((ready for bonus chapter?))
Semilir angin sejuk menerpa wajah Jaehwan siang itu. Matanya terpejam. Menikmati suasana danau yang teduh. Senyum menghiasi wajah tampan nan damai itu.
"Hei, jangan merem terus. Nanti kamu ketiduran!" goda seorang gadis yang duduk disebelah Jaehwan sambil menoel pipi chubby laki-laki itu.
Jaehwan malah dengan sengaja menjatuhkan kepalanya ke pundak si gadis. Bibirnya mengulum senyum geli. Membuat si gadis membelalakkan matanya.
"Gausah sok-sokan tidur gitu, Kim Jaehwan. Aku tau kamu pura-pura. Ish, tadi ngajakin quality time, sekarang malah merem..." sungut gadis itu sambil meniup poni yang menghalangi pandangannya.
Jaehwan makin tersenyum. Mengeratkan tautan jemarinya dengan gadis itu.
"Kamu berisik," bisik Jaehwan ditelinga gadis itu.
Gadis itu sontak menoleh. Mendapati wajah Jaehwan tersenyum geli sambil memejamkan mata.
"Enak aja. Kamu tuh lebih berisik. Dasar pipi gembul!" ledek gadis itu sambil menempelkan telunjuknya dipipi Jaehwan.
Entah ada dorongan darimana, tangan kiri Jaehwan yang bebas dengan cepat menggenggam tangan gadisnya yang berada dipipinya.
"Ssstt, diem dulu deh."
"Kenapa?"
"Bentar aku mau bilang,"
"Bilang apa?"
"Bilang kalau...."
"Ih jangan diputus-putus kalo ngomong!" rajuk gadis manis itu sambil memukul pelan lengan Jaehwan.
Jaehwan tidak tahan untuk tidak tertawa. "Cieee, kepo ya? Hehe,"
"Bodoamat. Nyebelin!" sungut si gadis sambil memalingkan pandangan.
Jaehwan tersenyum. Kepalanya bangkit dari pundak si gadis, memutar pelan kepala gadis itu agar menatapnya. Sungguh, Jaehwan lemah kalau harus menatap mata cerah si gadis.
"Aku sayang kamu."
Gadis cantik dihadapan Jaehwan yang tadinya merajuk hanya tertawa. Tawa yang ceria. Jaehwan suka.
Sudah dia bilang kan, dia suka bagaimana
gadis itu tertawa?Tawa si gadis adalah candunya.
"Aku juga sayang kamu, Jaehwan. Dan, sejak dua jam yang lalu kita sampe disini, kamu udah bilang hal yang sama sebanyak 45 kali." gadis itu terkikik geli.
Jaehwan mau tidak mau ikut tertawa. Manis sekali, batinnya. Tidak ada hal didunia ini yang lebih Jaehwan sukai daripada tawa gadisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaehwan, 1996.✔️
Poetry[completed] Namaku Jaehwan. Bukan awan, bukan wawan, apalagi sawan. Dan yang paling penting, aku bukan Dilan. Tapi aku adalah seseorang yang akan mewarnai harimu. Iya, kamu. Bahkan jika kamu bukan milea sekalipun. Karena kamu bukan Milea. Maka dari...