Benar ulah Angel dan Risty menghambat waktu mereka sampai dipanggung utama. Kalo gak ada KORSA, udah pasti Wilma dan Sekar meninggalkan mereka berdua biar kayak orang gila yang meronta-ronta kesakitan.Duo Jablay yang Tersaqity.
“Tuhkan telat!” pekik Angel yang dibalas cengiran dari Wilma dan Sekar.
Walaupun hanya telat 15 menit mereka tetap mendapat konsekuensi. Membersihkan sampah di sekitar panggung utama adalah komsekuensi teringan dari kakak panitia bagi kelompok yang datang tidak tepat waktu.
Banyak kelompok yang telat saat itu, mungkin karena belum terbiasa dengan sikon di pedesaan.Tempat agak jauh dari panggung utama dan dekat dengan banyaknya air deras mengalir, juga angin yang bukan hanya bertiup sepoi sepoi melainkan membuat bulu kudup siapapun merinding ketika bergesekan dengannya, menjadi penghibur Wilma dan kelompoknya memunguti sampah.
“Bedebah! Baru kali ini gua disuruh bersih-bersih kayak gini!” Risty mendengus kesal karena merasa seperti terhina mendapat hukuman seperti pemulung.
“Bosen nih! Ngapain gitu kek?sepi nih.” tanya perempuan bergincu yang kini mulai senyum pahit mengarah kepada Wilma yang sedang memunguti sampah di pinggir jalan.
Mengerti apa maksud dari temannya. Pelan-pelan mereka berdua mendekat kearah Wilma dengan sedikit bisik-bisikan dan raut wajah memberikan simbol satu sama lain. Seketika itu juga ketika badan Wilma membelakangi dari arah mereka. Angel dan Risty meluncurkan rencana mereka dan
“BYUR..”
terdengar seperti suara seseorang tersungkur kedalam air. Mendengar suara tersebut Sekar menghentikan kegiatannya yang sedang memungut botol 5 meter dari Wima, kemudian menoleh kearah sumber suara, seketika ia berlari menuju sumber suara tersebut dengan panik dan membantu sahabatnya yang sedang tercebur di selokan air tepat tepi jalur pedesaan tersebut.
“Ya ampun wil, sini gua bantu” mengulurkan tangannya dan membangkitkan sahabatnya.
“Lo duduk sini ya.” Mendaratkan Wilma diatas tanah. Kini waktu untuk Sekar membereskan ulah Duo Jablay terhadap sahabat karipnya.
“MAU KALIAN TU APA SIH HAH! GAK USAH GANGGU WILMA YA! SALAH APA COBA WILMA SAMA KALIAN. TEGA YA KALIAN!” Sekar mulai naik pitam karena dengan mata kepalaya melihat sahabatnya diperlakukan tidak manusiawi.
“Biasa aja kali. Kita mah gak sengaja” bela Angel dengan nada santai bahkan ia mengacuhkannya dengan bermain gadget miliknya.
“Gak sengaja lo bilang? YANG KAYAK GINI LO BILANG GAK SENGAJA! Lo lira gua BUTA! udah jelas-jelas ya gua lihat lo sengaja dorong WILMA!” Sekar balas membentak tepat di wajah mereka berdua.
Kedua telapak tangan mengeepal erat hingga urat-uratnya menegang. Kedua tangannya terangkat dan siap menjambaki rambut Angel dan Risty. Namun, dengan gesit tangan Wilma menarik baju Sekar. Pastinya tak ingin melihat sahabatnya terkena masalah karenanya.
“To--long,saya ga-k ku---at” pinta Wilma yang kini tengah menggigil kedinginan.
Melihat kondisi sahabatnya yang tak karuan berbicara terbata-bata, Sekar mengundurkan niatnya. Dan kini terfokuskan pada Wilma.
“Ya udah ya Wil, lo tunggu sini dulu gua panggilin panitia” Dengan panik Sekar berlari menjauh dari Wilma dan mengabaikan Angel dan Risty.
“Dasar lo CUVU!” pekik Angel dengan sinis.
“Udah yuk tinggal aja.” lanjutnya.
Saat itu juga sang pembuat onar pergi meninggalkan Wilma dalam kondisi yang mungkin akan terjatuh tak sadarkan diri.