4

4.4K 261 0
                                    

Sesampainya di kosan...

"Git, lo dianter pulang siapa?" beberapa bulan di kota besar. Gitsya sudah bisa menyesuaikan diri dengan bahasa kota besar.

"Jangan heboh tapi ya. Gue nggak siap jadi public enemy fans club nya pak Dikstra."

"Kamu  dianter pak Disktra?"

"Gue udah nolak, tapi dia maksa. Dan emang salah dia juga sih nahan gue lama-lama di lab. Dan gue nggak ngerti lagi deh ya sebel banget sama dosen lo itu ya...."

"untung aja ganteng kan?"

"ah, gantengnya ilang begitu dia sok kecakepan."

"Hah?"

Gitsya pun menceritakan kejadian beberapa waktu lalu.

"lagian lo make bilang bu Wida dan Deti naksir dia. Btw, lo naksir dia nggak sih?"

"Au ah Di. Gua udah nggak napsu sama begituan. Tapi Disktra asik juga lo dijadiin sahabat Di... Tadi di mobil kita ngobrol ngalor ngidul githu..."

"Apa? Disktra?"

"Dia yang minta jangan dipanggil pak."

"sama lo doank?"

"iya. gue didenda kalo panggil dia pak. rese kan dia?"

"Pak Disktra nggak biasanya gini loh Git."

"Heppp... kan lo sendiri yang bilang dia nggak suka cewek. Udah ah."

***

Sepulang mengantar Gitsya, Disktra pulang ke rumah kakaknya. Memang disana dia tinggal.

"Dis.... baru pulang jam segini?" Mbak Yuni namanya. Kakak tertua Disktra.

"ngawasin bimbingan mbak."

"kamu tuh ya kerja jangan terlalu keras. Cari pacar sana. Jangan terlalu asik kerja."

"kalau nggak ada uang juga, nanti mana ada yang mau jadi pacar aku mbak..."

"Ya... mbak Yuni sih cuman ngingetin kamu aja. Kamu itu sekarang udah nggak muda lagi. Masa muda kamu terlalu serius belajar dan kerja sampai kamu nggak punya waktu buat bergaul. Fans kamu tuh banyak lo..."

"Malah karena itu mbak... saya cenderung menjaga jarak, supaya mereka tetep nge fans sama saya. Saya nggak mau terlihat lemah. Kalau tahu kelemahan saya, saya yakin mereka nggak akan nge fans lagi sama saya. Sampai ada seseorang yang sadar saya itu tidak suka dikagumi. Saya itu manusia biasa."

"Bilang aja kamu nggak bisa ngedeketin cewek."

"Singkatnya emang gitu sih mbak..."

Tbc

Bujang Lapuk (cerpen)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang