Kau tak pernah sendiri. Mereka ada dimana pun kau berada. Percayalah...! Jika kau tak mempercayainya, ku rasa kau akan mendapatkan giliranmu setelahku.
-Ayyara-
Rumah itu terlihat sunyi dan sepi. Dinding yang tak berwarna membuat nuansa lebih menyeramkan. Rumah yang baru dihuni oleh keluarga kecil selama 1 bulan hanya memiliki 2 kamar tidur,dapur,kamar mandi dan ruang tamu.
"Mama udah mau selesai,kamu tidur dulu aja." Ujar mama yang sedang menghias roti.
"Bener ngga papa ma?" Tanya seorang wanita berbaju ungu.
"Iya, paling 5 menit lagi selesai." Jelas mama.
"Yaudah, aku kekamar dulu ya ma"
Jarum jam sudah menunjukkan angka 11 malam. Mama yang berkerja sebagai baker mengerjakan pesanannya saat malam hari. Anak sulungnya yang menemaninya membuat roti ketika malam hari.
"Ayyara..." Mama menghentikan langkah anaknya dan membuat anak sulungnya membalikkan tubuh.
"Kenapa ma?"
"Jangan lupa doa sebelum tidur."
Terdengar helaan nafas dari Ayyara ketika mendengar ucapan mamanya. "Iya ma..."
Terlihat senyuman kecil pada bibir mama. Kewajiban menjadi seorang ibu yang memiliki balita membuatnya menjalankan tuntutan perkerjaan pada malam hari. Sebenarnya mama tidak tega membuat Ayyara selalu begadang untuk menemaninya. Namun rasa takut membuatnya terpaksa meminta Ayyara menemaninya.
****
Didalam ruang gelap dan sunyi. Hanya terdengar suara dentingan jarum jam dan hembusan angin diluar jendela membuat dedaunan saling bergesekan. Tak ada lagi suara yang terdengar selain itu. Namun detik selanjutnya Ayyara merasa mendengar suara yang memecah keheningan
tok
tok
tok
Ayyara tidak menghiraukan suara itu. Ia hanya mengubah posisi tidurnya.
tok
tok
tok
Suara itu semakin jelas dan nyaring.
Ayyara mengubah posisinya menjadi duduk. "Mama.."tok
tok
tok
Suara itu bukan dari pintu. Melainkan dari lemari kayu yang letaknya seberang samping ranjang Ayyara.
Ayyara memberanikan diri melangkah mendekat. Ya, suara itu dari lemari.
Seetttt
Tak ada apa apa di dalamnya. Tubuhnya begitu gemetar, dia mencoba melihat keatas lemari .... disana juga kosong. Ayyara membalikkan tubuhnya dan kembali keranjang. Saat Ayyara berbaring dan memejamkan matanya tiba-tiba saja pintu kamarnya terbuka dengan cepat dan muncul seorang lelaki berwujud hitam legam bertubuh besar dengan mata yang merah menyala. Ayyara diterjang selayaknya harimau dan dicekik dengan kuat.
Terdengar erangan setelah sosok itu berhasil mengunci tubuh Ayyara, tak sedikit pun tubuh Ayyara dapat bergerak. Ayyara dapat melihat jika sekelilingnya berkabut merah.
"Si..aa..ppa!" Ayyara perlu banyak tenaga untuk mengucapkan 1 kata.
"Arghhh... Ini wilayah kekuasaanku!" Suaranya begitu berat. Setiap nafas yang dia hembuskan begitu panas ditubuh Ayyara.
"Tii..dak! Ini rruumah aayahku!" Ayyara berusaha melawan meski tubuhnya kini ditahan kuat oleh sosok itu.
"Arrrggghhhh!" Sosok itu membuat tubuh Ayyara merasa panas, sangat panas.
Kini mulutnya tak dapat mengucapkan sepatah kata apa pun. Ayyara hanya dapat melafalkan doa dalam hatinya dan menutup matanya. Hingga sedikit demi sedikit rasa panas itu hilang, tubuhnya dapat bergerak, dan kabut merah menghilang bersamaan saat Ayyara membuka mata.
"Astaghfirullah."
*****
First post,
Maaf sedikit dulu ya, kalau pembaca dan vote nya banyak ntar makin banyak juga ceritanya :p.Vote biar Author nya semangat nulis.
Cerita ini benar-benar kisah Author ya,
Saya tidak memaksa kalian percaya. Saya hanya berbagi cerita melalui tulisan. Karena melalui ucapan terkadang membuat saya tertekan dengan sebuah ejekan. Karena mereka mengaggap saya hanya membual.
Please no plagiat.
Gadis kecil🖤
Yang belajar nulis
KAMU SEDANG MEMBACA
Jangan Ganggu Aku
HorrorCerita ini adalah kisah nyata dari kehidupan saya yang telah saya kemas sedemikian rupa sehingga layak untuk dibaca,dengan mengubah nama dan tempat.Apabila ada kesamaan nama dan tempat itu hanya kebetulan belaka. Rank #8 #52 #98 #100++ #1000- -