Wonwoo pulang lebih awal dari biasanya. Sekitar pukul setengah dua belas, dia berjalan sendirian di tengah dinginnya malam. Tempat tinggalnya memang tidak terlalu jauh dengan tempat kerjanya jadi dia tidak perlu membuang uang untuk naik bis.
Wonwoo mempercepat langkahnya, dia merasa seperti sedang diikuti. Belakangan ini tingkat kejahatan sedang meningkat dan itu menbuatnya sedikit takut. Sesekali dirinya berhenti dan menengok ke belakang. Sepi.. Tidak ada pejalan kaki selain dirinya dan hanya beberapa mobil pribadi yang berlalu lalang di jalan.
Wonwoo merapatkan mantel tebalnya dan berjalan cepat sambil agak menunduk. Nafasnya mungkin agak tenang karena hanya tinggal 3 persimpangan lagi dan dia benar benar tiba di rumah sewanya.
Tap...
Tap...
Wonwoo menghentikan langkahnya saat tiba di persimpangan kedua, dirinya masih agak menunduk. Dia melihat sepatu, mirip dengan yang ia lihat tempo hari di tempat kerjanya. Berlumur darah dan berbau anyir. Wonwoo membeku seketika.
"Ah, apa aku akan mati hari ini?"
Wonwoo mengangkat wajahnya, mata mereka langsung bertemu. Wajah pria di depannya sangat tampan meski hanya tersinari oleh rembulan yang remang remang. Pipi Wonwoo memanas seketika. Pria di depannya tersenyum miring dan itu membuat Wonwoo langsung menunduk kembali.
"M-maaf aku harus pergi. P-permisi."
"Tunggu." pria itu menahan tangan kurus Wonwoo.
"Kau, pria yang bekerja di club sebagai bartender itu kan?"
"I-iya tuan. Maaf, lepaskan tanganku. A-ku ingin pulang." pria di depannya memang cukup membuatnya terpesona, tapi tetap saja ia harus waspada kan?
"Sayang sekali, aku barusaja ingin mencoba racikanmu disana."
"Kalau begitu, aku pulang dulu." Wonwoo menarik tangannya dari pria itu dan langsung berjalan cepat.
"Sendirian seperti ini?" pria itu menyamakan langkahnya dengan Wonwoo. "Biarkan aku mengantarmu."
"Hah?tidak perlu. Aku bisa sendiri." Wonwoo berhenti. "Kau lebih baik pulang saja."
Pria itu menyeringai. "Aku Kim Mingyu. Mana arah yang akan kau tuju?"
Seakan tersihir, Wonwoo sudah tidak menolak lagi dengan ajakan Mingyu. Samar samar, bau anyir masih tercium dari badannya. Tidak mengganggu, hanya saja membuat Wonwoo penasaran.
"Mengapa setiap aku melihatmu, kau selalu penuh darah?"
"Kau sering memperhatikan aku rupanya."
Wajah Wonwoo memerah lagi. "B-bukan. Hanya kebetulan melihatmu saja."
"Aku mengerti. Aku hanya sedang bermain dengan tikus tikus tak berguna.." Mingyu memberi jeda. "Hm.. Kau belum menyebutkan namamu."
"Maaf. Aku Jeon Wonwoo."
"Santai saja, Jeon."
"Kita sudah sampai." Wonwoo berhenti kemudian menghadap ke Mingyu. "Maaf aku tidak akan menawarimu untuk mampir karena aku benar benar ingin istirahat. Mungkin lain kali."
"Jadi kau ingin kuantar pulang lagi, hm?" goda Mingyu.
"B-bukan itu maksudku! Ah sudahlah aku masuk dulu!" Wonwoo sudah menghilang di balik pintu rumah sewanya.
Mingyu masih berdiri disana. Tapi tak lama, dia berbalik untuk kembali.
"Hey brengsek, mau sampai kapan kau sembunyi disana? Kau kira aku tak tahu kau mengikutinya daritadi?"
#XYY SYNDROME#
"Dokter! Gawat ada pasien dengan luka parah!" Jun langsung melempar notes nya asal dan keluar dari ruangannya.
Jun langsung menghampiri pasien dan melihat lukanya. Mengenaskan, luka sayatan acak terdapat di seluruh tubuhnya. Mungkin yang terdalam ada di bagian leher. Kepalanya pun seperti kena hantam oleh sesuatu yang keras. Pasien itu tak sadarkan diri.
Jun mengecek denyut nadi dan detak jantung pasien kemudian menghela nafas perlahan.
"Dia telah tiada, mungkin sejak sebelum dibawa kemari. Pasien ini kehabisan darah. Lihatlah, luka sayatan ini sangat banyak dan dalam di bagian leher. Dia tak mungkin selamat." Jun memberi tahu suster disampingnya.
"Mana keluarganya? Aku akan berbicara dengan mereka."
"Pasien ini ditemukan oleh suster Kim di gang sempit saat akan kemari." Jun hanya mengangguk dan pergi.
"Baik, kau urus sisanya. Aku akan kembali ke ruanganku."
Jun merasa ini merupakan hal yang janggal. Luka sayat itu mengingatkannya pada luka yang ada di tubuh Minghao, sangat acak dan banyak serta dalam di bagian leher.
Jun membuka notes nya. Membaca dengan serius data tentang pasien pribadinya yang sudah 5 tahun tidak menemuinya.
"Sial, apa dia membuat ulah lagi."
#XYY SYNDROME#
KAMU SEDANG MEMBACA
XYY SYNDROME | KIM MINGYU X JEON WONWOO
أدب الهواةKisah seorang Kim Mingyu beserta keanehannya