. Sebuah bingkai membungkus rapi gambar buku itu. Kertasnya lumayan tua, terlihat dari warnanya.

Aku melangkahkan kaki sesuai dengan perkataan Ley.

"Alya."

Aku yakin ini suara mereka. Aku menoleh ke sumber suara. Benar saja, mereka tersenyum manis melihatku.

The Star Academy [Pindah Lapak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang