2.

7 1 2
                                    

Terimakasih sudah membaca sampai di bagian ini.
FYI, ini adalah tulisan pertama saya. Mohon maaf bila ada kekurangan.
Mohon di vote dan komen karna saran dan kritik sangat berguna bagi saya yang pemula ini.
Terimakasih
Salam sayang, Andini Utami :*


Ara sibuk memainkan ponsel dengan posisi berbaring di sofa ruang tamu rumah Fadli.
Untuk kesekian kalinya ia melirik jam yang melingkari pergelangan tangannya.

"Ngaret aja terus" ketus Ara lalu mengalihkan lagi pandangannya ke layar ponselnya.

"Udahlah Ra. Lo ngerti juga lah, anak-anak juga butuh istirahat tadi abis dikumpulin sama senior ya pasti mereka capek" Fadli yang sedari tadi sibuk dengan legonya angkat suara.

" Yaa terus lo pikir gue ga butuh istirahat gitu ? Lo pikir gue robot ? Emang gue ga ikut dikumpulin juga sama senior ? " jawab Ara dengan nada tinggi yang cukup membengkakkan telinga.

"Yaudah tunggu aja 30 menit. Ntar juga dateng"

"Seraah ya aa', gue capek" kata Ara yang sudah menutup wajahnya dengan bantal.

"Tidur aja biar ga ngomel" kata Fadli yang masih sibuk bergelut dengan legonya.

Satu persatu anggota kelompok Ara berdatangan. Ara masih larut dalam mimpi sedangkan Fadli sudah membereskan Lego yang sedari tadi di utaknya.

" I am coming guys " teriak Kika dari balik pintu disambut dengan cepat oleh Fadli dengan tangan telunjuk di depan bibir mengisyaratkan "don't be noise"
Dengan cepat Kika mengerti maksud Fadli.

Jangan sekali-kali membangunkan macan yang tidur, jangan.

Kika duduk di sofa yang kosong berpangku tangan memperhatikan Ara yang tidur sambil ngorok.

***

Rifaat yang sedaritadi mencari rumah Fadli akhirnya menemukan rumah ala - ala model rumah nobita, ia lalu masuk ke halaman mendapati pintu rumah terbua lebar, ia mengetuk pintu lalu menyidik ke dalam rumah hingga mendapati dua orang gadis, yang satu dengan anggun duduk di sofa membaca majalah dan yang satu lagi entah model apa, baring terlentang di sofa, mulut agak terbuka dengan salah satu tangan terangkat ke atas.

"Assalamualaikum"

Kika yang mendengar suara lelaki itu sontak mengalihkan pandangannya dan mendapati Rifaat berdiri di depan pintu.

" Waalaikum salam, ehh kak Rifaat. masuk kak" pinta Kika sambil meletakkan majalah di atas meja.

Tanpa berkata lagi Rifaat masuk dan melepas ranselnya.

" Duduk dulu kak" pinta Kika yang tidak sama sekali mendapat respon dari Rifaat.

Rifaat mengeluarkan laptop dari ranselnya lalu duduk melantai dengan posisi lurus menghadap ke sofa tempat Ara bermeditasi.

Tatapannya terfokus pada gaya tidur gadis didepannya. Sangat tidak feminim untuk ukuran seorang gadis. Senyum mengembang di bibirnya, diruang tamu memang hanya ada mereka berdua, tapi di rumah ini ada banyak anggota keluarga Fadli termasuk ada Kika dan Fadli yang entah sedang apa di dapur.

Jika saja tidak memikirkan pamornya sebagai senior, sudah pasti tawanya pecah dari beberapa menit yang lalu.

Kika berjalan dari arah dapur dengan membawa nampan berisi 4 gelas kopi,  Fadli mengikut dibelakangnya. Setelah meletakkan nampan, Kika melirik Ara setelah beberapa saat melirik Rifaat lalu menepuk jidatnya. Dengan gerakan cepat kika menggoyangkan badan Ara.

"Araa bangun Ra. Araaaa" Kika tidak peduli lagi Ara akan memarahinya karna sudah berani membangunkannya.

Selang beberapa saat, Ara mengerjapkan matanya yang perlahan-lahan terbuka sempurna. Sempurna menghadap ke arah Rifaat.

Akhirnya publish lagi setelah fakum beberapa lamaa :)

THE DAY I AM WITH YOUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang