Kelam - Noda. (Rex)

180 8 0
                                    

Jantungku berdetak tak terkandali saat mereka mengambil Cutter, pikiranku melayang membayangkan apa yang terjadi. Rein mengarahkan cutternya padaku, membuat badanku bergidik ngeri. Dia mulai menyayatkan cutternya ke pakaianku dan membuat pakaianku tersobek. Lalu dia menarik paksa pakaian yang sudah sobek hingga tanggalah bajuku. Aku dalam keadaan setengah telanjang saat ini. Lalu dia menyayatkannya ke dadaku, aku berteriak dengan sangat kencang menahan perih. Dia menggoreskan tipis cutternya pada kulitku dan membuat pola tulisan. Tubuhku benar-benar merasakan sakit yang luar biasa saat benda tajam itu merobek kulitku. Selama 2 menit dia menggoreskan cutternya, hingga terbentuklah kata "Fuck" di dadaku. Saat ini jika air mataku terjatuh, maka akulah pecundangnya.

"Hens silahkan ambil bagianmu," perintah Rein terhadap satu temannya. Lalu pria kekar yang sedang merokok datang mendekat kearah kami, sedangkan Rein bergerak menjauhi ku. Sambil menahan perih di dada aku berusaha menenangkan diriku. Lalu pria kekar tadi membuang sisa rokoknya dan menatap tajam padaku. Dia mulai menjelajahi pandangannya pada tubuhku. "Kau terlihat sangat nikmat," katanya. Lalu dia menarik jatuh celanaku, membuatku telanjang bulat tanpa sehelai benangpun menutupiku. Dia mulai melepas ikatan tanganku. "Inilah kesempatanku melarikan diri," batinku saat itu. Setelah kedua tangkanku bebas aku mulai mengambil kesempatanku dan melepaskan pukulanku tepat di pipi kanannya. Tapi reaksinya membuatku terkejut. Dia hanya tersenyum dan membalasku dengan pukulan di ulu hati. Aku terjatuh dengan kaki terikat. Lalu dia melepaskan ikatan kakiku dan memposisikan badanku sehingga tubuhku membelakangi nya. Dengan tubuh lemas dan rasa nyeri di dada, aku hanya diam pasrah. "Akhhhh," teriakku saat ada benda asing mencoba memasuki anusku. Anusku terasa sangat panas dan sesak saat benda asing itu mulai masuk lebih dalam. Bahkan ini lebih menyakitkan daripada sayatan cutter di dadaku. Aku berusaha meronta untuk menolaknya, namun dalam keadaanku yang seperti ini hal itu menjadi sia-sia.

Jane di hadapanku saat ini sedang bercumbu dengan Rein si keparat. Membuatku benar-benar merasakan amarah yang meledak namun aku tak mampu melakukan apapun. Di sebelah kanannku kulihat Rose sedang di pegangi oleh 3 orang dalam keadaan bugil. Air mata terlihat jelas di pipinya. Aku benar-benar memilih mati daripada harus terjebak dalam kondisi ini.

Aku menyadari saat ini aku pun sedang di perkosa oleh Hens si pria kekar. Harga diriku benar benar terasa di injak. Semua ketenanganku di sekolah di hancurkan oleh kejadian ini. Setelah sekolah menjadi hanya satu-satunya tempatku berlindung dari Ayahku, kini menjadi tak ada lagi tempatku merasakan tenang. Inilih awal mula kisahku menjadi pelayan geng "Phoenix".

Reff Psikopat.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang