Weird. I don't know what it's called these feelings.18 Desember 2019
Jung Yeon Hyo merapatkan mantel bulunya secara perlahan. Gadis itu masih betah berdiri di tempat itu, walaupun salju kembali turun dua menit yang lalu. Ekor matanya bergerak lincah, memandang jauh ke depan. Perlahan tapi pasti, gadis itu menarik kedua sudut bibirnya ke atas. Tersenyum samar.
Aneh. Ya, ini sangatlah aneh. Jung Yeon Hyo bukanlah orang yang bisa tersenyum semudah itu. Ini sebuah keanehan yang membuat ia sendiri bertanya-tanya, apakah ia sudah mulai tidak waras? Oh astaga, hanya karena melihat mobil hitam itu berhenti tepat di depan pintu pagar kampus, otaknya sudah berpikiran macam-macam. Berbagai khayalan bodoh berkelebat dalam benaknya.
Yeon Hyo menarik napas pendek, berusaha mengalihkan pandangannya dari sesosok pria tampan yang baru saja keluar dari mobil yang senada dengan warna jasnya. Tapi ternyata, ia tetap tidak bisa mengalihkan pandangannya dari sosok itu. Seperti ada magnet yang memaksanya untuk tetap menebalkan muka dan menatap pria itu secara terang-terangan. Apalagi ketika melihat sang pria tersenyum, memamerkan kedua lesung pipinya yang menawan. Rasanya Yeon Hyo ingin sekali berjalan mendekati pria itu dan mengamati setiap lekuk wajahnya dengan jelas.
Ini semua tidaklah benar. Jung Yeon Hyo yang mendapat julukan “gadis es”, tidak akan mungkin bersikap aneh seperti ini. Tapi Yeon Hyo sudah terlalu penasaran dengan pria itu sebenarnya. Ia bahkan pernah menanyakan siapa nama pria itu pada Shin Jee In sendiri, walaupun gadis itu sama sekali tidak mau menjawab pertanyaannya.
Detik berikutnya, tubuh Yeon Hyo menegang. Astaga, ia tidak sengaja beradu pandang dengan pria itu—untuk yang ke sekian kalinya. Walaupun tak sampai tiga detik, namun pria itu mampu menyedot fokusnya begitu saja, seolah mereka sudah saling mengenal sejak lama. Ada perasaan aneh yang meletup-letup dalam hati Yeon Hyo, ketika beradu pandang di udara dengan tatapan pria itu.
Sang pria sama sekali tidak bereaksi apa-apa. Mata elangnya begitu tajam, terasa menusuk begitu saja saat beradu pandang dengan Yeon Hyo. Tapi bukan Jung Yeon Hyo namanya, jika tidak mampu membalas tatapan itu dengan kadar yang hampir sama, bahkan lebih.
Jung Yeon Hyo menyipitkan matanya, berusaha menangkap ekspresi wajah Jee In ketika sang pria membukakan pintu mobil untuknya. Ada tawa kecil di sana, terlihat cukup bahagia, lalu… kosong. Penglihatannya tidak salah, bukan? Ia sempat melihat ekspresi datar Jee In, sesaat sebelum gadis itu melesat masuk ke dalam mobil.
“Yeon Hyo-ssi?”
Yeon Hyo tidak menjawab, hanya menggerakkan kepalanya sedikit, lalu menghela napas kesal. Selalu saja begini. Nam Woo Hyun hampir dapat dipastikan selalu menangkap basah dirinya tengah terang-terangan menatap kekasih Shin Jee In.
“Maaf, terlambat menjemputmu,” kata Woo Hyun pelan, terdengar begitu lembut di telinga Yeon Hyo.
Gadis itu tidak menjawab, hanya mengangkat bahu dan berjalan menuju mobilnya dengan gerakan cepat. Woo Hyun cukup tahu apa yang harus ia lakukan sekarang.
“Aku sudah memberitahu Jang Dong Woo tentang penawaran itu, dan dia menyanggupinya,” ucap Woo Hyun seraya membukakan pintu mobil untuk Yeon Hyo.
Gadis itu lagi-lagi tidak menjawab. Ia hanya mengerutkan dahinya sedikit, lalu masuk ke dalam mobil dengan anggun. Yeon Hyo memang tak banyak bicara, tapi jika sedang bersama Nam Woo Hyun, ia bisa menjadi sedikit bebas mengutarakan apa yang sedang ia pikirkan. Woo Hyun adalah satu-satunya orang yang dapat membuat Yeon Hyo merasa nyaman. Ia memang orang kepercayaan Yeon Hyo, namun ternyata Woo Hyun memiliki misi lebih dari sekadar menjalankan tugasnya sebagai anak buah gadis itu.
Nam Woo Hyun selalu beranggapan kalau Yeon Hyo tak sekuat kelihatannya. Walaupun gadis itu adalah penerus organisasi mengerikan ini, tapi Yeon Hyo tetaplah seorang gadis, bukan? Seorang gadis itu biasanya membutuhkan seorang pria untuk selalu memperhatikan dan melindunginya. Di sisi inilah, Woo Hyun menempatkan misinya. Ia berjanji pada dirinya sendiri, akan selalu berusaha melindungi Jung Yeon Hyo, apapun yang terjadi.∞∞
“Lagi-lagi dia menatapmu dengan cara yang menyebalkan seperti itu, kau tahu?”
Myung Soo melirik Jee In sebentar, lalu tersenyum miring. Ia tahu siapa yang tengah dibahas oleh kekasihnya ini. Siapa lagi kalau bukan Jung Yeon Hyo?
“Sepertinya aku harus berpindah tempat dan menyingkir dari sana sejauh mungkin, agar gadis itu tidak dapat melihatmu lagi. Kukira hari ini dia tidak berminat untuk mengintaimu seperti biasanya, tapi ternyata tidak. Ah, apa yang sebenarnya ada di pikiran Jung Yeon Hyo? Kenapa bisa-bisanya ia bersikap seolah hanya ada kau dan dia di dunia ini, jadi ia bebas menatapmu tanpa peduli kalau aku ada di sana?” omel Jee In lagi.
Kali ini Myung Soo tak tahan lagi, tawanya meledak begitu saja. Bagaimana mungkin Shin Jee In yang biasanya tenang, kini mengomel tidak jelas hanya karena seorang Jung Yeon Hyo? Aneh sekali.
“Kau benar-benar merasa cemburu, hm?” Myung Soo kembali melirik ke arah Jee In yang sudah menggembungkan pipinya dengan sebal.
“Ini bukan lelucon!” Nada suara Jee In meninggi, terdengar tidak suka di ejek oleh Myung Soo dengan cara yang seperti itu. Pria itu pun terdiam. Lagi-lagi ia merasa aneh dengan kekasihnya itu. Walaupun mereka sudah berpacaran dua tahun lamanya, tapi ada sisi di mana ia tidak mengerti bagaimana sosok Shin Jee In yang sebenarnya. Seperti melihat orang lain didalam tubuh Jee In yang ia kenal selama ini.
Jee In menghela napas pendek. Myung Soo mungkin terkejut dengan reaksinya barusan. Tapi sungguh, ia tidak sadar telah bereaksi seperti itu pada Myung Soo. Ini mungkin hal yang sepele bagi orang lain, tapi tidak untuk Shin Jee In. Ia tidak terbiasa bersikap seperti itu pada Myung Soo.
“Maaf,” bisik Jee In lemah. “Tidak seharusnya aku—”
“Aku yang seharusnya meminta maaf padamu, Jee. Aku tahu kalau kau merasa cemburu, tapi bukankah kau juga tahu kalau aku hanya menyukaimu?”
Jee In tertegun. Ini yang paling ia suka dari sosok Myung Soo. Walaupun di luar terlihat keras, tapi sebenarnya Myung Soo adalah pria lembut yang sangat sempurna di mata Jee In. Dan yang lebih menggembirakannya lagi adalah… Myung Soo hanya bersikap seperti itu pada Jee In, tidak dengan gadis lain.
Shin Jee In itu gadis yang sangat beruntung, bukan?
“Bagaimana kalau kita makan siang? Kau pasti belum makan.”
KAMU SEDANG MEMBACA
QUEENS
FanfictionJung Yeon Hyo, penerus suatu organisasi mengerikan yang bertanggung jawab atas berbagai kasus pembunuhan berantai, terlibat cinta segitiga dengan seorang pimpinan divisi investigasi kepolisian. Di saat kasus itu sedang bergulir, Kim Myung Soo harus...