Kejutan

346 4 0
                                    

Akhirnya hari ini tiba juga. Nino mengalami mimpi buruk selama beberapa hari ini. Kalau Syamsir sedang tidak bertugas, Syamsir akan mengelus-elus punggung Nino agar ia kembali tenang pada tidurnya. Namun apabila waktunya Syamsir bertugas, Nino akan terjaga hingga pagi hari tiba.

Nino sedang bersiap dengan kemeja putihnya dan juga jas almamater. Ia merapihkan kemeja nya, lalu memasang jas almamater. Ia merasa penampilannya masih kurang. Ia kembali melakukan kegiatannya dari awal, yaitu membenarkan kemejanya, hingga berulang-ulang.

Syamsir tahu betul, ketika Nino sedang panik ia akan bertindak sangat gugup seperti sekarang. Syamsir berdiri di belakang Nino, lalu memeluknya dan memberi kecupan di puncak kepalanya. 

"Sayang, kau sudah terlihat sangat tampan!" Nino menatap refleksi suaminya melalui cermin didepan. Ah, masa iya sih dirinya sudah tampan ?

"Sayang, aku sudah buatkan susu cokelat untuk mu. Begitu juga dengan sarapan" Syamsir menggenggam telapak tangan Nino. Rasanya dingin. Apa bocah ini benar-benar gugup ?

"I-ini ?"

"Aku tahu, kalau kau gugup kau tidak bisa memakan nasi. Jadi tadi malam aku membeli donut untukmu. Aku harap kau suka" Nino menatap donut yang sangat terlihat lezat itu. Donut itu seakan sedang menunggu Nino untuk menyantap. Nino dengan anteng duduk lalu menikmati sarapannya.

"Kau benar-benar mengerti aku, Mas" Syamsir terkekeh lalu menyodorkan segelas susu cokelat ke Nino. Nino mengambil gelas tersebut lalu meminum susunya.

"Aku bersiap-siap dulu ya, aku akan menemanimu selama sidang nanti" Nino menatap Syamsir tidak percaya. "Ta-tapi mas, Mas kan semalam pulang jam 5 pagi"

Syamsir hanya mengangkat alis kirinya dan berkata, "Lalu ? Rasa lelah dan mengantuk ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hari spesial ini. Aku akan menyaksikan Sutri ku mendapat gelar sarjananya!" Syamsir berkata dengan sangat semangat, namun malah membuat Nino tambah gugup. 

Bagaimana ini kalau aku gagal ? Batin Nino. Eh, tunggu! Sutri ? Apa itu ?

"Mas, sutri itu apa ?"

Syamsir menampilkan kepalanya di pintu lalu cengengesan. "Suami rasa istri hahahaha" Nino tertawa mendengarnya. Ah, lumayan lah bisa meringankan rasa gugup Nino.

***

Nino berdiri tepat di depan pintu ruangan sidang. Keringat bercucuran di keningnya. ia tidak bisa berhenti bergerak, ia masih merasakan gugup yang melanda hatinya. Bagaimana apabila ia tidak berhasil menyelesaikan studi nya ? Bagaimana apabila ia gagal dalam impiannya untuk menyandang gelar sarjana ?

"No!"

Ia melihat Brian datang bersama seorang laki-laki. Brian menyerahkan sesuatu kepada Nino. Nino mengernyitkan alis, bingung apa yang diulurkan oleh tangan Brian. "Ini apa ?"

"Ini hadiah dari gue, karena lo hari ini bakal sidang"

"Wuaah makasih loh hehehe" Nino menerima hadiah dengan sangat senang. Ia tidak bisa menyembunyikan rasa bahagianya ketika mengetahui hadiahnya adalah sebatang cokelat kesukaannya. "Oh iya No, gue mau ngomongin sesuatu sama lo sebelum lo sidang" Nino menatap Brian dan pria disampingnya dengan heran.

"Jadi, tentang rencana-"

"Eh kita belum kenalan. Halo, nama gue Nino" Nino mengulurkan tangan, yang langsung diterima oleh pria itu. "Gue Dirga" Jawabnya. Astaga, wajahnya itu loh! Tampan sekali! Ia sangat pas apabila di andaikan dengan cerita novel yang menceritakan tentang pria kaya raya yang sangat tampan dan dapat memiliki apapun hanya dalam satu jentikan jari.

Both of Us (Nino x Syamsir)Where stories live. Discover now