S E C O N D

829 76 4
                                    

Pria itu masih berkutat dengan berkas yang ada di depannya. Sebenarnya berkas itu hanyalah notes pribadinya tentang seorang pasien aneh yang saat ini menghilang entah kemana. Hal itu membuatnya stress.

Menjadi seorang dokter jaga UGD tidaklah mudah, butuh stamina dan kesabaran serta ketangguhan mental untuk melakukannya. Jun masih berjaga di rumah sakit. Shift nya akan selesai pada pukul tujuh pagi. Masih sekitar tujuh jam lagi. Jun pergi keluar dari ruangannya untuk sekedar berjalan jalan melewati deretan kamar rawat inap kelas 1.

Cklekk

Seorang suster keluar dari kamar no. 13 dengan wajah sedih. Hal itu membuat Jun bereaksi.

"Ada apa dengan pasien itu?" tanya Jun.

"Ah, dokter. Pasien itu kasihan sekali, kerabatnya tak satupun datang kemari namun hanya membayar biaya perawatan saja. Kupikir, dia agak sedikit kesepian." jelasnya panjang.

"Apakah dia sedang terjaga?"

"Dia baru saja tidur, dokter."

"Aku akan melihatnya. Kau kembalilah." suster itu mengangguk dan meninggalkan deretan kamar kelas 1.

Jun memasuki kamar itu perlahan agar tidak membangunkan pasien yang sedang beristirahat. Jun mendekatinya hingga benar benar berada di samping ranjangnya.

Wajah pria itu terlihat damai dan polos ketika tidur. Wajah itu seakan menjadi hiburan kecil bagi Jun yang sudah kelelahan bekerja seharian. Sayang, banyak terdapat luka di tubuh kurusnya.

Sayatan panjang di leher sebelah kiri, luka memar di bagian dada dan bahkan ada banyak sayatan pada ruas jari lentiknya. Jun agak sedikit bersyukur, wajah pria kurus ini baik baik saja meskipun dia terlihat sangat pucat. Tangannya terulur untuk mengelus wajah pria itu. Lembut namun dingin.

Jun tersenyum tipis dan beranjak meninggalkan kamar.

"Semoga cepat sembuh.." Jun melirik papan nama yang ada di ranjang pria itu.

..Minghao."

#XYY SYNDROME#

"Jadi, siapa hari ini yang harus kubunuh?" masih dengan Cohiba kesayangannya, pria itu berjalan sendirian pada malam hari. Tangan kanannya memegang ponsel yang sudah tersambung dengan pelanggannya hari ini.

"Kau tunggu saja di persimpangan jalan. Pria brengsek itu biasanya akan lewat situ. Ingat Tuan Kim, pria itu memakai kemeja biru laut dengan rambut berwarna kuning. Pastikan bunuh bawahan Choi itu dengan sadis."

Mingyu menyeringai hingga gigi taringnya terlihat, membunuh dan menyiksa adalah hobinya. Dia sangat menyukai hal ini.

Tak berselang lama, Mingyu melihat seorang pria dengan kemeja biru laut dan rambut berwarna kuning cerah melintas tepat di depannya dengan aroma alkohol yang sangat menyengat.

"Apa kau tersesat, tuan?"

Pria itu menatap Mingyu bingung namun seolah tak peduli. "Heeey! Menyingkir dari jalanku, bodoh!"

Mendengar perkataan itu, Mingyu langsung menarik pria itu ke sudut jalan yang sepi dan gelap. Dia langsung menghempaskan tubuh pria itu ke dinding.

"Hey pria brengsek, apa kau suka darah?" tanya Mingyu sambil mengambbil pisau kecil dari sakunya.

"Apa yang kau lakukan!" pria itu agak sedikit berteriak, panik melihat Mingyu yang mengeluarkan benda tajam.

"Aku sedang bermain, bodoh! Kau lebih baik diam!"

Mingyu menginjak betis pria itu dan merobek kemeja biru lautnya.

"ARGH MENYINGKIR DARIKU SIALAN!"

Mingyu seakan menulikan telinga dan mulai menyayat leher pria itu perlahan. Tentu saja dia dapat menahan perlawanan dari sang lawan karna dari segi fisik.. Dia sudah menang telak. Pria itu kurus dan tidak berotot. Sedangkan dia, tinggi dengan badan berisi dan otot yang terlatih.

Darah mengucur dari leher pria malang itu. Mingyu semakin tertantang melihatnya.

"T-tolong ak-aku.." pria itu bersusah payah mengeluarkan suaranya. Luka sayatan yang cukup lebar di bagian leher membuatnya kesulitan bersuara. Bergerakpun seakan mustahil karena Mingyu menahannya dengan kuat.

Mingyu terus menorehkan luka sayatan pada tubuh pria itu hingga darah pun mulai menggenang di sekitarnya. Mingyu tersenyum senang. Pria itu masih belum mati. Mingyu berdiri untuk mengambil sebuah batu besar lalu kembali mendekati pria itu.

"C-cukup tuan. H-henti..kan." dengan susah payah pria itu memohon pada Mingyu.

BUGH

Dengan tenaga penuh, Mingyu menghantamkan batu itu tepat mengenai kepala sang pria malang hingga darah semakin mengucur deras.

Setelah memastikan pria itu sudah mati, Mingyu mengambil foto pria itu beserta dirinya yang berpose menjilat pisau penuh darah dan mengirimnya pada seseorang.

'Kerja bagus. Sekarang pergi dan cek rekeningmu! Terima kasih atas bantuannya Tuan Kim'

#XYY SYNDROME#

XYY SYNDROME | KIM MINGYU X JEON WONWOOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang