Ketenangan Hati

12 2 0
                                    

Sekarang sudah menunjukan jam 07.00 saatnya gua pergi ke masjid untuk belajar ngaji, sekarang gua sedang menghadap cermin melihat penapilan gua ya lumayan kerudungan ungu, baju gamis, dan ga dandan simple udah pas saatnya otw,
Saat aku melangkah menuruni tangga

"neng khadijah mau ngaji"kata bokyem

"iya bok, yaudah aku mau pergi dulu assalamualaikum" dengan bersalaman

"yaudah hati-hati Waalaikum sallam"

Jenifer melangkah menuju masjid yang ada di depan perumahan,
Setelah sampe di depan mesjid
Dia tersenyum, dan memasuki masjid sungguh sangat menenangkan hati maupun pikiran

"khadijah ayoo sini duduk"dia adalah umi siti azizah yang mengajarkan ngaji para wanita

"iya" dengan melangkah mendekati umi

"sekarang" Umi membuka al-Qur'an "silakan baca khadijah"

Khadijah membaca lantunan al-qur'an dengan sangat merdu, sehingga siapa saja yang mendernya akan terhanyut dan menangis membaca surah ar-rahman, dan banyak yang mebicarakan

"masyaallah itu khadijah suaranya bagus banget"

"udah cantik lagi"

"sungguh sangat menenangakan hati setiap lantunanya"

"masyaallah sampe kita ga sadar sampe meneteskan air mata"

Dan banyak celetukan yang mereka bilang.
Setelah selesai khadijaha memba surah

"masyaallah sekrang khadijah udah semakin lancar membaca al-qur'an umi senang dan sampe banyak yang terhanyut dalam setiap lantunan khadijah" katanya dengan suara yang sangat lembut

"engga umi, khadijah masih biasa aja, belum begitu menguasai dalam membaca al-Qur'an, apa lagi tentang islam, umi khadijah mohon tolong tuntun aku buat menuju jalan allah"

"iya sayang" mengelus kepala khadijah "itu udah tugas umi"

"Umi setiap khadijah sholat, ngaji, memasuki rumah allah, dzikir dan apa lagi setiap aku memikirkan allah hati khadijah selalu tenang dan ada sesuatu yang sungguh nikmat allah" mengucapkan dengan meneteskan air mata

"karna itu semua obat untuk hati sayang" memberi senyum yang hangat

"tapi umi khadijah harus membawa ayah dan mamah, untuk membawa jalan yang benar menuju jalan allah, aku ga mau sampe kedua orangtua aku masuk nerakanya, aku harus gimana umi" dengan menundukan kepala dan mengeluarkan air mata

"kamu harus jujur kepada orangtua kamu dulu sayang" terus mengelus kepala khadijah dengan pelan pelan "jika kamu masuk islam dan kamu menunjukan apa itu islam ke mamah dan ayah kamu"

"iya umi pasti khadijah akan memberi tahu kedua orangtua khadijah" memberi jeda "umi khadijah besok ada rapat di london jadi sekarang aku mau siapin berkas untuk besok, jadi aku mau pulang dulu nanti kalo khadijah udah pulang mau oleh oleh apa"

"Umi ga perlu oleh oleh, ehmm khadijah apa nanti jika kamu sudah pulang bisa mampir ke rumah umi"

"bisa umi, emang ada apa" melirik umi

"nanti anak umi yang semata wayang mau pulang, dia pesantren di khairoh namanya muhammad ali khairul, jadi umi mau ngenalin kamu dengan anak umi"

"iya umi nanti khadijah Insyaallah dateng, yaudah umi khadijah pulang dulu"

"assalamualaikum umi"dengan bersalaman

"Waalaikum sallam"

Khodijah berdiri berlangkah keluar mesjid dan melangkah menyusuri jalan dengan keadaan hati yang sangat tenang dan damai

Darkness That Expects LightTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang