The Truth

56 0 0
                                    

Siang ini tidak terbilang cerah untuk sebuah hari di musim semi, namun ada cukup cahaya yang terpancar dari seorang pria di dalam ruangan itu. Yang menarik perhatian Anna sejenak -mengalihkan perhatiannya dari penjelasan Mrs. Brown.

Sering kali, Anna membuat banyak alasan untuk tidak menghadiri kelas Mrs. Brown. Ia berusaha mengabaikan keberadaan pria itu, pria yang sewaktu –waktu dapat  membuatnya menjadi gila. Anna mendesah pelan. Di lihatnya jika pria itu telah beranjak keluar setelah bel tanda berakhirnya kelas berbunyi.

“Anna!” Lamunan Anna terpecahkan. Ia terperanjat, kemudian menghela nafas panjang ketika tahu yang memanggilnya adalah Elise –sahabatnya. Lalu dia beranjak keluar  kelas diikuti Elise di sampingnya.

“Coba tebak sudah berapa kali aku mengatakan ini Anna. Astaga!  Berhentilah memikirkan dia. Kau tahu, sampai kapan itu tidak akan membuatmu merasa lebih baik.” Elise melanjutkan, nadanya sedikit memekik kali ini.

Namun gadis itu tidak benar – benar mendengarkan nasihat dari temannya ini. Dia terlalu serius mengamati objek di hadapannya. Seakan dia lupa bagaimana caranya bernafas, dia kembali meremas buku – buku jarinya, untuk menenangkan dirinya. Kenapa dia selalu bertemu pria ini, di saat dia selalu berusaha untuk menghindarinya? Sesalnya dalam hati.

Seribu pertanyaan muncul dibenaknya saat melihat pria itu, namun tak sepatah katapun yang terucap olehnya. Sering kali gadis itu tidak tahu harus berbuat apa ketika berhadapan dengan pria ini. Tapi entah kenapa hari ini ia ingin memandangnya, memandangnya lebih lama dari sebelumnya. Mungkin dengan ini hatinya sedikit tenang setelah tidak bertemu dengannya kemarin. Di samping semua usaha Anna untuk menghindari pria itu, namun pada kenyataann Anna tidak pernah menolak bayangan Justin Cromwell masuk memenuhi benaknya.

Elise yang berada di sampingnya mendesah panjang, kemudian menarik bahu Anna untuk berhadapan dengannya. Wajahnya kini benar-benar tampak kesal. “Sudahlah Anna, hentikan itu! Bukannya kamu sendiri yang bilang mau melupakan Justin? Lagian apa lagi-sih yang di harapkan dari pria yang sudah punya pacar?”

**

Keesokan harinya, Anna terlihat sibuk dan kerepotan seperti murid lainnya. Bagaikan sekelompok lebah yang berterbangan kesana – kemari, mereka tampak sibuk dengan tugasnya masing – masing demi menyiapkan rencana keberangkatan mereka. Ya, seperti dalam  angket sekolah mereka, Anna, Elise, semua murid lainya akan berangkat ke Los Angeles untuk acara perpisahan sekolah.

Anna menghela nafas pendek, lalu mengusap keningnya yang kini berkeringat. Tak lama setelah itu dia tercengang, menghentikan kegiatannya setelah menyadari jika pasangan yang sedari tadi disampingnya itu adalah Justin Cromwell dan Liora Schneider. Jantungnya tiba-tiba berdetak lebih kencang daripada kapanpun juga.

If I Let You GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang