Kasus.

611 14 2
                                    

"Senyum lebar yang terpasang di wajahnya seakan di tarik dari telinga ke ujung telinga lainnya." Kata Korban menjelaskan, "dan aku yakin dengan pupil mata sekecil itu, dia tidak akan mampu melihat dengan jelas."

Seminggu terlewati sejak teror pembunuhan berantai ini terjadi. Warga kota tidak mampu memejamkan matanya dengan tenang barang hanya sedetik. Sudah ada 13 korban dari peristiwa mengerikan ini, sedangkan pelaku pembunuhan masih tak terungkap hingga saat ini. Tidak ada saksi mata dalam setiap kejadian. Semua pembunuhan di lakukan dengan sempurna tanpa meninggalkan bukti apapun, hanya kali ini saja pembunuh gagal mengeksekusi korbannya dengan sempurna.

"Dialah satu-satunya kartu yang kita punya, dan nilainya hanya 3. Kita tidak akan mampu menangkap pelaku hanya dengan mendengarkan keterangan orang gila yang banyak berkhayal ini. Kita harus mencari kartu AS untuk menyeret si pembunuh brengsek," kata Detektif Deck. Kedua asisten detektif hanya saling menatap bingung karena mereka tahu pekerjaan mereka akan sangat berat minggu ini.

Deck adalah detektif cerdas yang namanya sudah melambung tinggi. Dia memilik dua asisten laki-laki bernama Red dan Blue. Red adalah mantan pegulat yang memiliki badan besar berisi dan bahkan tingginya hampir mencapai 185 cm. Sedangkan Blue diangkat menjadi asisten detektif Deck karena kepintarannya menganalisis sesuatu. Dengan hanya melihat kacamata bulatnya kita semua akan mengetahui bahwa dia adalah seorang kutu buku yang bahkan tidak tahu caranya bergaul. Detektif Deck sendiri adalah seorang pria jakung yang memiliki wajah tampan. Seorang kharismatik yang mampu membuat orang lain mengatakan apa yang seharusnya di sembunyikan. Hanya dengan melihat satu hal, dia mampu menyimpulkan banyak hal yang tidak dapat di simpulkan oleh kebanyakan orang.

Korban kali ini bernama Rex. Dia adalah seorang pemuda terbuang karena sifat introvertnya. Hanya hal menyedihkan yang dapat dilihat darinya. Dia di buang sejak bayi, menjadi anak angkat dari keluarga yang broken home, korban bully saat sekolah dasar, dan selalu di kucilkan dari sosialisasi.

Reff Psikopat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang