4. YOU HURT ME 🔞+

115 8 0
                                    

Author POV

#perhatian..!!
yak
Plagiat no!
Vote yes!

Pagi di kota ini sangatlah dingin. Mentari pagi masih belum menampakkan wujudnya. Angin mulai berdesir seakan membawa suatu hawa kesedihan yang mendalam.

Pagi ini memang buruk.
Seburuk hati surya. Surya tak menyangka kalau vani, gadis yang ua sangat cintai menghilang.

Surya sudah berusaha sekuat tenaga untuk mencari vani. Namun,hasilnya nihil. Keberadaan vani tetap tidak terlacak.

Vani hilang bak di telan bumi. Seperti nya, vano sudah merencanakan penculikan ini secara matang.

Seakan, vano tidak mau kehilangan tawanan yang akan menanggung luka masa lalu nya.

Surya berusaha mencari.. dan trus mencari...

Surya juga mencoba membantu menenangkan kedua orang tua vani (Anton dan Franda).

*********

Di sebuah kamar mansion yang mewah, vani terbangun dari tidur nya.

Jam masih menunjukkan pukul 5 pagi. Sesaat dia terkejut. Vani melihat vano yang sedang tertidur pulas di sofa samping ranjang nya.

Wajah nya nampak begitu tenang. Mata tajam nya tampak sangat sendu.
Dan dada bidang nya mengembuskan nafas dengan teratur.

Vani yang melihat itu, merasa sedikit tenang.

Vani mencoba beranjak dari ranjang nya. Tetapi, kaki nya masih sakit. Perban-perban nya terlihat sangat rapih dan sedikit berwarna merah.

Perban-perban itu semua vano yang membuat. Vano yang membalut luka-luka nya semalam.

Vano bisa bertanggung jawab dengan perbuatan nya.

Vani berhasil beranjak dari ranjang nya.

Kreeekkk

Vani berjalan tertatih-tatih menuju pintu kamar nya.

Vani perlahan-lahan menutup pintu kamar mansion itu.  Dia tidak mau mengganggu vano yang sedang tertidur pulas.

Vani pun beranjak menuju ke lantai bawah .

Saat vani hendak menuruni tangga, kaki nya terasa sangat keram dan luka nya terasa sangat perih.

Vani hampir saja tergelincir di tangga.

Greeeep...

"Apakah kau tidak bisa diam!?" Suara bariton itu nampak sangat terdengar dingin. Seseorang telah menggendong nya yang hampir tergelincir tadi.

Vani pun mendongak. Ternyata...

Ternyata...

Itu vano!!!!

Vano pun langsung membawa vani kembali ke dalam kamar nya. Pria itu nampak sangat tenang dan dingin.

Seperti tidak ada kehangatan didalam diri nya.

Vano langsung membaringkan tubuh vani kembali ke ranjang.

"Sekali lagi ku tanya. Apakah kau tidak bisa diam!?" Tanya vano dengan nada sangar dan dingin nya.

"Mmm... ma.. maafkan aku. Tadi aku hanya ingin turun ke bawah. Tadi aku hendak ke dapur untuk memasak, karna dari tadi perut ku lapar!" Ucap vani lirih sambil memengangi perut nya.

Brrrrr krrrrrrrrtttt...

Suara itu berasal dari perut vani yang benar-benar sudah kelaparan.

Vani  bullshing. Benar-benar bullshing. Bukan karna apa-apa, tetapi malu karna perut nya berbunyi cukup keras.

VANONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang