“Got to believe in magic. . . Tell me how to people find each other. . . In the world that’s full of strangers. . . You’ve got to believe in magic. . .Something stronger than the moon above. . .Cause it’s the magic when two people fall in love. . ”
Lagu Got To Believe In Magic milik Juris melantuh indah menyapa indera pendengaran gadis yang kini tengah terpana mendengar lantunan merdu petikan gitar di hadapannya, menahan senyumnya yang mengembang padahal terlihat jelas raut wajah bahagia miliknya, merunduk berupaya menutupi rona pipinya yang memerah. Tak lain gadis tersebut bernama Wilma lebih tepatnya Wilma Andira Hartono. Tepat hari ini untuk ke-2 kalinya selama 2 tahun, lelaki yang setia menemaninya dalam suka maupun duka, yang rela memberikan bahu walaupun hanya sebagai sandaran ketika air mata jatuh membahasahi pipinya, tengah bernyanyi untuknya.Aidan Hendrick Nugroho, itulah nama remaja lelaki yang memiliki sejuta cara untuk membahagiakan Wilma. Apalagi untuk saat ini, dimana Wilma telah bersemayam selama 2 tahun di hati Aidan bahkan mungkin lebih dari 2 tahun. Lelaki itu menghentikan petikan gitarnya bukan karena lagu tersebut selesai melainkan kini ia akan mempersembahkan sebuket bunga mawar merah tak lain untuk Wilma yang notabennya memang menyukai bunga yang melambangkan cinta sejati.
“Kamu bisa saja Aidan, Terimakasih untuk semuannya.” gumam Wilma yang kini merasa berat mengatakan hal tersebut namun entah karena terharu melihat perjuangan Aidan untuk membuatnya selalu bahagia.
“terimamkasih” kata itupun terucap tanpa Wilma sadari.
Mendapati Wilma berucap hal demikian, Aidan melemparkan senyum bahagia pada Wilma, senyum yang mampu membuat Wilma hanyut didalamnya. Dengan kaku Wilma membalas senyuman Aidan.
Kini suasana terasa awkward ketika mereka duduk di satu meja yang sama dan bertingkah menyibukkan diri sendiri padahal sedang berpikir keras untuk mencari topik pembicaraan. Namun menyadari Wilma yang tak akan mungkin menyuarakan suaranya, kewajiban Aidan untuk membuka perbincangan kali ini.
“Hmm cuaca hari ini dingn, ini pakek jas milik saya.” tawar Aidan kepada Wilma dengan sedikit canggung.
Entah mengapa walau sudah lama mereka berdua menghabiskan waktu bersama tetap membuat keduanya merasakan sebuah degupan kencang tak terkontrol dari jantung mereka.
“Ehmmm, tidak.” jawab Wilma seraya menunduk karena berusaha menyembunyikan degupan kencang agar kuping tajam Aidan tak menangkapnya.
“Bukankah waktu itu kamu sampai-sampai pisan ya, because kedinginan.” tanya Aidan yang berharap bahwa Wilma masih mengingat kejadian itu.
Seketika pertanyaan itu mampu membuat Wilma yang sedari tadi menunduk kini wajahnya mulai terangkat. Terlihat begitu jelas wajah manis nan teduh milik Wilma yang selalu membuat Aidan terpaku melihatnya dan tak ingin memalingkan kearah lain.
“Gakpapa, itukan cara Allah mempertemukan kita” jelas Wilma hingga membuat Aidan merasa bersyukur karena telah mempertahankan dan berjuang mendapatkan hati lembut gadis manis nan sholehah bernama Wilma Andira Hartono memang tepat adanya.
Mereka berdua tengah bernostalgia tentang bagaimana Allah mempertemukan keduannya dan tertawa satu sama lain.
Kisah cinta mereka berawal dari kegiatan Baksos atau Bakti Sosial ketika mereka berdua duduk di kelas 10.