Part 17

231 16 8
                                    

Sudah hampir dua bulan (Namakamu) lost communication dengan Aldi. Bukan hanya dengan Aldi,bahkan dengan Iqbaal sekalipun. (Namakamu) butuh waktu untuk sendiri.

(Namakamu) tengah duduk di kursinya sambil melamun. Pikirannya tertuju pada pertemanan dirinya,Aldi,dan Iqbaal.

"(Nam..)! Lo gak mau ikut LDKS?" Tanya Dianty yang tiba-tiba duduk di sebelah (Namakamu),tepatnya di kursi Amel.

Menyadari kehadiran Dianty,(Namakamu) langsung menepis jauh-jauh lamunannya.

"Gak ah,buat jadi OSIS ya?" Ucap (Namakamu)

"Ikut aja dong (Nam..),gue ikut loh. Dan gue yakin,lo pasti lolos LDKS. Karna lo berpotensi jadi OSIS," Ucap Dianty

(Namakamu) tertawa mendengar tuturan Dianty

"Ih,kok ketawa sih," Ucapnya dengan kesal

"Lo tau darimana gue berpotensi jadi OSIS? Gue aja males ngerjain tugas,kalo gue jadi OSIS,itu tugas emang bisa selesai sendiri?" Ucap (Namakamu)

"Dari Kak Aldi." Ucap Dianty dengan wajah polosnya

Mendengar nama Aldi,ada sedikit rasa sakit didalam hatinya. (Namakamu) tak mengerti.

"Kak Aldi?" Tanya (Namakamu)

"Yap! Kak Aldi bilang,lo itu tipe cewek yang bagus buat ikut organisasi. Dan kalo gue pikir-pikir,bener juga," Ucap Dianty diakhiri dengan senyum manisnya

"Kapan dia ngomong gitu?" Tanya (Namakamu)

"Kepo deh!" Ledek Dianty

"Ish ngeselin lo," Ucap (Namakamu) mengerucutkan bibirnya

"Udah nih,mending lo pegang formulir ini. Dan lo pikirin,gue bakal seneng banget kalo lo ikut jadi OSIS." Ucap Dianty memberikan formulir LDKS kepada (Namakamu) dan keluar dark kelas begitu saja.

(Namakamu) menatap selembar kertas yang ada di tangannya sekarang. Masih bingung menentukan apa yang akan dia pilih.

(Namakamu) melipat kertas tersebut dengan rapih dan memasukkannya ke dalam tasnya.

(Namakamu) baru saja selesai menunaikan sholat dzuhur di sekolah bersama Amel,sohib yang selalu ada untuknya setelah Salsha,Steffi,Karel,dan Devano.

Usai memakai sepatu,(Namakamu) bangkit dari duduknya dan tak sengaja beradu pandang dengan Caitlin. Kakak kelasnya yang cukup kenal dengan (Namakamu)

"Eh Kak Cait," Sapa (Namakamu) sambil tersenyum

Caitlin tersenyum

"Oh ya (Nam..),kebetulan nih,pulang sekolah gue mau ngobrol sama lo bisa? Di taman belakang sekolah aja gimana?" Tanya Caitlin

"Hmm bisa kok Kak,tapi emang mau ngomongin apa?" Tanya (Namakamu)

"Udah nanti aja,sampe ketemu ya!" Ucap Caitlin kemudian tersenyum dan meninggalkan (Namakamu) yang masih bingung

"Kantin dulu kuy (Nam..)," Ajak Amel

"(NAM..)!!" Teriak Amel membuat (Namakamu) terkejut

"Amel! Gue gak budek kali," Ucap (Namakamu)

"Gak budek tapi daritadi gue ngomong dikacangin. Lagi mikirin apa sih? Kak Caitlin ngomong apa sama lo?" Tanya Amel

"Gak,gak mikirin apa-apa," Ucap (Namakamu)

"Bo--"

"Ayo ke kantin," Belum sempat Amel berkata lagi,(Namakamu) memotong ucapan Amel dan menarik tangan Amel menuju kantin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Cinta Beda ImanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang