343 39 25
                                    


Kira-kira masih tujuh hari lagi sebelum Sujeong memulai aktivitas barunya sebagai anak kuliahan. Mulanya ia ingin pergi membeli sepatu atau tas baru di kawasan pertokoan sembari jalan-jalan menyusuri ibukota.

Tapi hujan deras datang tiba-tiba.

Gadis bersurai coklat itu mencebik kesal, beralih duduk di sofa. Melipat kakinya ke atas dan menonton siaran infotainment yang sedang tayang.

Yugyeom yang baru turun dari lantai atas pun menatap gadis itu keheranan,

"kamu kenapa?"

"gapapa."

Oh shit. Kalimat cewek yang paling menjebak.

Yugyeom mengehela nafas lemah. Segera menuruni tangga, menghampiri sepupunya itu.

"Ga jalan-jalan keluar? Katanya mau shopping?"

"Ga liat diluar hujan?" Jawab Sujeong ketus.

"Aku ga liat, baru bangun."

"Tidur terus."

Yugyeom mendudukkan dirinya di atas sofa, sengaja mengambil jarak yang dekat dengan Sujeong. Ia menatap gadis itu dari samping,

"Galak banget—"

Yugyeom menangkup pipi Sujeong, menariknya pelan agar gadis itu menatap kearahnya.

Sebuah kecupan singkat ia layangkan di bibir sepupunya, "nanti kalo reda aku ajak jalan-jalan. Jangan badmood terus."

Sujeong mengerucutkan bibirnya sebal, tak sadarkah ia aksinya itu benar-benar memancing hasrat Yugyeom untuk terus menjamah bibir manis miliknya?

"Hujannya deres Yugi, pasti nanti sore baru reda. Tante juga pasti kejebak hujan di rumahnya Kak Jaebum. Padahal aku udah laper."

"Aku juga laper," saut Yugyeom seraya mengusap pelan pipi gadis dihadapannya.

"Apa aku masak aja? Nasi goreng mau?"

Yugyeom menggeleng pelan. "Bukan laper yang kaya gitu."

"So what?"

Yugyeom tidak menjawab. Ia malah menarik paksa lengan Sujeong, hingga gadis itu duduk diatas pahanya. Tangan kirinya kini sibuk menjamah punggung mulus dibalik pakaian yang sepupunya kenakan. Mengusapnya pelan dengan gerangan yang teratur.

Sujeong nyaris menjerit, antara senang dan kaget. Otaknya berkata untuk segera menoyor kepala Kim Yugyeom, tapi hatinya bilang nikmati saja.

"Selama aku ga di Daegu kamu pernah pacaran?"

Sujeong mengangguk pelan.

Rahang Pemuda itu mengeras, menahan kesal. "Sama siapa? Kok ga bilang?"

"Mingyu. Kamu tau kan temen sekelas aku waktu es-em-a?"

"Udah putus?"

Sujeong mendengus kesal, "kok nanyanya kaya gitu? Seneng ya kalo aku jomblo?"

"Iya."

"Harusnya kamu tuh nyari pacar biar ga sendirian mulu. Kalo malem minggu ada yang diapelin."

"Males, lagian sukanya sama kamu."

Nafas Sujeong tercekat, ia benci pembicaraan ini. Sebenernya masalah ini sangat ia hindari untuk dibahas lagi dan lagi, karena akhirnya ia yang akan sakit hati.

Menyukai sesuatu yang seharusnya tidak kau sukai. Tidak bisa kau miliki.

"I'm serious Mr. Kim. Eventhought you like me, you must have a girl to married in the future."

"—and that was you. Nanti habis wisuda aku lamar ya— aduh."

Yugyeom hanya bisa mengaduh kesakitan ketika sebuah jitakan mendarat di kepalanya. Siapa lagi yang ngejitak kalau bukan Ryu Sujeong.

"Oke oke, nanti aku cari pacar, puas hm?" Kedua lengan Pemuda itu bergelayut manja di pinggang ramping Sujeong.

"Tapi sekarang, aku cuma mau kamu. Biarin ngalir kaya gini, biarin aku tunjukin rasa sayang aku ke kamu. Ga peduli ini salah atau bener, aku capek nutupin semuanya."




















ㅇㅅㅇ

haruskah gue centang kolom "konten dewasa" dari sekarang :(

Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang