dua tiga

2.3K 598 38
                                    

Mission one

Rencana pertama, mereka ngajak Seulgi sama Jaebum hangout. Terus mereka bakalan ninggalin Jaebum sama Seulgi berduaan biar mereka ngobrol bareng. Hanya satu orang yang yakin dengan misi ini. Pencetusnya sendiri Jongin. Sisanya pada ga yakin.

"Gua yakin kalau ditinggal nanti jalan masing - masing." Kata Soojung.

"Pasti berhasil kali ini. Yakin sama gua dong Jung." Kata Jongin meyakinkan.

"Hah yakin sama lo ? Ngga deh makasih."  Timpal Soojung

"Gua rasa omongan Soojung bener. Gua tau banget Seulgi ga mungkin ngajak Jaebum ngobrol duluan. Dia kesel tingkat dewa soalnya." Kata Wendy.

"Gua rasa si Jaebum yang ngajak ngomong duluan." Kata Sehun.

"Ngga Hun, Jaebum tuh tipe sok jual mahal padahal murah." Kata Jinyoung.

"Jangan duga duga mulu. Coba aja dulu. Kita masih punya rencaba cadangan kan." Kata Jackson.

"Setuju gua sama Jackson." Kata Hoseok.

"Lo main setuju setuju aja Seok." Omel Youngji.

"Ngapa ini cewek - cewek mode pms semua." Kata Namjoon.

"Sabar kawanku." Ujar Jinan.

Akhirnya setelah perdebatan panjang bak konferensi PBB. Mereka memutuskan ngajak nonton bareng Harry Potter and the deathly hallows part 1. Pas banget premiernya di botani square. Kebetulan memang Juli 2010 yang lagi hits film itu.

"Gua ga suka film genre gitu." Kata Seulgi.

"Lo gitu Gi, kan jarang anak 94 komplek nobar, si Bule sama si Item aja rela ga ngajak pacar demi nonton sama kita." Ujar Soojung.

"Aku aja nolak diajak kak Mark nonton demi sama kamu." Kata Wendy. Kalau ngomong sama Seulgi, wendy kebiasaan pake aku - kamu.

"Ikut ya ?" Pinta Youngji.

"Iyadeh. Tapi gua dibonceng Hoseok." Kata Seulgi.

"Gampang itu urusan nanti." Kata Soojung.

Dalam hati mereka bertiga was - was juga. Jangan - jangan Seulgi mencium adanya persekutuan diantara mereka. Untung Soojung orangnya bisa akting dan meyakinkan. Kalau ngga hancur sudah rencana yang disusun sampai berdebat panjang itu.

Jinyoung kebagian ngebujuk Jaebum. Itu sih gampang bagi Jinyoung. Sejak kecil Jaebum tunduk sama mau nya Jinyoung. Jaebum selalu galak kalau yang lain mainin barang dia, sama Jinyoung mah boleh. Makanya anak cowok menyerahkan semuanta ke Jinyoung. Poin plus Jinyoung juga punya kemampuan akting bagus. Dia ga ketebak kapan jujur sama bohongnya.

"Ikutlah Bum. Gua belain ga sama Nayeon nih nontonnya." Kata Jinyoung.

Jaebum masih diam.

"Lo kok ga solid sih sekarang." Kata Jinyoung.

"Iyaaaaa gua ikut. Seulgi ikut ga ?" Tanya Jaebum.

Kalau bukan Jinyoung yang lagi ngomong sama Jaebum pasti udah senyam - senyum ngeledek, terus masang muka seneng rencana berhasil. Tapi ini Jinyoung, mukanya biasa aja walau dia udah tepuk tangan dalam hati.

"Ikutlah kan semua 94liner." Kata Jinyoung.

"Okedeh." Tanggapan Jaebum.

"Mau seneng ga usah gengsi. Gua juga tau lo kangen kan sama temen tapi mesra lo itu." Kata Jinyoung.

"Ah lo tuh. Sok tau." Ujar Jaebum sambil senyam senyum.

"Bisa jadi inu kesempatan lo buat ngajak dia ngomong. Gua tau Bum lo care sama Egi. Lo juga keliatan cuek itu dusta."

"Gua emang ga bisa ngebohong ke lo." Kata Jaebum

94 liner udah nunggu di balai. Ada Jackson, Jongin, Hoseok, Jaebum, Sehun sama Jinyoung yang bawa motor. Namjoon, Jinan, Soojung, Wendy, Youngji sama Seulgi yang nebeng. Kecuali Seulgi mereka langsung tag tebengan.

"Gua sama Jongin." Kata Soojung.

"Gua sama Hoseok." Kata Jinan.

"Gua sama Jinyoung" kata Wendy.

"Gua sama Sehun." Kata Namjoon.

"Lo sama Jaebum ya. Kan gua sama Jackson." Kata Youngji.

Seulgi ngerasa dia dijebak. Dia ga dikasih tau buru - buruan nebeng. Yaudahlah karena terlanjur janji mau ikut, Seulgi diboncengin Jaebum.

"Pake helmnya Gi." Kata Jaebum sambil ngasihin helm kuning yang biasa Seulgi pake.

"Iya Bum." Sahut Seulgi.

Setelah sekian lama Seulgi sama Jaebum akhirnya ngomong. Jujur dua - dua nya kangen. Siapa yang ga kangen sih temen deket banget tiba - tiba jauhan. Semesta juga mendukung rencana 94 liner ini. Helm Seulgi susah dilock, jadilah Jaebum yang nolongin dia.

"Susah banget sih." Gerutu Seulgi. Dia mau minta tolong ke Jaebum malu. Anak lain acuhin dia semua. Kampretos kan.

"Sini aku bantu." Kata Jaebum. Dia mendekat ke arah Seulgi. Tangannya benerin posisi helm di kepala Seulgi. Terus dia agak bungkukin badannya. Muka dia depan banget muka Seulgi. Jaraknya cuma 45 cm. Jaebum benerin tali helm dan menguncinya. Terus dia pegangin helm yang udah kekunci itu dan elus - elus helmnya.

Jongin udah siap ledekin, tapi Soojung bekap mulut dia.

"Jangan gangguin biarin mereka berduaan dulu." Kata soojung. Jongin yang petakilan pun bungkam.

Mereka nonton mencar, alasannya biar posisi enak semua. Kembali Seulgi sama Jaebum dipisah berdua. Jaebum seneng sih, tapi Seulginya canggung. Seulgi mau protes, belum juga ngomong anak lain pada langsung masuk studio. Ninggalin dia sama Jaebum.

"Mau beli popcorn ngga ? Kamu biasanya suka yang caramel." Kata Jaebum.

"Iya beli aja. Minumnya milo jangan soda." Ujar Seulgi.

Sepanjang nonton Seulgi sama Jaebum berusaha fokus. Tapi ngga bisa sesekali mereka ngelirik satu sama lain. Cuma ngelirik ngomong ga berani. Pulangnya mereka berdua ditinggal.

"Kok mereka jahat sih." Kata Seulgi.

"Ga tau. Ayo mau kemana ? Makan apa pulang ?" Tanya Jaebum.

"Pu..."

Krubuk!
Bunyi dari perut Seulgi.

"Makan aja kamu lapar. Mau apa ?" Tanya Jaebum.

"Kaepci seberang aja." Jawab Seulgi.

Mereka makan bareng tapi hening. Kalau dulu pasti ramai karena ketawa - tawa atau ngobrol.

"Maaf ya Gi. Kalau ada sikap gua yang bikin lo jadi jauhin gua." Kata Jaebum sebagai cowok dia harus memulai.

"Ga kok Bum. Gua aja yang sensian." Timpal Seulgi.

"Gua ga bisa jauh dari lo."

"Gua juga ga bisa Bum tiba - tiba lo baikin terus lo jutekin. Gua capek. Lo bipolar nya ke gua doang lagi."

"Gi... maafin gua."

"Ga perlu minta maaf lo ga salah."

"Sikap gua yang salah ya Gi. Gua ga akan gitu lagi."

"Gua ga perlu ucapan Bum. Ayo ah pulang udah malem." Ajak Seulgi.

94liner mengira rencana mereka berhasil. Nyatanya pas hari Senin, Jaebum sama Seulgi masih saling menghindar. Mission One : Failed!

BALKONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang