5

434 46 6
                                    


Aku mencintainya. Dia adalah balasan yang Tuhan berikan kepadaku. Dia adalah penawar racun dalam hidupku. Orang pertama yang mampu membuatku merasakan perasaan aneh bernama jatuh cinta untuk pertama kalinya.

Fokusku teralih tatkala diriku mendengar hembusan napas yang keluar dari hidung Hina. Air wajah kagumnya luntur, tergantikan oleh gurat kecemasan. Matanya menatap ke bawah, fokusnya tak teratur. "Entah kenapa, hatiku merasa tidak tenang, Paman," ceritanya tanpa diminta sama sekali.

Rasa cemas itu menular kepadaku, membuat pikiranku kacau tak karuan. "Ada apa, Hina?"

"Aku hanya ingin memeriksa sesuatu agar aku tidak cemas lagi, Paman," balasnya yang lebih condong kepada suatu permohonan.

"Memeriksa apa?" semburku cepat.

"Ayahku." Deg. Napasku tercekat, tersedot bersama jawaban singkatnya. Kedua matanya terselimuti oleh bening air mata. Dirinya menangis tanpa sebab. "Aku harus memeriksa keadaan ayahku."

Memori mengenai Daehyun yang pernah menceritakan mimpi buruknya merasuki serebrumku. Membuatku berjuta kali lipat lebih panik dibandingkan sebelumnya. Kecemasan menjilati kedua mataku. Pikiranku kacau, tidak tenang seperti biasanya. Apakah ini saatnya mimpi buruk itu menjadi kenyataan? "Jangan," gumamku ketakutan tanpa sadar sama sekali. Lengan besarku membawa tubuh kecil Hina masuk ke dalam pelukanku. Mengikutsertakan dirinya dalam teleportasiku.

Kami berpindah tempat ke basement. Aku terheran-heran. Seingatku, aku memikirkan Charlie sebelum melakukan teleportasi. Seharusnya sekarang aku berada di ruangannya, di ruang latihan, ataupun di ruang pertunjukkan karena tempat-tempat itu adalah tempat yang hampir setiap hari Charlie singgahi. Tempat di mana seorang Charlie dapat ditemukan. Tapi, kenapa sekarang aku berada di basement? Jangankan keluar dari gedung ini, ke basement pun Charlie jarang sekali seolah-olah ada sesuatu yang membuatnya enggan untuk singgah.

Keherananku bertambah tatkala kerumunan orang terlihat dari dinding-dinding basement yang terbuat dari kaca. Pikiranku bertambah kalut, tak jernih bakair keruh. Tiba-tiba saja Hina berlari keluar. Menerobos kerumunan manusia itu. Yang aku ketahui saat ini, dia bertindak sesuai dengan perasaannya. Gadis kecil itu berlari atas titahan hatinya yang resah.

Tubuhku dikuasai oleh perasaan bimbang, antara menyusul Hina ataupun membiarkan anak itu bertindak sesuka hatinya saat ini. Jika aku ikut campur, turut tangan dalam masalah yang belum jelas ini, identitasku bisa ketahuan. Selangkah saja aku keluar dari gedung ini, kekuatanku akan hilang sementara sampai aku menapaki kembali gedung ini. Para keturunan Adam itu akan melihatku karena kemampuan menghilangkan diriku tak dapat difungsikan. Mereka bisa saja menyerangku dan aku tak mempunyai pilihan lain selain lari atau pasrah, merelakan tubuhku dihajar babi buta oleh manusia-manusia ini. Aku juga tidak bisa mencuri dengar apa yang dikatakan orang-orang itu karena mereka berada di luar wilayahku.

Rasa penasaran yang besar akhirnya mendorongku untuk keluar. Tak ada perasaan selain perasaan nekat yang singgah di tubuhku. Tidak apa-apa, Marcus. Kau bisa. Aku selalu memenuhi pikiran-pikiranku dengan kepositifan yang besar.

Aku bersembunyi di balik pohon besar yang tumbuh cukup dekat dengan kerumunan itu. Menyembunyikan diri sepandai mungkin agar tidak ketahuan oleh mereka. Di antara orang tersebut, terdapat celah yang mengantarkan kedua netraku untuk menangkap keberadaan Hina.

Air wajahku berubah menjadi muram tatkala keberadaan Hina yang sedang duduk bersimpuh di jalan tertangkap oleh mata elangku. Di pangkuannya, terdapat kepala dari orang yang paling ia cintai di dunia fana ini; Charlie Starling, ayahnya.

Hina menangis. Ah, tidak, menjerit pilu. Dia tidak sempat memikirkan kemungkinan pita suaranya yang putus akibat teriakannya itu. Tidak ada seorang pun yang berkeinginan untuk menenangkannya. Mereka hanya menonton seolah-olah tragedi itu hanyalah drama yang biasa mereka tonton. Ironi sekali.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

the hidden secret [PRIVATED🔐]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang