Chapter 1

1.7K 136 16
                                    

Namja manis bername tag Huang Zitao itu tampak bergerak gelisah sedari tadi, dia terus berjalan mondar_mandir di depan sebuah ruangan sambil menggigiti kuku-kuku lentiknya. Sesekali bibir peachnya mengumpat dan melayangkan sumpah serapah ntah untuk siapa.

Sesekali dia berhenti dan melirik pintu di hadapannya. Berharap pintu akan terbuka. Dia begitu penasaran apa yang terjadi di dalam sana.

“Apa yang mereka bicarakan? Kenapa lama sekali. Aaaiiissshhh.” Gerutunya sambil mengacak rambut pirangnya frustasi.

Dia menempelkan telinganya ke daun pintu itu berharap bisa mendengarkan percakapan yang terjadi di dalam sana, tapi tak ada suara apapun yang dia dapatkan. Dia menghela nafas kasar lalu kembali mondar-mandir tak jelas bagai setrikaan.

Cklek.

Akirnya pintu ruangan itu terbuka, keluarlah seorang namja dengan setelan jas formal. Mendekati Zitao yang tampak begitu gelisah, Zitao pun ikut mendekati namja itu dengan wajah penasarannya.

“Apa yang terjadi, hyung?” tanya Zitao penasaran.

Namja yang bernama Kim Jongdae atau yang sering dipanggil Chen itu hanya bisa menghela nafas lalu menatap Zitao.

“Tuan, memintamu untuk masuk.”
“Apa dia marah padaku?”
“Ku rasa kau sudah tau jawabannya, Zi. Ayo masuk.”
“Hyung, aku takut dia akan mengamuk.” Ucap Zitao menahan lengan Chen yang baru saja ingin menariknya masuk.
“Kalau bukan karena Shindong saem yang melapor padanya, mungkin aku takkan terlibat masalah sekarang.” Gerutu Zitao sambil memajukan bibirnya.
“Jangan menyalahkan Shindong saem. Semua juga karena salahmu. Sekarang cepat masuk, jangan membuat tuan menunggu lama.”

Zitao pun akhirnya pasrah saat Chen menyeretnya masuk ke ruangan Shindong saem. Zitao meneguk salivanya kasar saat pertama kali memasuki ruangan itu, aura menakutkan begitu kental. Apalagi dia langsung di hadiahi tatapan tajam dari seorang lelaki paruh baya yang duduk di kursi kebesarannya. Wajahnya memang tak menunjukkan kemarahan malah tampak tenang dan terkesan tanpa ekspresi, tapi justru itulah yang membuat Zitao semakin takut. 

Zitao menatap Shindong saem yang berdiri di samping meja, tampak senyum meremehkan di bibirnya. Ingin rasanya dia mencakar wajah menyebalkan gurunya itu sampai tak berbentuk. Mengempeskan tubuh tambunnya lalu melemparkannya keluar angkasa biar dijadikan santapan para alien. Tapi jangankan melakukan itu semua, menyentuh Shindong saem pun sekarang dia tak bisa, mengingat sekarang bukan hanya mereka berdua yang ada di ruangan itu. Jadilah dia hanya bisa melemparkan tatapan membunuh ke arah gurunya itu yang dibalas tampang mengejek.

Shindong saem tersenyum penuh kemenangan, mengingat kini siswa yang terkenal berbuat onar itu sekarang bagai mati kutu. Mulut yang biasanya mengeluarkan umpatan dan berbagai sumpah serapah itu kini terkatup rapat tanpa kata. Wajah gelisah, takut, kesal dan marah siswanya yang tak pernah dia lihat selama ini di wajah Zitao, membuat Shindong saem tak bisa menyembunyikan wajah bahagianya karena akhirnya hari ini dia merasa menang menghadapi Zitao.
“Jadi bisa kau jelaskan apa yang terjadi, Huang Zitao?” ucap lelaki paruh baya itu membuka suara.

Zitao hanya tertunduk sambil memainkan ujung seragamnya.

“Tatap aku saat aku sedang berbicara Zitao.”

Dengan takut-takut Zitao mengangkat kepalanya dan menatap sendu lelaki yang duduk di hadapannya. Membuat lelaki di hadapannya menghela nafas pelan, menyandarkan punggungnya di kursi lalu memijit pelipisnya sebentar. Dia kemudian menghadap ke arah Shindong saem yang berdiri di samping mejanya.

“Tolong jelaskan padaku, apa yang anak nakal ini telah perbuat, saem.”

Shindong saem melirik sekilas ke arah Zitao yang mendelik kesal ke arahnya. Shindong saem pun menarik nafas sebentar sebelum membuka suara.

 Aggressive HuangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang