“Bawa aja kepuskesmas deket PU, buruan keburu mati tu anak orang.” Ucap Nuca salah satu teman pria itu yang kini bahkan tidak mendengarkan ucapan Nuca.
"Mulut lo, suka ngelantur aja tong!"
Dengan sigap, pria itu membopong tubuh Wilma yang terkulai lemas. Walaupun ia tak mengenali siapa gadis yang sedang ia tolong. Dengan sekuat tenaga, ia tetap berlari tanpa sedikitpun menghiraukan sahabat-sahabatnya, apalagi melihat bibir wilma yang kian membiru.
Dilain tempat Sekar yang kalang kabut mencari kakak panitia PMR, benar-benar kebingungan harus mencarinya dimana lagi. Apalagi salah satu sisi Sekar tidak pernah mambaca denah dimana letak markas PMR. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk pergi kepuskesmas.
Dan sesampainya disana ia menemui gadis yang tak asing wajah dan parasnya di gotong oleh seorang pria dan dikrumuni banyak pria sekitar 2-3. Secepat kilat ia menghampiri krumunan.
“Wilma!” jerit Sekar ketika melihat gadis itu.
Jeritan Sekar seakan hanya angin bagi pria tersebut ia tidak menoleh sedikitpun dan tetap berjalan tergesa-gesa.
“Tolong kak, gadis ini pingsan” mohon pria itu seraya membaringkan Wilma di matras.
Kini Wilma telah berbaring di kamar puskesmas dan dirawat oleh petugas disana.
Sekar yang merasa berhutang budi terhadap pria tersebut. Setelah melihat kondisi Wilma yang kunjung membaik walaupun belum sadarkan diri, ia pergi menghampiri pria yang telah membantu sahabatnya, kini sedang duduk menyandarkan tubuhnya di tembok dengan temanya yang lain.
“Terima Kasih lo sudah bantu temen gue. Gue gak tau gimana jadinya kalo gak ada lo” ucap Sekar.
“Iya sama-sama.” Balas Aidan tak lupa dengan tersenyum.
“Hebatkan teman kita ini, Pahlawan Aidan. Berani membantu wanita meski ia tak kenal.” ucap Vandi seraya menahan tawa.
“Padahal niatnya modus” seketika tawa meluncur dari Vandi, Nuca, Asraf.
“Ohh. Jadi nama lo Aidan?” tanya Sekar dengan penasaran.
“Iya. saya Aidan”
“Gua Sekar. Tadi cewek yang lo tolong namanya Wilma.” jelas Sekar yang dibalas anggukkan oleh Aidan, Nuca, Vandi, dan Asraf tanda mereka mengerti.
Aidan dan kelompoknya berpamitan kepada Sekar, sebenarnya Aidan tidak tenang jika pergi tanpa mengetahui melihat kondisi gadis yang sebenarnya sama sekali tidak ia kenal apakah baik-baik saja.
Setelah Wilma tersadar, Sekar menceritakan satu persatu tragedi yang baru saja di alami Wilma, mulai dari si Bakso gratis dari kakak panitia Bang Ferdi. Bahkan tanding topic yaitu Angel dan Risty yang datang menghampiri Sekar untuk meminta maaf dan Sikuat Baja yang kuat membopong sampai ke puskesmas.