Mengapa

534 29 11
                                        

Kehadiran mu satu satunya yang tidak ku inginkan -Ayyara-

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kehadiran mu satu satunya yang tidak ku inginkan
-Ayyara-

Angin malam tak cukup dingin bagi Ayyara, dua kipas angin sudah menemaninya sejak dua puluh menit yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Angin malam tak cukup dingin bagi Ayyara, dua kipas angin sudah menemaninya sejak dua puluh menit yang lalu. Rasa gerah dan gelisah sudah menyerangnya tanpa memberi jeda. Untuk fokus melihat tayangan dilayar 24 inch itu pun tak dapat ia lakukan. Bahkan satu box ice cream yang biasanya memberinya ketenangan tak ampuh untuk mengusir rasa itu.

Mungkin Ayyara membutuhkan satu box ice cream lagi. Tidak! Mungkin dua atau tiga, agar rasa manis dan dingin lumer dimulutnya menghilangkan rasa kegelisahannya. Mungkin akan lebih sempurna lagi jika dia menikmatinya dibawah langit gelap yang menampakkan sinar sinar kecil dan bola bersinar disana.

Ia bangkit dari ranjangnya untuk mengambil si manis yang dingin di freezernya. Melanjutkan langkahnya keluar rumah untuk duduk dibangku depan rumahnya.

Tunggu, apa itu? Langkahnya berhenti dibelakang gerbang rumahnya. Ayyara melihat sesuatu yang beberapa hari ini selalu mengganggunya. Ingin rasanya dia berbalik mengurungkan niatnya. Namun hati kecilnya ingin mengetahui bentuk dari sosok itu.

Ayyara satu langkah maju mendekat. Sosok itu berjalan merambat di dinding dengan posisi kaki seperti kuda kuda, dengan rambut panjang namun terlihat gimbal. Baju putihnya bergerak mengikuti gerakan tubuhnya.

Mungkin satu langkah lagi agar Ayyara dapat melihatnya lebih jelas. Sepertinya langkah itu membuat sosok itu merasakan kehadiran Ayyara, wajahnya menoleh dengan mata membelalak kearah Ayyara dengan mempercepat gerakannya berjalan merambat.

"Ya Allah." Pekiknya dengan menjatuhkan ice yang Ayyara pegang. Sesaat dia terpaku namun cepat cepat menyambar icenya dan masuk kedalam rumah.

"Kenapa kak?" Ujar wanita yang keluar dari dapur.

Ayyara mencoba mengatur nafasnya, memperlihatkan ekspresi setenang mungkin. Namun ungkapan pepatah jika mata tak dapat berbohong mungkin benar. Karena terlihat jelas sekali ketakutan dan kekhawatiran dimata Ayyara. "Ngga papa mah," Jawabnya dengan nada santai.

Jangan Ganggu AkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang