5.BROKEN

101 10 1
                                    

Author POV

"Hanya satu yang ku inginkan yaitu ...

Kebebasan hati dan raga"

"Oke... jika kamu menginginkan itu kamu harus sanggup melakukan ini"

STEVANO ALLVARO RAYYOND

******

Pagi pun tiba. Sinar matahari mulai masuk menyelusup gorden kamar mansion vano.
Vani pun terbangun dari tidurnya. Mata nya memerah karna semalaman suntuk dia menangis. Vani bisa merasakan sebuah lengan kekar memeluk perut nya dengan erat.

Vani pun mencoba melepaskan pelukan dari vano,namun hasilnya nihil.

Tiba-tiba,lengan vano mulai melonggarkan pelukan nya. Air mata vani kembali mengalir mengingat peristiwa semalam.

Vano sudah merusak kehormatan yang sudah ia jaga untuk suami nya kelak. Tangis vani mulai pecah dan vano pun terbangun karna mendengar isak tangis vani.

"Berani nya kau menganggu tidur ku!" Seru vano dengan suara yang mengintimidasi.

"Ma..maaf! Aku harus pergi sekarang!"seru vani sambil berdiri beranjak meninggalkan vano yang sedari tadi masih menatap nya.

Belum sempat vani berjalan, area kewanitaan nya tiba-tiba berdenyut dan membuat vani kesakitan hingga jatuh terduduk.

Vano yang melihat itu hanya tersenyum penuh kemenangan. Vani masih berusaha untuk berdiri melawan sakit yang semakin berdenyut dibawah sana.

"Ahhhhkkk..sa..sakit!"lirih vani sambil memegangi perutnya.

Vano pun segera bangkit untuk memakai kembali boxer nya dan kembali membaringkan vani disamping nya. Vani hanya pasrah menerima semua perlakuan vano karna vani sudah tidak memiliki tenaga untuk memberontak lagi.

"Aku tau kamu mau kabur!?" Seru vano dingin dan tajam.

"Vani.. dengarkan aku. Jika kamu mencoba melarikan diri dari ku,aku tak akan segan segan melukai mu. Begitupun sebaliknya,jika kamu menurut dengan semua perintah ku dan tidak melarikan diri dari ku, aku akan baik dan memperlakukan mu dengan baik!" Seru vano dengan nada mengancam.

Vani yang mendengar itu menjadi semakin takut. Vani hanya ingin kembali.


"Berterima-kasihlah kepada ku karna aku sudah membebaskan mu dari kungkungan pria biadab seperti surya!"desis vano.

Vani merasa tak terima. Vani langsung bangun dan menampar pipi vano.

"Harusnya kau! Kau lah pria biadab itu! Pria pengecut dan kejam itulah dirimu! Hanya mengandalkan kekuasaan,uang,egois, dan nafsu dendam,itu tindakan yang lebih biadab! Surya tidak akan pernah melakukan hal yang kau katakan itu!"teriak vani.

Rahang vano langsung mengeras.

"Berani nya kau!"seru vano dengan lantang. Vano langsung menampar pipi vani.

Vano langsung menindih tubuh vani dan mengikat  kedua tangan vani ke atas kepala ranjang. Vano langsung mencium vani tanpa ampun. Mengulum dan menggigit bibir vani sehingga mengeluarkan sedikit darah.

VANONITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang