DUA

118 3 0
                                    

"ini dek kelasnya, mending kamu duduk aja paling depan, biar bisa lihat aku kalo lagi jalan di depan kelas hehe" guyonan kecil kakak osis itu
"iya kak terimakasih ya" ucapan Ina kepada kakak osis yg badannya gendut tapi lucu itu.
*siapa ya namanya? kenal aja belum tapi sudah mampu membekukan hatiku, ah apa sih na. jangan baper, dia hanya seorang Kakak Osis yang nanti akan menemanimu dalam Masa Orientasi Siswa, jangan baper jangan baper* gumaman Ina sambil menaruh tas di bangku paling depan.

seorang kakak osis cantik berjalan dan menghampiri kelas yang di tempati Ina.
"wah kelas kalian paling banyak anaknya, yang kelas lain baru beberapa aja yg datang" ujar kakak osis cantik berbicara tepat di depan papan tulis.
semua hanya diam, karena mereka masih canggung untuk berbicara satu sama lain.
tetapi Ina membalasnya dengan senyuman manisnya.
"eh kamu" berjalan menghampiri Ina "kamu namanya siapa dek?" tanya kakak osis cantik itu dengan menyodorkan tangan kanannya.
"Ina kak, kakak sendiri siapa?" dengan menyodorkan tangan kanannya untuk membalas jabatan tangan kakak osis cantik itu.
"aku Annisa dek, tapi teman teman biasana manggil kakak dengan nama Icha"
"wah sama kayak namanya"
"ha? kenapa dek"
"sama sama cantiknyaa"
"mau nggak ngobrol sama kakak di depan sebentar?" ajakan Icha
"boleh kak, yuk". Icha menggandeng Ina keluar kelas.

tanpa basa basi, Icha langsung sedikit cerita tentang penagalamannya.
"dulu waktu aku baru masuk di sma ini, mungkin apa yg kamu rasain sama kayak apa yang aku rasain In"
"emang apa kak?"
"tapi ini aku cuman menebak nebak aja sih, barangkali bener" dengan ketawa kecil Icha bicara seperti itu
"iya kak apa sih? ayo dong jangan bikin penasaran"
"dulu waktu aku baru masuk sini, ada seorang cowok, dia minta kenalan sama aku, dan namanya itu cakep banget sama kayak orangnya"
"wah siapa kak?" dengan antusias Ina menanyakan hal yang sewajarnya
"namanya Revi, dia anak pertama dari 6 bersaudara, dia tetangga kelas kakak, teman ceweknya banyak sama seperti teman kakak sekelas"
*anjir banyak juga* gumaman dalam hati Ina, dan lanjut tanya ke kak Icha
"teman kakak siapa?"
"itu tadi yang nganter kamu ke kelas, sudah beberapa adek kelas yang lewat didepan dia, tapi cuman kamu aja In yang diantar sampai ke kelas ini" sambil nunjuk kelas yang ada di balik badan Ina.
*ah yang bener, masalah apa lagi ini ya Tuhan*
"namanya siapa kak? yang cowok gendut lucu itu kan?"
"iya Ina yang tadi nganter kamu ke kelas ini, dia teman kakak sekelas, dari kelas 10 dia duduknya mesti sebelahan sama aku, tapi nggak sebangku loh ya"
"wah, jadi kak Icha tau dong dia gimana?"
"tau dong"
*tanya nggak ya namanya, tapi aku penasaran sama dia, ah bodo amat lagian juga kan tanya sama temen sekelasnya sendiri*
"na ... namanya siapa kak" tanya Ina sedikit terseret seret
"tanya aja langsung ke dia, sekalian kan kenalan, lagian juga dia friendly kok, jadi ga perlu khawatir"
"yaudah kapan kapan aja dah kalo sempet" dengan wajah sedikit merengut
"sudah kamu masuk kelas lagi, habis ini materi ya? kakak mau keliling dulu, bye" sambil jalan menuju ruang kelas sebelah, tiba tiba Ina langsung memanggil dan nyamperin
"kak ... kak Icha tunggu"
"iya In ada apa lagi?"
"mau minta kontaknya kak Icha barangkali nanti ngobrolnya bisa di sambung di chat hehe"
"oh boleh banget, dengan senang hati"
Ina menyodorkan ponsel hitam miliknya
"ini kak, id line aja kalo boleh"
"ini In" dengan menyodorkan kembali ponsel hitam milik Ina
"terimakasih kak" Icha meninggalkan Ina dan Ina segera bergegas balik ke kelas.

•••
"pulang naik go-jek apa telfon Rangga ya? biar nanti aku cerita kalo ada cowok yang baik banget tadi" Ina ngobrol dengan dirinya sendiri tiba tiba kakak osis gendut lucu cowok yang nganter Ina sampai ke kelas itu nyamperin Ina.
"loh adek ini lagi"
"eh kakak" dengan wajah bingung *kenapa ada dia sih ya Tuhan*
"bareng yuk, nanti kakak antar sampai depan rumah" tawaran kakak osis gendut itu
"hehe enggak dulu kak, next time deh kalo mau nunggu" dengan tawaan kecil yang di buat buat.
"yaudah deh, pulang dulu ya. dahh"
"dahh,hati hati kak" kakak osis itu membalas dengan sapaan klakson motornya *tintin*

"duduk sini mbak, biar nggak capek" tawaran pak satpam sekolah baru Ina
"iya pak, makasih" berjalan ke arah kursi
"namanya siapa mbak?"
"Ina pak,bapaknya sendiri siapa?"
dengan memperlihatkan bedge nama yang ada di bajunya "mbak bisa panggil saya Pak Pri"
"oke Pak Pri"
"nunggu jemputan mbak?"
"justru saya bingung pak, mau minta jemput temen atau naik go-jek saja"
"kalo saya jadi mbak Ina ya saya lebih milih telfon temen dan minta dia untuk nganterin saya sampe kerumah, lebih hematkan hihi"
"boleh juga tuh pak"

kemudian Ina mengambil ponsel hitam yang ada di dalam saku bajunya dan mulai nelfon Rangga
"Rangga aku pulang bareng kamu deh, boleh ya"
"siap meluncur sekarang Ina" jawaban Rangga di percakapan mereka.

"sudah pak, saya minta jemput Rangga, temen smp saya hehe"
"nah gitu mbak, jadi lebih praktis kan hehe"
"iya Pak Pri"
"yaudah saya tinggal keliling sekolah dulu ya mbak, biar aman depan belakang"
sambil tertawa kecil Ina menanggapi "iya pak pri, selamat bekerja"

tidak lama kemudian Rangga datang
"hi in, buruan naik. lihat langitnya sudah menampakkan kesedihannya"
"apasih ngga"
"sudah ayo buruan naik, keburu langitnya nangis"
"iyaiya ah bawel"
"ini pake helmnya"
"tumben bawain helm,padahal tadi berangkat nggak ngasih helm"
"tadi aku pulang dulu, terus ada helm kakak nganggur, aku bawa lah,lagian tadi pagi si kakak nggak libur, jadi helmnya gaada, eh waktu pulang taunya ada, yaudah aku bawa aja"
"ish kamu ini"
"buruan ah"
sambil naik Ina berbicara dengan hatinya.
*cerita ke Rangga ga ya tentang kakak osis yang tadi, tapi aku takut rangga kecewa, ah coba aja siapa tau dia punya saran*

KISAH PUTIH ABU ABUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang