adakah jalan lain??

60 1 0
                                    

By : nofikadwi
Chapter 2
Tentang mimpi itu apakah aku bisa?

Selepas sholat isya' gerimis masih setia menemani bahkan mungkin ia enggan untuk beranjak walaupun malam semakin larut. Zahra masih terdiam didalam kamarnya memandang halaman depan rumahnya lewat jendela. Memikirkan banyak hal, setelah percakapannya dengan Mila sore tadi. Secara mengejutkan sahabat super cerewetnya itu menyampaikan kabar gembira jika seminggu lagi ia akan dilamar oleh kekasihnya Ridwan, yang tak lain kepala perawat di rumah sakit tempat mereka bekerja. Bukan masalah lamaran tersebut sebenarnya yang mengganggu pikiran zahra, tapi tentang perkataan Mila
" kita udah cukup umur untuk memulai babak baru dalam hidup kita ra, gag mungkin kan selamanya kita cuma gini-gini aja, termasuk aku. Begitupun diri mu, kamu gag mungkin kan mau gini-gini aja. Kamu juga harus menentukan langkah selanjutnya dalam hidup mu ra", kata-kata mila sore itu sungguh mengganggu pikiran zahra sepanjang sore hingga malam. Ia merasa sudah nyaman dengan tempatnya ekarang, dekat dengan orang-orang yang begitu menyayanginya, berada dilingkungan yang sesuai keinginannya lingkungan yang selalu mendukungnya untuk istiqomah dengan keimanannya. Tapi disatu sisi ia punya impian besar, impian yang mungkin menurut beberapa orang terdekatnya impian itu begitu mustahil. Rara ingin melanjutkan pendidikan magisternya di luar negeri, mencoba pengalaman baru dengan lingkungan baru yang pasti sangat bertolak belakang dengan lingkungannya saat ini. Impiannya ini pasti di tentang habis-habisan oleh orang tuanya. Sudah semenjak beberapa bulan lalu ia mempersiapkan segala keperluan persyaratan untuk mendaftar di beberapa perguruan tinggi luar negeri, beserta persyaratan untuk mendapatkan beasiswa. Dan semua itu ia siapkan tanpa sepengetahuan orang tuanya. Malam semakin larut, dan lamunan itu buyar tatkala ibunya mengagetkannya, yang entah sejak kapan sudah duduk disampingnya.
" kamu kenapa to nduk? Kok sejak pulang kerja tadi diam terus? Ada masalah di tempat kerjamu?", tanya ibu rara.
" mila minggu depan lamaran bu.
" wah.... alhamdulillah. Kok kamu malah sedih to?
" rara seneng banget bu dengar kabar itu. Rara juga nggak lagi sedih kok, Cuma banyak hal yang rara fikirkan bu.
" apa to nduk? Apa gara-gara omongannnya bapak tiap pagi yang nyuruh kamu cepet - cepet nikah sama toyib itu?
" salah satunya bu, rara belum pengen nikah bu. Bagi rara pernikahan itu bukan tentang suami kita kaya raya hidupnya sudah mapan terus menjamin kelak kehidupan rumah tangga kita bahagia, menikah nggak segampang itu kan ya bu? Rara masih punya impian yang ingin Rara kejar sebelum menikah bu.
" apa lagi nduk? Kamu ndak pernah cerita ke ibu soal impian mu itu.
" Rara pengen lanjut kuliah bu, tapi ndak di indonesia. Rara pengen cari pengalaman hidup diluar negeri sebelum rara menikah. Pokoknya saat ini Rara belum mau menikah bu, walaupun dengan laki-laki selain Toyib.
" walah kok ya jauh men tok nduk, di indonesia saja. Biar bisa pulang.
" ini kan baru rencana Rara bu, belum tentu juga Rara keterima. Pokoknya doain yang terbaik buat Rara ya buk.
"pasti insyaallah ibu selalu doain yang terbaik buat anak=anak ibu. Apapun impian mu, ibu Cuma bisa mendoakan nduk. Yo wis sudah malam ndang tidur.
" siap bu.", jawab Rara sambil nyengir.
##
"bu... ibu... tahu ndak toyib mobilnya baru lo bu, bapak tahu tadi pas mau berangkat sholat subuh di masjid lewat depan rumahnya toyib. Wah... makin sukses aja itu anak bu. Masih muda sudah bisa jadi lurah, semoga desa kita makin maju ya bu...", kehebohan pak Rohman (bapaknya Rara) saat di meja makan.
" halah tenanne pak? Emang dasarnya sudah kaya kok dari nenek moyangnya dulu. Ibu ndak heran kalau pak lurah kita beli mobil baru.
" betul itu pak kata ibu. Keren itu kalau sukses karena kerja keras sendiri dari nol.", sahut Rara.
" bilang aja kamu emang udah gag seneng sama Toyib. Gag usah alasan gitu.
" bapak ini pagi-pagi gosipin orang mulu. Udah ah... Rara mau langsung berangkat aja.
" gag sarapan to nduk?
" ndak usah bu, ini bawa bekal. Nanti makan di kantor aja. Rara pamit dulu nggih bu pak.", jawab rara seraya mencium tangan kedua orang tuanya.
" halah, kamu mau kabur dari bapak aja kok.
" hehehhehehe rara bosen dengerin cerita bapak tentang toyib.", jawab Rara. Setelah mengucapkan salam ia segera berlalu berangkat kerja.
Sebenarnya hari ini Rara masuk kerja agak siang, tapi ia akan mengurus beberapa file yang diperlukan untuk mendaftar kuliah. Niatnya sudah mantap untuk melanjutkan studynya di luar negeri. Dan negara yang ia pilih adalah korea selatan. Salah satu alasan kenapa Rara memilih korea selatan adalah karena ia ingin merasakan pengalaman hidup dinegara ginseng tersebut sebagai seorang muslim, hidup di sebuah negara yang mayoritas penduduknya non muslim dan bahkan banyak yang tidak beragama, negara yang angka kejadian bunuh dirinya sungguh luar biasa banyaknya, padahal jika dibandingkan dengan negara-negara di kawasan ASIA korea selatan sungguh unggul dibidang teknologi, entertaiment dan kesehatan. Lalu apa yang menjadi faktor pemicu tingginya angka bunuh diri di negara ini?, hal itulah yang mendorong Rara untuk ingin mencari pengalaman tinggal di negara gingseng ini. Dan kampus yang ia memilih mengambil Master of Pharmacy di Seoul University.
" serius kamu ra, mau daftar kuliah di korea?", celoteh Mila saat makan siang di kantin rumah sakit.
" seriuss mil... alhamdulillah berkas-berkasnya sudah lengkap. Sudah aku scan juga. Tinggal daftar aja nanti lewat website nya. Doa in keterima ya mil, walaupun keterima belum tentu juga aku bisa kuliah disana atau nggak, kan masih harus cari beasiswanya juga.
" berati kamu tunggu pengumuman dari kampusnya dulu baru urus beasiswanya?
" yess... bener banget... doakan temen mu ini ya mill...
" iyaaaa... insyaallah selalu tak doa in yang terbaik. Kamu udah bilang bapak ibu mu belum?
" udah sih ke ibu semalam. Tapi ya gitu ibu ku agak gag setuju gitu mil. Aku tau pasti bapak dan ibu ku berat banget menerima keputusan ku ini mil.
" kamu harus komunikasikan lagi ra... ke bapak mu juga. Emang kapan pengumuman keterimanya Ra?
" mungkin sekitar 2 minggu setelah berkas masuk mil. Ehh gimana persiapan lamaran mu? Aku bisa bantu apa?
" o iyaa... astagfirullah sampek lupa, niat ku kesini kan mau ngajakin kamu cari kebaya sama survei snack nanti sepulang kerja. Kamu ada rekomendasi tempat pesan konsumsi nggak?
" dimana ya mil, lha biasanya bikin sendiri kalau dirumah.
" haduhh rempong kalau bikin sendiri.
" coba kamu tanya temen yang lain mil. Hehehhehhe...
" dasar kamu ini. Pokokny nanti temenin aku lo...
" iya bosss.. siap.
Dan hari ini ditutup dengan kerempongan Mila saat belanja memilih kebaya yang akan ia kenakan seminggu lagi diacara yang paling ia tunggu, ya.... satu tahap selangkah menuju moment yang paling ditunggu wanita - wanita dengan status lajang. Dan Rara hanya bisa mengeluh sambil tersenyum melihat kerempongan Sahabat terbaiknya itu.
"Termakasih mil, berkat nasehat mu kemarin aku berani untuk memulai menggapai impian ku lagi. Membuat ku lebih percaya diri untuk menentukan langkah menuju babak baru dalam hidupku. Walaupun aku tak tahu, tentang impian itu apakah aku bisa menggapainya??? Ahh.. biarkan ALLAH yang menentukan, karena bagaimanapun sebaik baiknya aku merencakan, tetap ALLAH lah yang berhak menentukan. Dan aku yakin ALLAH telah menyiapkan rencana besar untuk setiap episode kehidupan ku setiap harinya.

Bersambung.... nantikan part selanjutnya.
😊😊

Adakah Jalan Lain??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang