SATU

286 4 0
                                    

Hari pertama masuk ke sekolah baru adalah salah satu semangat baru untuk Ina, iya Ina. Ina adalah cewek yang tomboy, dari kecil Ina sering sekali bermain bersama anak cowok. Baginya bermain bersama anak cowok adalah salah satu prinsip dia untuk tetap berteman, karena apa? dia percaya bahwa seorang cowok tetap menjaga teman ceweknya, dan tidak akan pernah marah jika mainan miliknya di rebut.

•••
"bi jum ... biii" teriak Ina memanggil Bi Jum "iya kak Ina? ada apa? kok teriak-teriak" ujar Bi jum menanggapi teriakan Ina.
"bi jum lihat kaos kaki putih yang kemarin aku beli di Toko Pandu gak?" tanya Ina ke Bi jum, "oh kaos kaki kemarin yang masih didalam kantong kresek hitam itu kak? bi jum taruh di atas meja belajar Kak Ina" tanggapan bi jum ketika Ina menanyakan hal tentang kaos kaki.
"terimakasih bi jum, maaf sudah teriak-teriak, karena besok mau di pakai untuk mengikuti MOS di sekolah baru" ucapan Ina kepada bi Jum.
"iya Kak Ina, lain kali kalau barangnya sendiri langsung di simpan ya meskipun didalam rumah sendiri, biar nggak hilang" nasihat bi Jum kepada Ina.

•••
"woi besok bangunin gue ya, pagi pasti kalo nggak lo bangunin gue gabakal traktir lo mie ayam pak lud yang ada di samping smp kita" ujar Ina kepada Dina, lewat ponsel hitam miliknya.
"siap woi, awas aja lo gak bangun. besok langsung gue telfon pagi pagi, biar lo bangun" balasan Dina untuk Ina yang minta di bangunin pagi pagi buta, karena hanya Dina lah salah satu seorang teman yang mampu bangun jam 3 pagi.
"telfon? boleh lah. hp gue taruh di sebelah kepala, biar nanti pas lo telfon gue langsung denger dan bangun" ujar Ina bersemangat karena besok adalah hari pertama Ina masuk kesekolah.

•••
*telfon genggam hitam milik Ina berdering"

"halo, iya din gue udah bangun" ucapan Ina melas ketika mengangkat telfon dari Dina.
"syukurlah kalo lo udah bangun, cepet mandi dan sarapan, jam set6 lo harus sudah berangkat" suruhan Dina terhadap Ina agar beranjak dari kamar dan langsung mandi.
"iya gue mandi, tapi lo jangan tutup telfonnya ya" jawaban Ina.

Bi jum lagi sibuk masak, dan setelah itu dilanjutkan membersihkan rumah. sebelum membersihkan rumah Bi jum memastikan bahwa semua penghuni rumah sudah harus berangkat semua, karena bi jum lebih suka membersihkan rumah jika rumah sudah kosong.

"pagi Bi Jum" sapa Ina kepada Bi Jum ketika keluar kamar mandi dan berjalan ke arah kamarnya.
"pagi kak Ina, sarapan sudah siap" ujar bi jum yang menanggapi sapaan Ina yang terus berjalan ke arah kamar.

mengambil ponsel hitamnya dan kembali ngobrol dengan Dina
"eh lo udah mandi belum?" tanya Ina ke Dina
"udah kampret, gue mandi dulu baru bangunin lo" Jawaban Dina dengan nada agak tinggi.
"sosweat banget lo kampret" ujar Ina geli.
"hari ini lo di dianter siapa?"
"gue tadi malem udah bilang rangga, gue minta rangga jemput gue"
"ah lo sama si rangga sekarang?"
"kan gue cuman temanan doang Din, lagian dia juga di sekolah barunya sudah mampu membuat cerita baru dalam hidupnya"
"tapi kan ga secepat itu Ina, sapa tau habis rangga nganter lo, dia jadi suka sama lo"
"apaan sih lo, ga mungkin kali. lagian selera rangga juga nggak kayak gue, udah lah gue sarapan dulu. bye!" Ina menutup telfon dari Dina, dengan wajah sedikit badmood Ina membawa tas ransel coklat miliknya, dan Ina duduk di meja makan.
"bi mama mana?" tanya binta dengan wajah sedikit tidak bersemangat
"masih tidur kak, tadi sudah bi jum ketok pintu kamarnya" jawaban bi jum menanggapi pertanyaan Ina.
"bi jum ayo ikut sarapan, biar nanti kalo ngebersihin rumah lebih semangat lagi" ajakan Ina terhadap bi jum yang sedang menata gelas di atas meja makan.
"iya Kak Ina" Bi Jum pun duduk dan membalik pirik yang ada di hadapannya, dan mengambil nasi di depannya.

"Ina ... Inaaa" panggilan Rangga dari luar pagar.

"Bi, Ina berangkat dulu ya, takut terlambat" akhirnya Bi Jum mengantarkan Ina ke depan pintu rumah.

"Kak Rangga, jangan ngebut ngebut bawa motornya, nanti Kak Ina bisa masuk angin" nasihat Bi jum dengan sedikit guyonan yang keluar dari mulutnya.
"siap Bi Jum, berangkat dulu ya"
"iya hati hati ya kalian"
sambil berangkat Rangga menekan klakson motornya *tintin* dan Bi Jum melambaikan tangan kepada mereka berdua.

"Ina, semoga kamu bahagia ya di sekolah baru, dan semoga tidak bertemu dengan cowok seresek dan sejail aku ini"
"semoga kamu juga tidak bertemu dengan cewek yang bawel ya ngga"
"jangan bosen bosen buat minta tumpangan, aku disini selalu ada buat kamu" gombalan Rangga yang membuat hati Ina beku seperti murid di bawah 17 tahun yang berpapasan dengan polisi di jalan dan membuat Ina hanya diam di atas jok motor.

"sudah sampai Ina"
"terimakasih ngga, nanti nggak usah jemput aku di sekolah ya, nanti mungkin aku naik go-jek saja"
"kalo gaada go-jek kamu telfon aku aja, barangkali nanti pulangnya barengan"
"iya ngga, kamu hati hati ya"

Ina langsung berbalik arah dan menuju ke lapangan sekolah, nampaknya sudah ramai anak di sana dengan mengenakan pakaian smp bawahan biru atasan putih.

"selamat pagi kak" sapaan Ina kepada kakak osis yang lagi berjejer di depan pagar sekolah.
"pagi dekk" dengan wajah senang dan penuh kebahagiaan kakak osis itu menjawab sapaan Ina yang jalan lewat di depannya.

kemudian salah satu kakak osis cowok gendut lucu menghampirinya.
"aku antar ke kelas ya, tapi lihat dulu namamu di papan itu" dengan menunjuk papan hitam yg ada di pinggir lapangan.

"oh iya kak terimakasih" sambil menundukan badan Ina berterimakasih kepada kakak osis yang belum di kenal Ina.
"nama lengkapnya siapa dek, biar kakak carikan" tanya kakak osis itu.
"Melati Ina kak" jawaban Ina kepada kakak osis tersebut
"ini dek ketemu, jadi kamu nanti masuk ke kelompok 2 ya, tempatnya di kelas 10 IPA 2, nanti kamu naik tangga sebelah uks itu, langsung naik terus belok kiri ya"
"oke kak, terimakasih ya"
"oh aku antar ke sana aja dek, nggak papa kok"
"udah nggak usah kak, biar aku cari sendiri aja"
"sudah gapapa aku antar ke 10 IPA 2, barangkali bisa keterusan nganter kamu" gombalan kakak osis itu, Ina hanya diam dan menahan tawanya.
*ya Tuhan, temukan aku dengan makhluk baru di sekolah ini, yang tidak senyebelin rangga ya tuhan*

KISAH PUTIH ABU ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang