Sudah genap sehari Yugyeom mendiamkan Sujeong. Dari kemarin sore hingga sore hari ini, Pemuda itu tak mengucapkan sepatah kata pun.Lebih baik Sujeong mendengarkan ocehan menyebalkan Yugyeom daripada didiemin begini deh.
Ia pun menghela napas lemah, pikiran Sujeong buntu. Tak ada satupun ide terlintas dibenaknya agar sepupunya itu mau berbaikan.
Belum lagi malam ini kedua om dan tantenya pergi lagi karena urusan keluarga. Sujeong heran, berapa banyak jumlah keluarga besarnya.
"Pasti nanti canggung banget," ucapnya lemah. Lalu mulai menyusun beberapa jenis makanan yang ia masak di meja makan.
Ia menoleh ke atas sejenak. Tak ada tanda-tanda jika Yugyeom akan keluar dari kamarnya. Mau tak mau Sujeong harus pergi kesana, memaksa Yugyeom untuk makan atau Pemuda itu akan kelaparan.
Sujeong membuka sedikit pintu kamar Yugyeom, lalu mengintip dari celah yang tercipta. Ia mendapati sepupunya itu sedang asik berbaring di kasur seraya memainkan ponselnya.
"Yugi, ayo makan dulu." Suara Sujeong mengalihkan atensi Yugyeom sejenak, buru-buru ia memencet tombol pause di gamenya.
"Kenapa harus nurut sama orang yang ga mau nurut dengan ucapanku?"
Hati Sujeong mencelos mendengar menuturan Yugyeom. Pemuda itu merajuk rupanya.
"I'm sorry Kim Yugyeom." Ucap Sujeong seraya mendudukan dirinya di pinggir kasur. Sementara Yugyeom masih bersender di punggung kasur.
Tangan kekar Pemuda itu menarik lembut lengan Sujeong. Membaringkan kepala gadis itu di lengan kirinya. Sementara tangan kanannya sibuk mencari keberadaan ponsel yang tadi ia letakan sembarangan.
Ia mulai fokus kembali pada game di ponselnya. Mencoba mengabaikan Sujeong, meskipun rasanya benar-benar sulit.
Yugyeom mana bisa sih mengabaikan Sujeong.
Tapi ia benar-benar kesal, bagaimana bisa gadisnya duduk berduan dengan seorang pria berwajah dungu di kantin kampus. Tertawa bersama, bertingkah seolah-olah mereka sepasang kekasih yang tengah di mabuk cinta.
Bagi Yugyeom, apa yang menjadi hak miliknya tidak boleh bersentuhan orang lain. Terutama Ryu Sujeong.
Mendengar gadis itu pernah berkencan saja sudah membuat ia naik pitam, bagaimana jika gadis itu berkencan lagi? Disini, dengan seseorang pria dari kampus.
Ah, Yugyeom bisa gila.
Sujeong terdiam sejenak, menatap sisi kiri wajah sepupunya dari dekat. Ia menggigit bibir bawahnya pelan.
Sujeong benci suasana canggung.
"Yugiii,"
"hm?" Yugyeom menghentikan permainannya lagi. Mengalihkan atensinya pada gadis yang kini ada dipelukannya.
Sujeong menatap kedua manik kelam Yugyeom. Mencoba membuat tatapan memelas seraya menunjuk bagian bibirnya.
"Kiss me if that can make you feel better."
Yugyeom menyeringai kecil. "Sure."
Pemuda itu menempelkan bibirnya pada bibir mungil Sujeong. Melumatnya perlahan.
Kedua mata Sujeong terpejam, menikmati permainan yang Yugyeom ciptakan. Membiarkan Pemuda itu menjamah perut mulusnya dengan gerakan perlahan. Menciptakan sensasi menggelitik di dalam perut Sujeong, seperti ada bom atom meledak-ledak disana.
Tapi rasanya menyenangkan.
Terutama ketika Pemuda itu mulai memasukan lidahnya ke dalam rongga mulut Sujeong. Memainkan lidahnya dengan agresif di dalam sana.
Sudah puas menjamah area bibir Sujeong, Yugyeom mulai menurunkan ciumannya. Beralih menjamah leher jenjang Sujeong, menyibakan beberapa helai rambut disana lalu mulai membuat beberapa tanda kepemilikan.
Sujeong melenguh pelan ketika Yugyeom menghisap pelan lehernya. Tidak puas hanya dengan satu tanda, Yugyeom membuat beberapa kiss mark lagi. Dua kali, tiga kali.
Tangan Yugyeom tidak tinggal diam, mulai melucuti kancing-kancing baju yang Sujeong kenakan. Ia menatap sejenak wajah Gadis yang tertidur dibawahnya lalu menyeringai kecil. Tidak akan ada yang bisa mengganggu permainannya kali ini.
Ding Dong —
Kedua sejoli itu terkesiap. Kaget bukan main ketika suara bell rumah bergema di seluruh ruangan.
Yugyeom mencebik kesal. Segera turun dari kasur dan menemui pengganggu dungu itu. Padahal sesuatu dibawah sana sudah meneggang, ia benar-benar ingin menyelesaikan permainannya.
Ia berjalan menuruni tangga sembari menahan sakit. Sial.
Sementara Sujeong masih terdiam berbaring di atas kasur, masih mencerna apa yang baru saja terjadi. Merabah pelan kancing di bajunya yang sudah terlepas beberapa.
Yugyeom nyaris menggagahinya.
Ia segera terduduk, memegangi pelipis kepalanya. Kepala Sujeong berdenyut hebat, benar-benar pusing.
Bibir atasnya terangkat, mulai mengucapkan sesuatu untuk dirinya sendiri. "Bagaimana pun juga, jangan sampai kelewat batas."
( aing sakit perut nulis ini. salam penutup, foto aa' yugi yang tumben ga selca alay di instagram
KAMU SEDANG MEMBACA
Brother Complex
Short Story( Yugyeom - Ryu Sujeong ) Pacar? bukan Saudara sepupu? ya gitu deh. sakit loh rasanya punya sepupu rasa pacar. karena aku sadar, perasaan ini salah dan ia tak mungkin aku miliki.