LOST TIME MEMORY

63 9 5
                                    

Malam ini seperti malam - malam sebelumnya, sebelum tidur aku harus meminum beberapa butir obat, dan setelah meminum obat itu biasanya aku menjadi sedikit lemas.
Aku melangkahkan kakiku menuju ruang tengah, rasanya sangat berat, kepalaku benar - benar terasa pusing, aku menengok ke arah jam dinding, sudah hampir pukul sepuluh malam dan mama belum juga pulang.

" ngapain malem - malem keluyuran? Tidur sana!" Terdengar suara Eren dari atas tangga, aku menoleh.

" mama belum pulang kak "

" Oh tadi pagi mama bilang lagi banyak urusan, kamu tidur dulu sana"

Aku menuruti perintah Eren, sebenarnya aku masih memiliki banyak pertanyaan, tapi mataku benar - benar terasa berat, aku ingin cepat - cepat tidur, tapi entah mengapa kepalaku tiba - tiba terasa sangat berat, aku merasa tubuhku jatuh ke lantai dan samar - samar aku mendengar suara Eren memanggil - manggil namaku, setelah itu aku tidak ingat lagi apa yang terjadi.

*********
Siang itu Leon berencana kabur dari rumah barunya, beberapa bulan lalu saat Mr. Stuffenberg menjemputnya dari panti asuhan, leon membayangkan sebuah keluarga yang bahagia, sebuah keluarga yang dapat mengisi kekosongan hatinya.

Tapi apa yang ia dapat? Ia merasa masuk kedalam sebuah neraka, rumah ini, yah rumah ini adalah neraka baginya, setiap hari ia selalu mendengar keributan dan kekacauan disini, keluarga yang di bayangkannya sebagai keluarga yang harmonis seperti keluarga kandungnya dulu, ternyata malah sebaliknya.

Setiap hari ia mendengar pertengkaran dan keributan, Leon sudah tidak tahan lagi, kini ia membulatkan tekad akan kabur dan kembali lagi ke panti asuhan.

Leon mengendap - endap keluar, ia berharap agar Mr. Stuffenberg tidak melihatnya, tapi pada saat jam - jam seperti ini rumah ini memang sepi, Ny. Vero sedang melakukan pemotretan sedangkan suaminya sedang sibuk bekerja, dan kedua anak mereka Rean dan Eren, pastinya sedang sekolah, tiba - tiba suatu pertanyaan muncul di kepalanya.

"Dimana..?" Gumamnya pelan.

Leon teringat anak ke 3 dari keluarga ini, " Brin" leon kembali berfikir dimana Brin sekarang? Gadis kecil pemurung yang sama sekali tidak pernah bicara,bahkan saat Leon menyapa dan mengajaknya bicara Brin diam saja. Leon tidak habis fikir dengan Gadis ini, ia sangat dingin leon bahkan tidak pernah melihatnya tersenyum, bahkan berbicara pada kakak atau mama papanya, tapi pernah sekali Leon melihat Brin sedang berbicara, pada saat itu Leon mengira Brin sedang bicara dengan adiknya, brin berbicara sambil menunjukan buku gambarnya ia terlihat sangat antusias, Leon mendekat ke arahnya berharap bisa ikut berbincang dengan gadis itu, tapi saat jarak mereka sudah cukup dekat, seketika Leon tercekat, ia tidak melihat adik Brin di sana, tapi seekor kucing, dan entah kenapa tiba - tiba hati leon terasa sangat perih.

" Dia kesepian " gumam leon dalam hati.

Sambil terbawa lamunannya, Leon menuju ke kamar Brin, ia berharap sebelum pergi dapat melihat wajah Gadis itu, dulu Leon pernah berfikir ia bisa bersahabat dengan Gadis itu, tapi seberapa keras leon mencoba Brin tetap membatu.

"Brin..??" Panggil Leon pelan, ia melangkah masuk ke kamar bernuansa pink itu.

"Brin...??" Ucap Leon, tapi tidak ada sahutan apapun.

Leon menyerah, ia hendak keluar dari kamar itu, tapi langkahnya terhenti saat melihat Gadis kecil itu sedang menangis di balik pintu kamar.

Leon menyerah, ia hendak keluar dari kamar itu, tapi langkahnya terhenti saat melihat Gadis kecil itu sedang menangis di balik pintu kamar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Brin....?!!" Teriak Leon, ia sangat terkejut, ia berlari menghampiri Gadis itu lalu mengusap air matanya.

" kau kenapa?? " tanya leon khawatir, tapi Brin diam saja ia masih tetap menangis.

Leon tidak tahu apa yang harus ia lakukan, ia tidak bisa meninggalkan gadis ini sendirian, ia sangat mengerti perasaan gadis ini, ia tahu Brin kesepian, ia tahu selama ini Brin sangat menderita, mama dan papanya sibuk dengan pertengkaran, sedangkan kedua kakak nya sibuk dengan urusan masing - masing. Dan pada saat itu juga ia mengurungkan niatnya untuk pergi, ia harus menjaga Brin. Ia tidak boleh meninggalkan gadis ini, Leon pun tidak tahu mengapa ia sangat menyayangi gadis ini walaupun mereka tidak pernah saling berbicara, Leon sering memperhatikan Brin diam - diam, ia sangat suka melihat Brin menggambar, atau menghabiskan semangkuk serealnya dengan susah payah di meja makan, dan mulutnya belepotan.

"Kenapa kau menangis??"
"Brin..??"

Tapi Brin hanya diam, ia seperti berusaha mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa. Leon kembali mengusap air mata Gadis itu, entah kenapa Hati Leon terasa sangat perih. Dan pada akhirnya ia memeluk gadis itu, ia berharap tangis Brin segera reda.

"Kau tidak sendirian.. ada aku" ucap Leon pelan.

**********
"Kakak apa yang terjadi?" Ucapku pelan, pagi ini kepalaku terasa sangat pusing, aku berusaha mengembalikan kesadaranku, dan beberapa saat kemudian aku sadar kalau ini bukan kamarku, ini rumah sakit.

Aku melihat mama tertidur di sampingku, ia terlihat sangat kelelahan, aku menghembuskan nafas panjang, aku sudah tidak kaget lagi dengan keadaan seperti ini, ini sudah terbiasa terjadi padaku.

"Brin, kamu kenapa? Kamu banyak pikiran??" Tanya Eren mendadak.

Aku menggeleng, lalu menatap langit melalui jendela. Aku memejamkan mata, jujur saja walau ini sudah terbiasa terjadi padaku terkadang aku merasa takut, aku kembali menghembuskan nafas panjang, lalu menatap Eren.

"Kakak, apa aku akan mati??" Tanyaku, dan seketika wajah Eren pucat, ia memelukku dengan erat.

" tidak..!! Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi!! Tidak akan!!" Ucap Eren dengan yakin, dan kata - katanya itu menjadi sebuah obat penenang untukku, beberapa saat kemudian aku kembali terlelap, aku berharap memimpikan hal - hal yang indah.

-----------------------------
Ceritanya ku mulai dari sini Guys 😁😁✌
Disini sedikit saya singgung tentang masa lalu Leon dan sabrina, juga penyakit yang di derita sabrina.
Kelanjutannya ada di chapter selanjutnya Guys...
Bagaimana Leon bisa ngerubah sabrina, Bagaimana sabrina hilang ingatan, dan apa yang menyebabkan keluarga sabrina pindah ke indonesia..

DEAR LEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang