Zeelaiva,Raiza,dan Meredith-2

40 4 5
                                    

Tok Tok

Zeelaiva terkesiap,itu bukan Mom dan Dad.Mom dan Dad tidak perlu mengetuk pintu kamar untuk menemuinya,pikirnya.Ketika Zeelaiva membuka pintu,didapatinya Raiza dengan cengirannya yang lebar dan juga sepotong kue stroberi di tangannya.Zeelaiva hanya menatap Raiza datar.Sementara yang ditatap dibuat bingung.Biasanya Zeelaiva saat dihadapkan dengan kue strober,ia pasti langsung loncat dan berteriak "Yipiii!".Tapi,tidak kali ini.

-

Dengan tergugup Raiza berusaha mencairkan suasana,"hmm...Hai Zee!" sapa Raiza masih dengan senyumnya yang lebar.Namun,setelah melihat ekspresi datar Zeelaiva yang tidak kunjung berubah,perlahan senyumnya memudar.

Raiza sungguh tidak mengerti,kemana gadis konyol itu.Apa sekarang rohnya telah diganti,dia tidak mengerti.Tatapan Zeelaiva benar-benar menusuk.Rasanya Raiza ingin lenyap saat itu juga.Tetapi,mustahil.Akhirnya Raiza memaksakan untuk tersenyum kembali,"Kau kenapa?"

Ekspresi datar Zeelaiva telah berubah,kini dia mengembungkan pipinya dan menatap Raiza.Tatapan yang memberitahu Raiza bahwa ada sesuatu yang salah dengan Zeelaiva.Raiza menghela nafas,kemudian mengusap pucuk kepala Zeelaiva lembut dan menarik lengan Zeelaiva menuju tempat tidur.Sepotong kue stroberi itu ia taruh di meja nakas.

Mereka tengah duduk di tempat tidur sekarang.Masih dengan kebingungan di dalam pikiran Raiza dan masih dengan rasa kesal di hati Zeelaiva.

Raiza menoleh memandang Zeelaiva yang masih menahan ekspresi kesal,"Zee,ada apa denganmu?" Raiza berusaha agar suaranya terdengar selembut mungkin,berharap Zeelaiva akan sedikit luluh.

"Huh!" Zeelaiva merubah posisinya menjadi tengkurap di tempat tidur sambil memeluk bantal stroberinya.Lalu dia menyembunyikan kepalanya di bantal itu,"aku benci kau!" Tukasnya,tapi tidak terdengar jelas,karena terdekap oleh bantal.Zeelaiva sebenarnya tidak mengerti,mengapa hatinya sedikit perih.Tetapi,Zeelaiva tidak begitu memikirkannya,sebab ia sadar dirinya gadis yang cengeng.Mungkin itu karena efek dari sifat cengengnya.

"Aku tidak mendengarnya,"

"Huh!" Zeelaiva mengangkat kepalanya,tapi kini ada air mata yang menghiasi pipi lembutnya.Sembari sesenggukan ia mencoba menjelaskan,"aku tidak suka Rai...hiks,aku tidak suka kau dekat dengan gadis lain" Matanya menatap Raiza dengan penuh permohonan.

"Eh," Sejujurnya Raiza bingung,situasi macam apa ini.Tapi,ia tidak suka melihat Zeelaiva menangis.Raiza pun mencoba berpikir apa maksud perkataan Zeelaiva.Gadis lain?Mungkinkah itu Merry?Itu yang ada di pikiran Raiza saat ini."Maksudmu gadis yang baru pindah itu?" tanya Raiza melanjutkan ucapannya.

Zeelaiva mengangguk,masih dengan senggukannya.Air matanya bahkan belum berhenti.Lagi-lagi Raiza dibuat bingung,ia benar-benar tidak tahu harus menjawab apa.Otaknya benar-bebar kosong detik ini.Dia menyukai Meredith bukan?Tidak mungkin Raiza menjauhinya.

"Sudah Zee jangan menangis," perintahnya lembut sambil mengusap air mata Zeelaiva perlahan.

Zeelaiva menggeleng,"tidak bisa."

Ingin rasanya Raiza bersikap sedingin mungkin,pada dasarnya itu sifat aslinya.Hanya saja ia tidak bisa menunjukkan itu pada Zeelaiva.Zeelaiva gadis yang polos dan baik hati,Raiza tak setega itu.Dan sepertinya ia juga tidak bisa bersikap dingin pada Meredith.Kini ada dua gadis istimewa dihatinya,terlebih lagi Meredith.

'Ayo berpikir,berpikir!' Gerutu Raiza dalam hati.

"Zee,kita berteman saja dengan dia,tidak ada salahnya bukan?"

Mata Zeelaiva membulat,isakannya semakin menjadi,"hiks...hiks."Rasanya sebal Raiza berucap seperti itu.Berteman?Memang tidak salah,tapi dia tidak suka.Namun,Zeelaiva kemudian berpikir,sebaiknya dia tidak bersikap seperti ini.Dia terlalu lemah dan cengeng.Mungkin Raiza benar,Zeelaiva pantas disebut bayi.

Zeelaiva kembali duduk di sebelah Raiza,kemudian menoleh "Baiklah Rai.Maaf,aku selalu merepotkanmu,"

"Tidak apa-apa,besok hari pertama kita sekolah kan?" Zeelaiva mengangguk.

"Aku akan menginap di sini," tutur Raiza,bibirnya ke atas membuat lengkungan.Zeelaiva membalasnya dengan tersenyum kecil,ia juga sedang berusaha menghentikan senggukannya.Jangan sampai Mom dan Dad mendengarnya.

Raiza memang terkadang menginap di rumah Zeelaiva.Karena itu orang tua Zeelaiva menyiapkan kasur single bed di kamar Zeelaiva untuk Raiza.Mereka satu kamar,tapi berbeda tempat tidur.

Dengan ragu-ragu Raiza berkata, "besok kita akan berangkat bersama Merry."

Zeelaiva mengerutkan keningnya,"Merry?" Raiza kikuk,bingung ingin menjawab apa,sementara Zeelaiva tidak menyukai Meredith.Namun,sebelum Raiza membuka mulutnya,Zeelaiva mendahuluinya,"gadis pindahan itu?"Tebaknya dan Raiza hanya mengangguk.Sementara Zeelaiva,dia mencoba untuk tidak bersikap cengeng.Zeelaiva sudah terlalu banyak merepotkan Raiza.

"Baiklah besok kita berangkat bersamanya," ucap Zeelaiva sembari menampilkan senyumnya.

Tangan Raiza meraih sepotong kue stroberi di atas nakas dan menyodorkannya pada Zeelaiva."Sekali lagi selamat ulang tahun." Cup,tiba-tiba Raiza mendaratkan kecupan di pucuk kepala Zeelaiva.Itu adalah tanda sayangnya sebagai sahabat.Hei,ayolah mereka hanya anak-anak kecil yang tidak mengerti apa-apa.Tapi,siapa sangka kini Zeelaiva sedang menyembunyikan rona merah pipinya di balik selimut putihnya itu.Ia tersipu habis-habisan.Ia pikir yang dilakukan Raiza adalah sebuah rayuan,mungkin dia mulai sinting.

Kemudian dengan lahap Zeelaiva menggigit kue itu.Setelah mencicipinya,ia tersenyum lebar."Hmm,manisnya!"

"Bagus kalau begitu.Nah,setelah kuenya habis,kita harus bergegas tidur."

                                      .
                                      .
                                      .

Pagi ini mereka telah bersiap berangkat sekolah,teliti sekali akan barang yang akan mereka bawa.Tentu saja di hari pertama mereka sekolah mereka ingin semuanya sempurna.Sebenarnya Zeelaiva setengah hati berangkat dengan Meredith,tapi gadis itu terlalu baik untuk menolak.

Mereka terpaksa berangkat tak ditemani orang tua,Ayah Zeelaiva sudah berangkat bekerja.Sedangkan Ibunya harus menghadiri acara keluarga.Awalnya Ibunya merasa sangat khawatir,tetapi Zeelaiva meyakinkannya bahwa ia tak apa selama bersama Raiza.Lagipula sekolah mereka dekat.

Sesampainya di rumah Meredith,terlihat gadis itu sedang menalikan sepatunya,sedikit lagi ia siap untuk berangkat.

Zeelaiva merasa suasana ini sangat canggung,ia mencoba untuk membuka topik."Hai,Merry!Aku Zeelaiva," sapa Zeelaiva dengan suaranya yang terdengar bersemangat,sungguh menggemaskan jika saja ada para orang tua yang mendengarnya pasti sudah mengerubungi Zeelaiva untuk sekadar mencubit pipinya.

"Hai!" Balas Meredith dengan datar,bahkan tanpa menoleh ke arah Zeelaiva.Melihat itu Zeelaiva merengut,apakah dia kotoran?Hingga ditatap pun tak pantas.Pertanyaan itu tak sampai keluar dari mulutnya,tetapi tertahan dihati kecilnya.Raiza yang sudah sedikit lebih mengetahui sikap Meredith menepuk-nepuk punggung Zeelaiva memastikan bahwa semuanya baik-baik saja.

-
Maaf kalo banyak typo dan semoga suka ceritanya♡
Jangan lupa juga buat vote❣

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 23, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ErdbeerenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang