"Makan malam bersamanya"

7 3 0
                                    

Dari kejauhan aku melihat seorang laki-laki yang terlihat seumuran denganku.

"Aku tak akan mau pergi denganmu!" Bentak Nichole pada pria itu, dan berusaha melepaskan genggamannya.

Melihat hal itu, aku langsung berlari ke arah Nichole dan melayangkan tinjuku tepat di pipi pria itu, dan tentu pria itu terlempar jauh kelantai.

"Dasar preman ngk profesional, gitu aja udah jatuh. Mangkanya, jangan ganggu cewek sembarangan"ejekku pada pria tadi.

Dan anehnya Nichole malah menatapku tajam.

"Kakak ngk papa?"ucap Nichole sambil membantu pria tadi.

"Kakak?!" (Sungguh aku tak menduganya) rasa tak percaya sekaligus malu bercampur jadi satu, sungguh, aku benar-benar m-a-l-u.

"Siapa sih gadis aneh ini?"tanya pria itu pada Nichole sambil menatapku sinis.

"Dia adik pemilik cafe ini, Vallerine.  Dan Vallerine, ini kakakku Titan." Jawab Nichole sambil memperkenalkan kami.

"Jadi dia kakakmu, maaf ya sudah salah paham..." ucapku pada Titan dengan malu.

"Minta maaf? Masih zaman ya... terus kalok loh mintak maaf sakit gueh ilang gitu!"ucap Titan sinis.

"Ih! Sombong banget sih! Setidaknya guehkan udah mintak maaf, salah loh sendiri kali ngk konfirmasi kalok loh sodaranya Nichole!"bentakku yang sudah ngk tahan sama tingkah polahnya si Titan.

"Kok nyolot sih! Biasah aja kali"ucap Titan tak terima.

"Udah... udah... kalian maafan aja. Lagi pula cuman masalah kecil"lerai Nichole pada kami.

"Cuman? Kamu ngk liat Nic muka kakak jadi sakit?"bentak Titan pada Nichole.

"Tapikan kak Vallerinenya udah mintak maaf kak"

"Tetep aja kan, Nic."

Jujur, aku sangat kesal saat melihat Nichole dimarahi oleh kakaknya. Semua kalimat benar Nichole menjadi salah dimata Titan. Dan kali ini aku benar-benar marah dan kesal, dan sekali lagi aku melayangkan tinjuku padanya.
"Dasar jahat!"ucapku sambil menutup mata. 'Set' tinjuku ditangkis dengan sangat kuat, dan aku tau hanya 1 orang yang bisa melakukannya 'kak Sena' dan dugaanku benar.

"Ini apa-apaan sih!"bentak kak sena pada kami "terutama kamu Val! Apa kakak pernah mengajarkan ketidak sopanan ini?"

'Andai kakak tau, bagaimana tingkah Si Titan!' Renungku dalam hati,karna jika kakakku marah, dia tak mungkin bisa disela, dan jika disela, masalah bakalan makin runyam.

"Val, buatkan secangkir teh."

"Baik kak"

Akupun pergi kedapur membuatkan secangkir teh, sedangkan kak Sena mengintrogasi si Titan.

"Nyebelin banget sih!"gerutuku sambil mengaduk teh dengan sangat tidak ikhlasnya. 'tek' sebuah tepukan mendarat dibahuku, dan aku diam terpaku untuk sepersekian detik.

"Maafkan kakakku ya Val"ucap Nichole sambil mengambil alih membuat teh.

'Adiknya sangat baik tapi kakaknya... huft'batinku dengan kesal.
"Tak apa Nic, aku juga salah kok"ucapku tak tega, "kenapa kau masukkan susu kedalam teh?"tanyaku pada Nic dengan heran.

"Kakakku tak suka teh manis, tapi dia suka milktea"

"Kirain dia ngk suka manis, tapi suka pait"ucapku ngk jelas, dan Nic yang polos itu pun hanya memandangku tak mengerti. "Kamu yang anterin ya... aku mau mandi"kataku sambil bergegas pergi.

*

'Klining'

Bel pintu cafeku berbunyi, dan aku tau itu adalah uncle Jo, ia pasti datang untuk makan malam. Yah... Nichole memberikan setengah dari gajinya untuk mendapatkan sarapan dan makan malam dicafe ku, dan itu membuat cafe akan tutup sejenak.

"Kemarilah kak, kita makan dulu"ajak Nichole pada Titan.

"Kenapa kita tak makan dirumah saja? dan kenapa kau mengajak kakek kesini?"tanya Titan heran tapi dengan nada dan ekspresi yang bertolak belakang.

"Karna Nichole sudah membayar untuk makan disini!" bentakku akhirnya, padahal aku hanya ingin tetap diam, huft.

Kak Sena datang dengan nampan berisi makan malamnya.

"Untuk apa kau membayar untuk makan disini, hah? aku tidak akan suka makanan disini, mungkin rasanya sangat tidak-" 'set' kak sena memasukkan sepotong daging ke mulut Titan(tiba2 ekspresi menghujatnya berubah) "enak!"ia berteriak kegirangan,dan mulai mengambil lauk untuk memenuhi piringnya. 'dasar rakus' pikirku. Dan aku hanya menatapnya dengan tatapan sinisku, tapi dia tak menghiraukanya.

"Kakak pulanglah bersama kakek, kami akan segera  membuka cafenya" ucap Nichole sesaat setelah makan malam berakhir.

"Kau akan bekerja hingga larut?"

"Jangan alay dong kak! Lagi pula jarak antara rumah dan cafe sangatlah deket, eh maksudku cuman dipisahkan oleh tembok"

"Yasudahlah, aku pergi"

*

"Nic,pulanglah... ini sudah malam, lagipula 5 menit lagi kita akan segera tutup." Aku menyarankan pada Nichole.

"Bisakah aku menginap disini kak?"ucap Nichole yang sempat membuatku sedikit Syok.

"Mak- sudmu?"

"Aku tak mau bertemu kak Titan! Aku ngk mau pulang!" Nichole berkata dengan sangat emosional sambil memelukku erat. "Aku benci ibu, aku benci ayah, aku ngk mau pulang!" 'Plak' seseorang menarik Nichole dan menamparnya.

"Titan? Apa yang kau lakukan!"

"Sadarlah Nic! Apakah pantas kau membenci orang tua mu?!" Bentak Titan berusaha menyadarkan adiknya, dan dia langsung menariknya pergi.

Yah... aku memahaminya, lagi pula aku juga pernah merasakannya.


Jum'at,16 februari 2018

The World Of DreamsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang