Kelam - Intro. (Rex)

396 12 0
                                    

"Jika keadilan tak pernah terwujud, Bagaimana mungkin tuhan itu ada?" Pikirku saat pelajaran agama sedang berlangsung.

Aku lah makhluk terkelam yang pernah di lahirkan. Aku bahkan tak pernah tau tanggal ulang tahunku. Atau adakah kenangan membahagiakan yang pernah terjadi padaku. Semuanya terasa sangat memuakkan. Disaat orang lain seusiaku tertawa riang, aku harus memikirkan bagaimana aku harus tetap bisa hidup esok hari. Apakah tuhan pun saat ini sedang menertawakan hidupku?

Aku di adopsi oleh seorang petani miskin keparat yang hidupnya sudah teracuni Alkohol. Aku benar benar muak jika harus menjadi budak pria tak waras ini. Kesehariannya hanya berladang hingga petang, lalu setelah matahari mulai tenggelam dia akan pergi ke kota untuk minum-minum, dan ketika si keparat kembali aku harus siap menyediakan tubuhku sebagai samsak tinjunya.

Istrinya adalah wanita tercantik di desa ini. Setidaknya sebelum wajahnya dirusak dengan air panas oleh ayahku. Dia adalah satu-satunya orang yang mengerti bagaimana kesusahanku, dialah ibu tiriku. Tuturnya lembut menenangkan, bahkan setelah menerima siksaan dari keparat itu dia masih bisa tersenyum padaku seakan tidak pernah terjadi apa-apa. Jika ada yang mengerti apa itu malaikat di dalam neraka,dialah gambarannya.

"Ringggg," Bel pelajaran usai. Di waktu anak-anak lain tertawa riang karena waktu yang membosankan telah terlewat, Aku hanya menarik nafas dalam-dalam karena waktu tenangku telah berakhir. Aku harus siap merelakan tubuhku untuk menjadi pelayan geng arogan di sekolahku.

"Phoenix", itulah nama geng biadab yang memperlakukan siswa tak berkuasa sepertiku sebagai mainannya. Geng ini di ketuai oleh Rein. Dan Hens, Sup dan Roy sebagai anggota dewannya. Mereka bahkan pernah membunuh seorang siswa wanita setelah mereka perkosa beramai-ramai, namun sekolah tak mampu memberikan keadilan karena kuasa orang tua Rein sebagai orang pemerintahan.

Aku mulai menggendong tas ranselku dan berjalan keluar kelas. Sesaat aku melangkahkan kaki kananku keluar, tiba tiba saja sebuah kursi dilempar dan mengenai tepat di punggungku. "Brakkk," aku terjatuh tersungkur kedepan. Dengan menahan sakit dan malu karena semua pandangan tertuju padaku, aku mulai bangkit untuk berdiri lagi. Aku membalikan badanku dan siap bersujud untuk menyembah Sup sang Anggota dewan geng biadab yang kebetulan sekelas denganku.

Reff Psikopat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang