Hari demi hari baksos telah berlalu dengan bahagia dan antusias oleh Wilma, Sekar, Angel dan Risty. Bahkan setelah kegiatan, Wilma dan Aidan semakin dekat. Walaupun awalnya acuh tentang keberadaan Aidan, entah karena pesona atau kemurahan hati ataupun kebaikannya terhadap Wilma, mampu menimbulkan rasa nyaman.
Kelas Aidan 10-3 dan Wilma 10-5 yang hanya tersekat 1 ruang selalu Aidan manfaatkan untuk melihat Wilma. Apalagi hobby mereka yang sama-sama suka membaca di perpustakaan ketika jam pelajaran kosong tiba karena tidak adanya kehadiran guru membuat cinta tumbuh di antara keduannya.
Merasa yakin atas perasaannya ketika jam pulang sekolah tiba Aidan menunggu Wilma didepan pintu kelas 10-5. Hanya dalam waktu 5 menit Wilma keluar dan melihat sosok Aidan yang tengah menunggunya.
Terlihat wajahnya yang begitu gugup namun tanpa mengulur waktu, dengan gemetar setangkai mawar merah dan buku berjudul “Serendipty” ia berikan pada Wilma. Wajah bingung menyelimuti Wilma saat ini hingga terdengar olehnya
“Saya suka kamu”
Wilma menengok pada asal suara tersebut
“Mengapa? Apa alasan kamu suka sama saya?” tanya Wilma yang masih tak percaya dengan apa yang barusan telah ia dengar.
“Saya pernah dengar kalo cinta itu gak butuh alasan, karena jika alasan itu hilang maka cinta juga ikut hilang” jelas Aidan yang membuat Wilma merasa lebih dan lebih mencintai Aidan.
Waktu terhitung singkat namun ia mempercayai dengan perasaannya kemudian mengangguk tanda menerima perasaan Aidan.