Lembaran 6♡

37 7 1
                                    

"Lo-" Ucapan Fara terhenti saat manusia dihadapannya ini membekap mulut nya yang ingin berteriak. Bagaimana tidak? Wajar saja reaksi Fara seperti ini, saat melihat siapa yang datang malam-malam ke rumah anak gadis orang.

"Bisa gak sih kamu gak teriak-teriak kalau jumpa dengan saya?" Wait, Saya-Kamu? Apa-apaan?. Fara semakin ingin berteriak saat manusia dihadapan nya ini membuka suara. Bukan. Bukan itu yang membuat Fara ingin berteriak lagi, melainkan manusia dihadapannya ini adalah laki-laki.

"Eeemm mm" Fara berontak saat tangan laki-laki itu masih saja membekap mulut nya. Segera saja laki-laki dihadapannya terkekeh pelan dan melepaskan tangannya di mulut wanita bermata emas itu. Fara menghirup udara sebanyak-banyaknya. Karena ia sudah kehabisan napas sedari tadi. Fara menatap laki-laki yang dihadapannya. Aneh. Dia seperti mengenal laki-laki ini.

Dan, saat ia memasuki pintu balkon Fara yang menuju ke kamarnya. Saat itu Fara baru dapat melihat wajah laki-laki ini dengan jelas. Dan, saat itu juga Fara sadar, bahwa laki-laki dihadapannya ini adalah laki-laki yang membuat dia beberapa hari ini merasa penasaran dengan orang lain.

Dengan tak berdosa laki-laki itu menjatuhkan badannya di tempat tidur Fara yang bermotif Hulk-anggota Avengers kesukaannya, membuat Fara berjengit kaget. Fara mendekati laki-laki itu dan menatapnya tajam. "Lo ngapain?". "Tiduran" Fara menatap laki-laki itu dengan kesal. Jawaban macam apa itu? Nenek-nenek buta juga tau kali kalo dia sedang tiduran.

Seketika Fara baru sadar, bahwa laki-laki itu sedikit berbeda dari penampilan nya. Saat disekolah dia berpenampilan rapi dan bersih. Tetapi sekarang yang dilihat Fara berbeda, laki-laki itu berpenampilan err tampak berantakan. Rambut nya urak-urakan dan dia sedang tidak memakai kacamata culunnya. Membuat dia tampak lebih tampan. What? Lo bilang apa tadi barusan? Dewa batin Fara menegurnya membuat Fara tersentak kaget.

Fara harus segera mengusir laki-laki yang sedang memejamkan matanya dengan tenang diatas tempat tidurnya. Sebelum kakak nya itu mengetahui bahwa dia tak sendirian di kamar ini. "Heh, lo bangkit sekarang juga sebelum kakak gue tau keberadaan lo" Fara mengucapkannya sambil mentoel toel kaki laki-laki itu yang tak terbalut apapun.

"Siapa sih yang ngomong" Laki-laki itu beranjak dari posisi nyamannya dan berjalan memutari tempat tidur sambil sesekali memeriksa barang-barang Fara. Baik itu buku tulis, lampu tidur, bantal, guling, bahkan dalaman pulpen pun di periksanya. Melihat itu membuat Fara kesal setengah mati. Baru aja jumpa, kenalan pun belum. Tapi sudah membuat Fara setres melihatnya.

"Ihh" Fara menarik lengan jaket yang dikenakan laki-laki itu membuat laki-laki itu menghadap ke arahnya dengan cengiran di wajah tampannya. Ingin sekali Fara mencabik-cabik wajah yang tak berdosa dihadapannya ini. "Kamu ngomong sama saya?" Fara yang sudah tak tahan lagi, refleks memukul kepala laki-laki itu dengan kepalan mungilnya.

"Addoooww, sakit ini loh" Rasekan. Makanya jangan main-main dengan Fara. "Jangan dipukul dong, tapi.." Fara menunggu kelanjutan ucapan laki-laki yang ada dihadapannya ini dengan kening berkerut. " Dicium kek" ucapannya sukses membuat Fara memukul kepalanya untuk kedua kalinya.

"Udah dong. Saya bercanda kali, gitu aja ngambek" Laki-laki itu nyengir seraya mentoel pipi Fara membuat Fara menepis tangannya dengan ekspresi kesal, yang malah membuat laki-laki dihadapannya ingin semakin menjahilinya."Kamu mau tau nama saya kan?" Seketika Fara sadar bahwa orang yang dicari nya selama ini sudah ada dihadapannya, tapi-

"Tunggu, lo tau darimana?" Ucapan Fara membuat seringai jahil bertambah di wajah laki-laki tsb. "Berarti bener ya kamu kepoin saya?" Dia menaik-naikkan alisnya, lalu berkata "Nama saya Arthur" Laki-laki dihadapan Fara ini mengulurkan tangannya. Fara menatap tangan dan wajah Arthur secara bergantian.

Ayo ra, apa lagi yang lo tunggu. Bukannya ini yang lo inginkan? Setelah berjabat tangan dengannya, lo akan tau darimana laki-laki ini mengetahui kekuatan lo. Dewa batin Fara bersuara. Fara pun membalas uluran tangan Arthur. Tapi ada yang aneh-

Kenapa kekuatan gue gak bereaksi apa-apa?

♡♡

Nyanyian dari ayam para tetangga membangunkan seorang gadis yang masih bergelung nyaman di balik selimut tebalnya. Cahaya matahari perlahan lahan masuk menelusup masuk ke sebuah ruangan membuat sepasang mata indah berwarna emas itu terbuka secara perlahan.

Dengan masih berusaha mengumpulkan nyawa, Fara bangkit dengan malas dari tempat tidurnya. Mencoba mengingat-ngingat kejadian tadi malam.
Apa gue bermimpi? Pikiran itu lantas menguap begitu saja saat dia melirik ke arah nakas disamping tempat tidurnya. Seketika dia membelalakkan matanya saat ia melihat benda yang berwarna hitam kecoklatan itu masih bertengger manis disana.

Jadi yang tadi malam itu beneran nyata? Fara menepok jidat. Pikirannya melayang saat ia mengingat kejadian tadi malam.

Flashback on

Fara menatap laki laki jangkung dihadapannya dengan heran. Kernyitan didahi nya kelihatan jelas.

"Kenapa? Tersepona dengan ketampanan saya ya?" Sesaat kernyitan didahi nya hilang begitu saja terganti dengan tatapan nya yang tajam. Apa dia bilang? Tersepona? Terpesona begok!_-

"Ge-er itu jangan dipelihara" Fara mengabaikan begitu saja pikirannya mengenai kekuatannya yang tiba-tiba tak berfungsi saat bersama laki-laki dihadapannya.

Arthur nyengir gaje. Lantas merogoh sesuatu yang berada di dalam saku jaketnya. "Nih" Fara menatap heran sebuah benda yang berbungkus coklat sudah ada ditelapak tangannya. Wait? Coklat?. "Sorry gue ga suka" Fara mengembalikan coklat yang ukurannya lumayan besar itu ke tangan Arthur.

"Loh? Kamu ga suka coklat ya?" Mendengar itu Fara menggeleng pelan. "Jadi tujuan lo kesini cuman ini doang kan? Nah sekarang lo bisa pulang, sebelum kakak gue nampak lo disini" Fara mengatakannya dengan raut datar. Sedangkan Arthur menatap kedua bola mata emasnya yang indah dengan lekat. Sontak membuat Fara salting.

"Apa lo liat-liat?" Fara berteriak kesal, saat Arthur masih tetap memperhatikannya enggan berpaling. "Saya lupa kalo kamu itu suka keju ya dibanding coklat? Mungkin besok saya bawak-in. Jadi untuk hari ini-" Arthur mendekatkan wajah nya ke wajah Fara. Sontak membuat Fara was-was. "Lo-lo mau ngapain?" Mendengar itu Arthur semakin menipis kan jarak diantara mereka.

Fara memejamkan matanya seraya berdoa semoga tidak terjadi apa-apa. Pipinya sudah semerah tomat saat dia merasakan hembusan napas dari Arthur. "Coba deh kamu coba apa yang saya kasi ke kamu. Mana tau apa yang tidak kamu sukai, kamu akan menyukainya. Karena apa?" Arthur berhenti sejenak hanya untuk menikmati raut wajah Fara dari dekat. "Karena sesuatu yang tidak kamu sukai akan terasa berbeda jika yang memberinya adalah seseorang yang berbeda dari yang lain" Bisikan lirih itu berakhir bersamaan dengan hembusan angin malam yang menerpa wajah Fara dengan lembut.

Lagi. Fara merasakan keanehan pada pria itu semakin nyata.

Flashback off

♡♡♡

Assalamualaikum. Hallo I'm come back!
Jadi gimana dengan chapter ini? Kasi masukan dong biar author lebih dapet pencerahan lagi kelanjutannya kek gimana.
Vomment nya ya jangan lupa hhe 😂
Spasiba balshoi! ❤

fara♡

FarthurTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang