Part 3

493 33 0
                                    

Hari ini adalah hari Senin,upacara bendera di sekolah sangat diistimewakan karena memperingati Hari Sumpah Pemuda.

(Namakamu) bersama tim paduan suara sudah siap berdiri dibarisan depan.

Seorang laki-laki yang berdiri paling depan barisan kelasnya tersenyum pada (Namakamu),(Namakamu) bingung dan hanya membalas senyuman tersebut. Laki-laki itu tak lain adalah Aldi.

'Bukannya dia main keyboard hari ini? Tapi kok dia baris dibarisan kelas?' Batin (Namakamu)

(Namakamu) tak terlalu memperdulikan itu. Ia pun fokus mengikuti upacara bendera hingga selesai.

Jam pelajaran saat ini dikelas (Namakamu) adalah geografi. Seperti biasa,gurunya hanya berbicara dan memberikan beberapa catatan.

"Ah,pegel gue,lo gak capek apa (Nam..) nyatet mulu?" Tanya Amel sambil menggerak-gerakkan tangannya yang pegal

(Namakamu) menggelengkan kepalanya dan tetap menulis catatannya.

"Gila,tangan lo terbuat dari apa coba nulis sebanyak itu gak capek," Ucap Beby

"Dari baja," Celetuk (Namakamu)

"Eh (Nam..)," Panggil Amel dan dijawab deheman oleh (Namakamu)

"Tadi padusnya bagus loh,tumben banget padus sebagus itu pas upacara," Ucap Amel

"Iyalah,yang ngajarin maestro," Kekeh (Namakamu)

"Sok maestro kali ah," Cibir Amel

"Serius Beb,Kak Aldi itu pernah ngelatih vocalgroup di SMP nya buat lomba,terus menang juara 1,gila gak tuh," Ucap (Namakamu)

"Hah serius? Keren juga," Puji Amel

"Iya,yah kan pulpen gue jatoh,lo sih kaga bisa diem," Ucap (Namakamu)

"Lah,gue nyenggol juga kaga," Ucap Amel

(Namakamu) berusaha mengambil pulpennya yang jatuh ke bawah mejanya.

"Eleh,susah amat dah," Ucap (Namakamu) kemudian memilih untuk masuk ke bawah meja

"(Nam..) buruan woi,ada OSIS," Ucap Amel

"Bentar dong," Ucap (Namakamu)

Duggh!

"Aduhh!" Keluh (Namakamu) karena kepalanya terbentur meja ketika ia mengangkat kepalanya usai mengambil pulpennya yang jatuh

(Namakamu) kembali duduk di kursinya sambil mengusap kepalanya. Sebagian anak laki-laki dibelakang menertawakan (Namakamu) yang sibuk sendiri dan akhirnya terbentur meja.
Amel terlihat menahan tawa melihat teman sebangkunya itu.

"Gak usah tawa lo semua," Ketus (Namakamu) membuat semua anak laki-laki membungkam.

(Namakamu) terkejut ketika melihat didepan sudah ada Iqbaal,Caitlin,dan Aldi.

"Sejak kapan mereka disitu Mel? Anjir malu gue tadi kejedot,ada mereka lagi," Ucap (Namakamu)

"Ya itu sih derita lo,(Nam..)," Ucap Amel

"Ngapain dia kesini (Nam..)?" Bisik Amel

"Mana gue tau,Bambang!" Bisik (Namakamu)

"Nama gue Amel,(Nam..) kalo lo lupa," Ucap Amel

"Assalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh," Ucap Iqbaal dan salam tersebut dijawab oleh seisi kelas

Terlihat Aldi lagi lagi memberikan senyuman kepada (Namakamu). (Namakamu) hanya membalasnya dengan senyuman tipis. Entah mengapa jantung (Namakamu) berdebar ketika Aldi melemparkan senyumannya.

Cinta Beda ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang