COLD BOYS

116 19 7
                                    

"sabrina.... sarapan sayang.." teriak mama sambil membawa sepiring nasi goreng dan segelas susu ke kamarku.
"Iya ma...." ucapku sambil memasang penjepit rambut berbentuk bunga ke rambutku.
"Uuunchh.. princes mama cantik banget..." ucap mama sambil mencubit pipiku.
"Ah mama bisa aja, mama lebih cantik..." ucapku malu.
"Ajak pacar kamu ke rumah dong sayang..." goda mama, dan kata kata itu membuatku hampir tersedak, bukan tanpa alasan, selama ini aku tidak pernah berniat menjalin hubungan spesial dengan siapapun, dan memang di sekolah jarang sekali ada cowok yang berani mendekatiku, bukan tanpa alasan mereka hanya tidak mau  Eren dan Shawn menghajar mereka, mengingat kedua saudara laki lakiku sangat protective dan posessive terhadapku 😂.
"Ah mama... aku nggak punya pacar..." gerutuku dengan mulut penuh nasi, karena tidak mau menindak lanjuti pembicaraan tidak berfaedah ini aku segera meminum susu, dan memasang tas kepunggung lalu segera berpamitan.
"Ma... aku berangkat dulu.. " ucapku lalu mencium pipi mama.
"Dah.. sayang.." ucap mama.

*******
Di sekolah.....

Aku melangkahkan kaki ku kedalam gerbang sekolah, lalu menghirup udara sebanyak banyaknya, ini adalah tahun terakhirku di sekolah, aku sangat menyukai tempat ini, bagaimana tidak mama bilang selama 15 tahun aku tinggal di melbourne aku hampir tidak pernah keluar rumah dan berhubungan dengan siapapun, ia bilang papa menyewa guru pribadi untuk mengajarku di rumah, papa tidak mau aku bersekolah di sekolah umum karena penyakitku ini, ia hanya tidak mau aku terluka dan aku mengerti itu, karena sedikit goresan kecil saja bisa merenggut nyawaku :') dan karena hal itu aku tidak perlu khawatir menanyakan siapa temanku waktu di melbourne, karena pastinya aku tahu aku tidak pernah berteman dengan siapapun disana. Karena terbawa oleh fikiran fikiran itu aku tidak sadar kalau ternyata aku sudah sampai di depan pintu kelas, dengan senyum lebar aku menyapa teman teman sekelasku, dan yang paling aku sukai adalah saat mereka balik menyapaku dengan tawa riang.
"Pagi sabrina...." terdengar suara cowo yang berlari ke arahku dari arah belakang, dan sebelum aku sempat berbalik dia sudah menabrakku, fyuh.. hampir saja aku terjatuh...
"Mika...!!" Teriakku sambil mengutuk cowok di depanku yang sedang cengengesan.
"Kamu.. tuh..!!!" Belum selesai aku mengutuknya dia sudah meluncurkan cerocosannya yang gak jelas dan pastinya gak berfaedah.
"Uh.. aku kangen kamu.. kamu kemana aja dua hari gak masuk..di telpon gak di angkat.. aku kan jadi..."
"Stooop!!!" Sergapku, lalu aku duduk di bangku ku yang entah kenapa sangat nyaman, dan dua hari terakhir ini aku sangat merindukan bangku ini.
"Kamu kemana aja sabrina.. kok nggak ngasih kabar ke kita..??" Tanya Vena yang entah sejak kapan ada di sampingku,di ikuti oleh mika yang mengerutkan jidatnya, mereka adalah sahabatku sejak aku masuk SMA ini.
"Ohh.. aku.. kerumah paman di jateng..." ucapku gelagapan *shit! Aku bohong lagi... sorry teman teman... ratapku dalam hati.
"Oh.. gitu... mana oleh olehnya..??" Cerocos mika, sambil menengadahkan tangannya ke mukaku.
"oleh oleh apaan sih...!!" Ucapku cemberut sambil menangkis tangannya.
"Udah.. udah.. baru aja ketemu udah berantem lagi.." lerai vena, sebelum akhirnya guru bahasa inggris datang.
"Woi.. woi.. pak denis datang tuh.." ucap mika, lalu dengan sekejap ia duduk di bangku sampingku, mengingat dia memang teman sebangku ku.

"Good morning.. prince and princess.." pak denis mulai lagi.. dia memang orang yang nyentrik.
"Good morning MR. Dennis...." jawab teman teman sekelas dengan agak malas malasan.
"Ok.. prince and princess.. mulai pagi ini kalian akan mendapat teman baru.." ucap pak Dennis, dan hal itu tentu saja mengubah rasa malasku menjadi rasa penasaran, aku menegakkan tubuh dan menengok ke arah pintu, berharap bisa melihat murid baru itu.
"Wow.. thats.. great..bla bla bla.." komentar teman temanku yang mulai riuh saat mendengar akan ada murid baru.
"Leon.. come here..." pak Dennis memanggil murid baru itu, dan beberapa detik kemudian aku melihat sebuah sepatu berwarna putih menerobos masuk dari pintu lalu di susul kaki dan seterusnya.. you know lah :)
Dan entah mengapa jantungku mengalami percepatan gila gilaan, ada yang anehkah? Gumamku dalam hati, sekilas aku tidak melihat hal yang aneh dari murid baru itu, dia bertubuh tinggi, rambut agak coklat, matanya hitam dan tajam, kulitnya putih, sekilas ia mirip orang bule, tapi dia juga mirip orang asia timur, entah jepang atau korea.
"Leon tidak lancar berbahasa indonesia, sebelumnya dia tinggal di melbourne, jadi bapak harap kalian mengerti, bapak tahu kalian semua lancar berbahasa inggris" jelas pak Dennis, yang menjawab semua rasa ingin tahuku tentang si 'Leon' pak Dennis benar, karena sekolah ini adalah sekolah elit, jadi aku tahu pasti orang orang disini berasal dari kalangan elit, yang pastinya bahasa inggris adalah makanan mereka sehari hari.
" namaku Leonardo Park, senang berkenalan dengan kalian.." ucapnya dengan bahasa indonesia, yang terdengar sangat tidak fasih 'di telingaku' ia mengedarkan pandangannya keseluruh penjuru kelas, dan ia menghentikan pandangannya padaku, selama beberapa detik kami saling berpandangan, dan akhirnya ia membungkuk hormat, lalu melangkah ke meja kosong di sebelahku dengan tenang, lalu ia duduk. Entah karena kami bersebelahan atau karena apa aku ingin menyapanya, dan setelah mengumpulkan keberanian aku menyapanya.
"Senang berkenalan denganmu.. Leon.. aku sabrina" ucapku sambil tersenyum riang, but *shit!! Apa yang aku dapat dia malah mengacuhkanku, menatapku dengan tatapan dinginnya, oh my god!! Aku salah apa?? Gerutuku dalam hati, aku segera mengalihkan pandangan darinya, melihat gelagat anehku mika berusaha mengalihkan pembicaraan.
"Sabrina.. bagaimana kalau nanti sepulang sekolah kita mampir ke kedai pancake..?" Ucapnya riang, dan tanpa sadar aku menjawabnya.
"Ok.." lalu aku kembali tenggelam dalam fikiran-fikiranku tentang Leon.

DEAR LEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang