288 30 16
                                    


"Yugyeom, mama sama papa pergi dulu, mungkin nanti malem baru balik. Jagain sepupu kamu ya."

Sebuah pernyataan yang memisahkan Yugyeom dan kedua orang tuanya beberapa jam kedepan. Lataran mereka harus mendadak pergi menjenguk kerabat yang sakit.

Waktu-waktu seperti ini tidak mungkin Yugyeom biarkan sia-sia.

Jadi ia segera berlari ke lantai atas, menuju kamar di ujung koridor tempat dimana sepupunya tidur.

Awalanya ia berniat ingin mengagetkan gadis itu, namun ia malah mendapatinya masih tertidur pulas di atas kasur.

"Sering ngomelin kalo aku tidur mulu, sendirinya kebo." Yugyeom mencebik kesal. Ia berjalan perlahan menghampiri sepupunya. Ikut merebahkan diri di kasur.

Beberapa menit ia lalui dalam diam. Mengagumi wajah manis Sujeong. Sesekali memainkan rambutnya yang terurai bebas.

"si galak jadi lucu kalo tidur," batinnya geli.

Pemuda itu segera memejamkan matanya ketika melihat pergerakan aneh dari Sujeong. Gadis itu akan bangun.

"HEH! NGAPAIN KAMU DISINI!?" Sujeong menjerit keras. Tangannya dengan brutal menggoyang-goyangkan tubuh Yugyeom agar ia segera bangun.

"Berisik, riyu. Masih pagi." Ia menarik selimut menutupi wajahnya. Berakting seolah-olah tidurnya terganggu.

Seharunya anak ini mendapatkan penghargaan oscar.

"Jangan bercanda yugiii. Nanti keliatan tante sama om gimana? Kamu mau aku diusir paksa!?"

Yugyeom menyibakkan selimutnya, menatap lekat ke arah Sujeong yang kini tengah terduduk. "Mereka ga ada. Tante Sora sakit jadinya mereka mau jengukin."

"Ya terus kamu ngapain disini?" Tanya Sujeong kesal. Ia memijat pelipisnya yang terasa pusing. Sepertinya efek langsung duduk setelah bangun tidur.

"Mau manjaan sama kamu lah." Jawab Yugyeom polos.

"Memangnya kamu anak kucing!? Aku ga terima alasan apapun! Sana keluar!"

Bukannya pergi, Pemuda itu malah menidurkan kepalanya di atas paha Sujeong. Benar-benar memancing amarah seorang Ryu Sujeong di pagi hari.

"Sana pergi atau—"

"atau apa?" Yugyeom membangunkan dirinya. Manik hitamnya menatap lekat ke arah Sujeong. "Sekarang udah berani ngancem hm?"

Sujeong tertunduk takut. Ia mungkin memang galak dan suka bersikap brutal kepada Yugyeom. Tapi jauh dilubuk hatinya ia takut kepada pemuda itu.

Karena jika yugyeom marah, apapun akan dia lakukan.

Jadi dia hanya diam dan membiarkan Pemuda itu dengan santai memeluknya, membiarkan tangannya bergerak liar memasuki baju yang ia kenakan. Mengusap pelan perut langsing Sujeong. Lalu menciumi ceruk lehernya. Sementara Gadis itu melenguh menikmati permainan Yugyeom. Sumpah, ia tidak bisa menahan dirinya.

Sujeong lama-lama bisa gila.

"Hukuman buat yang sekarang suka ngelawan," bisik Yugyeom pelan, lalu menciumi leher gadis itu lagi. Ia tidak bisa menghentikan dirinya sendiri, apalagi mendengar desahan kecil Sujeong membuat fantasi liarnya semakin menjadi-jadi.

"Coba desahannya jangan ditahan,"

"sinting."

Yugyeom tertawa pelan. Si galak tetaplah si galak.

Brother ComplexTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang