*****
Bu Siska adalah guru kimia, sekaligus wali kelas barunya di X IPA 2. Terkadang dia ngajar sesuai mood, dan anak murid sering kali memancingnya dengan mengobrol yang tidak jelas hanya untuk menghabiskan waktu belajar kimia.
"Pagi anak-anak!" sapa Bu siska dengan tersenyum.
"Bu, 'kan mau jam istirahat!"
"Bu, hari ini juga ga ada pelajaran Ibu."
"Iya Bu."
"Betul tuh."
Protes anak kelas yang tidak mengerti, mengapa Bu Siska masuk kelas ini.
"Udah jangan ribut. Ibu disini bukan mau ngajar." jelasnya yang mendengar protes dari anak murid.
"Terus ngapain Bu?" tanya salah satu anak murid.
"Ibu mau perkenalkan kalian dengan teman baru. Kelas kalian akan kedatangan anak baru!" ujar Bu Siska yang menggema di IPA 2.
"Cewek apa cowok ya?"
"Semoga aja cowok yang ganteng."
"Jangan cewek, nanti kalo gue kesaing cantiknya gimana?" ujar salah satu siswi.
Bisik-bisik para murid terdengar. Kelas gaduh, karena penasaran siapa anak barunya.
"Hei, sudah cukup," kata Bu Siska yang mengheningkan kelas. "Sini masuk, perkenalkan nama kamu."
Saat melangkah memasuki kelas, jantungnya berdegup kencang. Tapi langsung ia netralkan garis wajahnya setenang mungkin.
Ia menghembuskan nafasnya dan mengedarkan pandangannya kepada siswa dan siswi yang berada di dalam kelas ini.
"Hai friends, nama lengkap gue Kinaya Maharani. Kalian bisa panggil gue Kinaya, gue pindahan dari, Malang." Kinaya menjeda sesaat, "Ada yang mau bertanya?"
"Whoa.. cantiknya! Nomornya berapa?"
"Bagi id lo dong!"
"Alamat rumah dimana?!"
"Uname ig apa?"
"Udah punya doi belom??!!"Kinaya hanya tersenyum tipis menanggapi pertanyaan itu semua.
Bu Siska menengahi. "Hei kalian tuh ya, nanya tuh yang beneran dikit! Kinaya emm.. kamu duduk di sana," tunjuk Bu Siska ke kursi kosong. "Iya di sana dengan Gea."
"Baik Bu." Kinaya tersenyum dan menyalami guru tersebut.
"Ibu harap kalian di sini bisa beradaptasi dengan teman baru kalian, Ibu permisi ada kerjaan lain." nasehat Bu Siska ke anak muridnya.
"Hai," sapa Gea dan seorang perempuan di depan kursinya, mungkin temannya Gea.
"Hai juga," balas sapa dan senyum ke teman barunya dengan manis.
"Kenalin nih, Ki. Teman gosip gue, namanya Elsa." jeda Gea sebentar sambil menoleh ke Elsa. "Gue harap lo bisa jadi sahabat kita."
Bel istirahat sudah berbunyi, Kinaya dan kedua teman barunya itu langsung ke kantin karena takut tidak kebagian kursi. Sedangkan perutnya sudah maraung lapar.
"Udah duduk disini aja ya, lo mau gue pesenin apa?" tawar Elsa kepada Gea, dan Kinaya.
"Samain aja, cepet gue udah laper!" balas Gea tidak sabar.
Mata Kinaya menangkap sekumpulan cowok duduk di tengah kursi kantin, yang menjadi pusat perhatian para wanita. Tapi dia tidak perduli karena rasa laparnya mengalahkan rasa keingintahuannya.
"Whoa kayaknya enak banget nih!" Ujar Kinaya membuka suara karena melihat sepiring siomay yang begitu lezat.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
Refrain
Teen FictionApakah perpisahan itu sulit? Kalau iya, tak perlu ada dan diciptakan. Kalau bisa, tolong ikhlas 'kan agar mudah melepas. Akibat kehilangan teman kecilnya bernama, Acha. Raga, bagai manusia tanpa jiwa yang hidup dalam bayang-bayang semu. Diamnya buka...