“Dasar lo CUVU!” pekik Angel dengan sinis.
“Udah yuk tinggal aja.” lanjutnya.
Saat itu juga sang pembuat onar pergi meninggalkan Wilma dalam kondisi yang mungkin akan terjatuh tak sadarkan diri. Ingin rasanya Wilma membalas perbuatan mereka, namun badannya terasa tertarik oleh magnet bumi.
Angin seakan tidak memahami kondisi Wilma saat ini. Tubuh Wilma yang basah kuyup membuat bibirnya biru, tubuhnya kaku. Tangannya mulai mengepal karena menahan dinginnya air yang membasahi tubuhnya. Bibirnya mulai menggigil. Tangannya yang sebelumnya mengepal kini mengeratkan memeluk tubuhnya sendiri.
Lama kian lama pandangan Wilma mulai kabur bahkan sewaktu-waktu hanya gelap yang dapat ia rasakan. Dan benar, Tubuh pucat Wilma terjatuh diatas helaian daun yang berguguran. Gelap.
Ia hanya dapat mendengar suara bising seperti orang berlari yang tak jauh dari tempatnya. Suara itu mulai menghampirinya.
“Kamu. Kenapa?” Tanya seorang pria dengan begitu pelannya, menyentuh bahu kanan Wilma.
Wilma tak mengatakan apapun dan tetap kaku dalam posisinya. Tiba-tiba Wilma merasakan sesuatu seperti Jaket yang mendarat menyelimuti dirinya. Terasa lebih hangat sekarang. Namun, sedetik kemudian Wilma tumbang dan tak sadarkan diri. Melihat kondisi gadis yang ia bantu pria tersebut terkejut dan mulai panik.